SPJM Dukung Pengurangan Penggunaan Air Tanah Lewat Teknologi SWRO

Senin, 27 Okt 2025 11:58
SPJM Dukung Pengurangan Penggunaan Air Tanah Lewat Teknologi SWRO
SPJM mengelola dan mengoperasikan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di beberapa pelabuhan di wilayah operasional SPJM sebagai alternatif untuk mengurangi penggunaan air tanah. Foto/IST
Comment
Share
MAKASSAR - PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM), salah satu subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang Marine, Equipment, Port Services, Dredging, dan Shipyard (MEPS), terus menunjukkan komitmennya terhadap pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

SPJM berupaya memanfaatkan energi secara efektif dan efisien tanpa mengurangi kualitas pelayanan kepada pengguna jasa. Salah satu langkah nyatanya adalah dengan mengelola dan mengoperasikan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di beberapa pelabuhan di wilayah operasional SPJM sebagai alternatif untuk mengurangi penggunaan air tanah.

Penggunaan air tanah secara berlebihan diketahui dapat menimbulkan berbagai dampak lingkungan, seperti penurunan muka tanah (subsiden), intrusi air laut, penurunan kualitas air, dan kerusakan ekosistem.

Kondisi ini juga dapat memicu risiko lain seperti banjir, kerusakan infrastruktur, air tidak layak konsumsi, serta pengeringan sungai, danau, dan lahan basah yang berpotensi mengancam habitat alami. Selain itu, eksploitasi air tanah berlebihan juga bisa menurunkan kualitas air tanah yang berdampak pada kesehatan dan memperburuk risiko krisis air.

Sebagai bentuk komitmen terhadap penerapan sistem manajemen terpadu, SPJM bersama dua anak perusahaannya—PT Energi Pelabuhan Indonesia (EPI) dan PT Lamong Energi Indonesia (LEGI)—melakukan pengoperasian dan pemeliharaan teknologi SWRO yang telah diterapkan di beberapa pelabuhan.

Teknologi SWRO digunakan untuk proses desalinasi, yakni mengubah air laut menjadi air tawar melalui membran khusus di bawah tekanan tinggi guna memisahkan garam dan kontaminan lainnya. Teknologi ini menjadi solusi alternatif penyediaan air bersih berkelanjutan, terutama di wilayah pesisir dan pulau-pulau terpencil yang sulit mendapatkan sumber air tawar.

SVP Sekretaris Perusahaan SPJM, Tubagus Patrick, menyampaikan saat ini melalui anak perusahaan yang membidangi bisnis port services yaitu EPI dan LEGI, pihaknya telah mengoperasikan fasilitas teknologi SWRO di tiga Pelabuhan yaitu: Tanjung Priok, Pontianak, dan Labuan Bajo dengan kapasitas yang mumpuni yaitu 1.400 m³/hari untuk Tanjung Priok, 800 m³/hari di Pontianak, dan 900 m³/hari di Labuan Bajo.

Selain itu, SPJM juga melakukan pemeliharaan untuk memastikan fasilitas SWRO di pelabuhan-pelabuhan tersebut dapat beroperasi optimal.

"Pemeliharaan yang kami lakukan mulai dari mengganti komponen SWRO (filter dan membran) secara berkala sesuai manual book, pembersihan SWRO secara berkala, pemeriksaan tekanan air dan kebocoran instalasi SWRO, pemeriksaan Total Dissolve Solid (TDS) untuk mengetahui zat (organik & anorganik) yg terlarut dalam air, pemeriksaan dan pembersihan tangki secara berkala,” jelas dia.

Lebih lanjut, Tubagus menambahkan, tentunya dengan manfaat yang sangat signifikan atas penggunaan SWRO ini, SPJM berharap teknologi ini nantinya dapat diperluas penggunaannya di seluruh pelabuhan Indonesia.

"Sehingga tidak hanya pemenuhan kebutuhan air bersih dapat terjamin, namun juga keberlanjutan dan perlindungan ekosistem laut dan infrastruktur dapat lebih terjaga," tutup dia.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru