Opini

Dari Tembok Besar ke Indonesia Emas: Estafet Peradaban yang Tak Terputus

Senin, 10 Nov 2025 17:24
Dari Tembok Besar ke Indonesia Emas: Estafet Peradaban yang Tak Terputus
Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar saat mengunjungi tembok raksasa China. Foto: Istimewa
Comment
Share
Oleh: dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., MD., Ph.D
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI

Lebih dari dua ribu tahun lalu, seorang kaisar muda bernama Qin Shi Huang menorehkan sejarah dengan menyatukan berbagai kerajaan yang berserak di Tiongkok kuno menjadi satu peradaban besar. Ia tidak hanya menyatukan wilayah, tetapi juga menyatukan mimpi dan arah bangsa meletakkan fondasi kokoh bagi kejayaan Tiongkok. Dari tangannya lahirlah Tembok Besar China, bukan sekadar tembok batu, tetapi monumen keteguhan, strategi, dan visi jangka panjang tentang perlindungan dan kedaulatan bangsa.

Pembangunan Tembok Besar China berlangsung lintas generasi dari Dinasti Qin, Han, hingga Ming. Setiap generasi tidak memulai dari nol, tetapi melanjutkan estafet peradaban dengan tekad dan inovasi baru. Inilah yang menjadikan Tembok China simbol kesinambungan, ketekunan, dan semangat kolektif bangsa yang memahami makna legacy.

Indonesia, dengan sejarah dan kekayaan budayanya, sesungguhnya memiliki “Tembok Besar”-nya sendiri bukan dari batu, melainkan dari ide, nilai, dan semangat gotong royong. Setiap era kepemimpinan menorehkan batu bata peradaban: dari perjuangan kemerdekaan, pembangunan nasional, hingga era digital dan kemandirian sains saat ini.

Seperti halnya Tembok Besar, bangsa besar tidak dibangun dalam satu masa atau oleh satu tokoh, melainkan oleh kesinambungan visi antar generasi. Tugas utama kita adalah menjaga arah pembangunan agar tidak terputus, tetapi terus menanjak menjulang dalam ilmu, membumi dalam moral, dan mengakar dalam budaya.

Dalam konteks Indonesia modern, Presiden Prabowo Subianto melanjutkan semangat estafet peradaban itu dengan visi besar Indonesia Emas 2045. Di tengah perubahan global yang cepat, beliau meneguhkan arah kebijakan untuk melanjutkan pembangunan strategis seperti Ibu Kota Nusantara (IKN), kemandirian pangan dan energi, serta transformasi sains dan teknologi nasional.

Seperti Tembok Besar yang menjadi benteng sekaligus simbol kemajuan, Prabowo meletakkan fondasi ketahanan nasional berbasis kemandirian, serta membangun human capital unggul yang siap menghadapi tantangan global. Kepemimpinan beliau melanjutkan apa yang telah dirintis generasi sebelumnya, seraya menyiapkan generasi penerus agar siap melanjutkan tongkat estafet menuju kejayaan Indonesia.

Sebagai lembaga yang mengawal keamanan dan mutu obat serta pangan, BPOM RI turut menjadi bagian dari “tembok” perlindungan bangsa. Melalui kebijakan yang adaptif, berbasis sains, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, BPOM berperan sebagai penjaga kualitas kehidupan dan katalis inovasi nasional.

Spirit yang sama dari Tembok China hingga Indonesia Emas 2045 adalah keteguhan membangun sistem yang melampaui waktu, memastikan generasi mendatang menikmati hasil dari kerja keras hari ini. Seperti batu demi batu di Tembok Besar, kebijakan dan inovasi hari ini akan menjadi pijakan bagi masa depan bangsa.

Tembok Besar China mengajarkan bahwa kejayaan tidak datang dari kekuatan semata, melainkan dari kesinambungan visi dan kesatuan tekad. Demikian pula Indonesia hari ini, berada di era penting untuk menenun kembali jati diri dan arah peradaban melalui kolaborasi lintas sektor akademisi, bisnis, dan pemerintah (ABG synergy).

Dalam tangan pemimpin yang visioner dan bangsa yang bersatu, Spirit Qin Shi Huang menemukan gaungnya di Nusantara: membangun bukan untuk satu masa, tetapi untuk selamanya.

Dan dari semangat itu, Prabowo Subianto menyalakan obor estafet peradaban menuju Indonesia Emas 2045 bangsa yang kuat, berdaulat, dan berkeadaban tinggi di panggung dunia.
(UMI)
Berita Terkait
Makassar dan Makna Menjadi Pahlawan Hari Ini
News
Makassar dan Makna Menjadi Pahlawan Hari Ini
SETIAP tanggal 10 November, bangsa ini berhenti sejenak: mengenang mereka yang pernah berani berkata bahwa kemerdekaan lebih berharga daripada hidup itu sendiri. Hari Pahlawan bukan hanya ruang untuk menundukkan kepala
Senin, 10 Nov 2025 15:02
Ketika Digitalisasi Menumbuhkan Empati Kolektif
News
Ketika Digitalisasi Menumbuhkan Empati Kolektif
Kasus penculikan Bilqis menjadi contohnya. Dalam hitungan jam, rekaman CCTV menyebar ke ribuan warga. Netizen tidak menunggu perintah; mereka ikut menyelidik, berbagi informasi, mengawasi, dan mendoakan.
Minggu, 09 Nov 2025 19:21
Luwu Timur Memanggil Jakarta, Saatnya Negara Hadir dengan Bandara Komersial yang Layak
News
Luwu Timur Memanggil Jakarta, Saatnya Negara Hadir dengan Bandara Komersial yang Layak
DARI jantung peradaban Luwu Raya yang legendaris, di antara pegunungan hijau dan air jernih Danau Matano yang menakjubkan, muncul satu suara kuat dari masyarakat: “Kami tidak minta istana, kami hanya ingin pintu langit yang membuka masa depan!”
Minggu, 02 Nov 2025 19:07
BPOM Kawal Instalasi Farmasi Sinergi Pertahanan dan Kesehatan Demi Kedaulatan Obat Nasional
News
BPOM Kawal Instalasi Farmasi Sinergi Pertahanan dan Kesehatan Demi Kedaulatan Obat Nasional
Kepala BPOM RI, Prof Taruna Ikrar melakukan kunjungan strategis ke Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman di Bintaro, Jakarta Selatan, Selasa (14/10/2025).
Selasa, 14 Okt 2025 21:43
Pesantren Runtuh: Iman Yang Kuat, Konstruksi yang Rapuh
News
Pesantren Runtuh: Iman Yang Kuat, Konstruksi yang Rapuh
Pada tahun ke-4 Hijriah, 70 sahabat Nabi Muhammad SAW yang hafal Al-Qur’an gugur di Bir Ma’unah setelah dikhianati dalam perjalanan dakwah. Dalam sejarah Islam Indonesia, tragedi serupa tercatat dalam penyerangan pesantren dan pembunuhan ulama oleh PKI.
Senin, 06 Okt 2025 23:58
Berita Terbaru