Tim Pengabdi UMI dan Megarezky Edukasi Kesehatan Produk Olahan Daun Kelor

Tim Sindomakassar
Jum'at, 28 Jul 2023 08:09
Tim Pengabdi UMI dan Megarezky Edukasi Kesehatan Produk Olahan Daun Kelor
Suasana kegiatan edukasi dosen Pengabdi UMI dan Universitas Megarezky, tingkatkan kapasitas Kelompok Kader Kesehatan dan Kelompok Karang Taruna Bukit Kemuning untuk menjadikan Desa Pucak. Foto: Istime
Comment
Share
MAROS - Tim Pengabdi Universitas Muslim Indonesia berkolaborasi dengan dosen Pengabdi Universitas Megarezky, tingkatkan kapasitas Kelompok Kader Kesehatan dan Kelompok Karang Taruna Bukit Kemuning untuk menjadikan Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.

Hal ini dilakukan sebagai desa sehat sentra edukasi kesehatan ibu dan anak berbasis integrasi sistem teknologi virtual reality dan diversifikasi, produk olahan daun kelor melalui kegiatan Pemberdayaan Desa Binaan (PDB).



Kegiatan Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) ini dilakukan oleh Tim Pengabdi yang terdiri dari Dr Yusriani (Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat) Dr Ir Ida Rosada, (Dosen Fakultas Pertanian), Dr dr Muh Khidri Alwi, (Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat), Dr Rika Handayani, (Dosen Universitas Meharezky), dan dosen ahli bidang ilmu komputer Ir. Syahrul Mubarak Abdullah. Serta berkolaborasi dengan alumni dan mahasiswa dari Program Sarjana Kesehatan Masyarakat, Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat dan mahasiswa Sarjana Ilmu Komputer UMI.

Ketua Tim Pengabdi Yusriani, mengatakan kegiatan PDB ini mendapatkan Bantuan Pendanaan dari Direktorat Riset, Teknolog, dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Teknologi. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Tahun 2023 dan telah disosialisasikan kepada pemerintah serta masyarakat Kelompok Kader Kesehatan.

"Termasuk kelompok Karang Taruna Bukit Kemuning untuk menjadikan Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros," kata dia.

Dirinya menjelaskan, Kegiatan Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) diikuti oleh 40 orang masyarakat yang merupakan anggota Kelompok Kader Kesehatan, dan Kelompok Karang Taruna Bukit Kemuning Desa Pucak.

"Antusiasme peserta PDB sangat tinggi karena program ini merupakan kegiatan perdana yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Desa Pucak khususnya dalam mencegah dan menaggulangi kasus stunting," jelasnya.

Hari pertama adalah pemaparan materi mengenai profil dan permasalahan kesehatan yang dialami oleh mitra yang dibawakan langsung oleh Ketua Tim Pengabdi Universitas Muslim Indonesia, yang telah berpengalaman menjadi fasilitator dan mentor berbagai kegiatan pengabdian.

Lebih dalam Yusriani, mengatakan bahwa Kesehatan ibu dan anak masih menjadi permasalahan utama kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Desa Pucak kata dia, merupakan salah satu desa binaan Universitas Muslim Indonesia di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros yang memiliki banyak masalah di bidang Pendidikan dan Kesehatan Ibu dan Anak. "Program kesehatan ibu dan anak (KIA) khususnya pemberian edukasi kesehatan di Desa Pucak belum berjalan dengan baik sehingga kasus stunting mengalami penurunan," katanya.

Desa Pucak juga katanya, memiliki Potensi Sumber Daya Manusia seperti kader dan karang taruna, dan Sumber Daya Alam Yang Dihasilkan Dari Tanaman Kelor yang sangat melimpah dan tumbuh subur di lahan/pekarangan rumah masyarakat.

Diketahui Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan dilaksanakan selama 4 hari 22-25 Juli 2023. Anggota tim PKM yaitu Dr Muh. Khidri Alwi, membahas tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Stunting melalui metode ceramah, diskusi, dan praktek, sehingga melalui kegiatan ini pengetahuan, sikap dan keterampilan Kelompok Kader Kesehatan dan Kelompok Karang Taruna Bukit Kemuning Desa Pucak dapat lebih ditingkatkan.



Sementara Dr Rosada membahas tentang manfaat daun kelor melalui metode ceramah, diskusi, dan praktek. Sehingga pemahaman mitra dalam pemanfaatan daun kelor semakin meningkat.

Pada kegiatan PDB dilakukan praktik pengolahan daun kelor menjadi panada isian daun kelor, diversifikasi Produk Olahan Daun Kelor merupakan sebuah inovasi yang dapat mencegah kejadian stunting, karena daun kelor mengandung zat gizi tinggi. Praktik ini diharapkan melengkapi kapasitas masyarakat setempat dalam melakukan langkah pencegahan stunting dengan pemanfaatan daun kelor yang banyak tumbuh di sekitar lingkungan masyarakat setempat.
(GUS)
Berita Terkait
Berita Terbaru