Kekeringan dan Angin Kencang Landa Wilayah Selatan dan Barat Sulsel

Gusti Ridani
Selasa, 12 Sep 2023 18:52
Kekeringan dan Angin Kencang Landa Wilayah Selatan dan Barat Sulsel
Kekeringan dan angin kencang melanda wilayah Selatan dan Barat Sulsel hingga beberapa hari mendatang. Foto/Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Musim kemarau akibat fenomena El Nino dibarengi dengan angin kencang di Sulsel terpantau akan terjadi hingga lima hari ke depan. Angin kencang terjadi mulai kemarin (11/9) hingga (14/9) mendatang.

Plh Sub Koordinator Pelayanan Jasa BMKG Wilayah IV, Rizky Yudha, mengatakan pantauan satelit wilayah Selatan dan Barat Sulsel ada peningkatan kecepatan angin. Angkanya berkisar 20 hingga 30 25 knots.

"Memang untuk beberapa hari ke depan, kami prediksi ada peningkatan kecepatan angin di wilayah Selatan dan Barat Sulsel," ujarnya, Selasa (12/9/23).

Kecepatan angin tersebut bukan hanya berdampak pada sekitaran pesisir akan tetapi juga berimbas di daratan. Namun kecepatan angin tersebut tidak terjadi disepanjang waktu. "Hal ini patut diwaspadai akan menimbulkan patahnya tangkai pohon, karena bertepatan dengan puncak musim kemarau," kata Rizky.

Rizky Yudha menuturkan musim kemarau di sebagian wilayah Sulsel masih akan berlanjut hingga November. Juga, kemarau tahun ini akan lebih kering dari periode yang sama tahun lalu.

Puncak musim kemarau diprediksi ada kenaikan suhu satu hingga dua derajat. Kemudian akan kembali normal ketika memasuki musim hujan pada November.

Sementara itu, dibeberapa wilayah di Sulsel telah merasakan dampak kekeringan akibat El Nino. Salah satunya Kabupaten Gowa, hal tersebut diakui Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan saat menghadiri rapat penanganan inflasi di Kantor Gubernur Sulsel.

"Kekeringan pasti, karena dampak dari El-Nino. Terkahir kita hujan di Juli, jadi sejak itu sampai September tidak ada hujan bahkan suhu panasnya juga melebihi tahun-tahun sebelumnya sehingga dampak kekeringan itu terjadi dimana-mana," jelas Adnan.

Pihaknya pun telah melakukan antisipasi salah satunya dengan mengidentifikasi lahan-lahan produktif untuk meningkatkan produktivitas lahan yang terdampak kekeringan. Selain itu, ia akan memetakan titik lokasi kekeringan dan bekerjasama dengan pihak terkait untuk membangun sumur bor di lokasi terdampak kekeringan yang cukup tinggi.

"Dan sudah diperintahkan PJ Gubernur untuk para kepala daerah untuk segera memakai BTT (Biaya Tak Terduga) untuk membuat sumur Bor," ungkapnya.

Adapun lokasi pasti wilayah yang terdampak kekeringan, kata Adnan, yakni di Bajeng, Bontonompo, daerah tinggi seperti Mamuju, Pattallassang.

Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani mengaku hingga saat ini wilayahnya masih dalam status aman dari fenomena El Nino. Hanya saja, wilayah pegunungan di Luwu Utara sedikit terdampak, pasalnya wilayah tersebut mengandalkan air hujan untuk pertanian. Hal ini yang membuat dirinya khawatir dapat menyebabkan produktivitas padi berkurang ke depannya.

"Dampaknya mungkin lebih berpengaruh Kedepannya, karena produksi padi yang akan menurun karena kurangnya air. Ini yang perlu diantisipasi," ungkap Indah.

"Sudah disampaikan juga terkait kekeringan, ada pompanisasi. Tapi untuk beberapa daerah pompanisasi hanya menyelesaikan spot tertentu, tapi tidak untuk wilayah lainnya. Jadi nanti, ada assessment terkait kebutuhan," pungkasnya.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru