Kekeringan di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan turut berdampak pada sektor pertanian. Tercatat ada 17 ribu hektare lebih atau 68.82 persen sawah warga yang tak bisa ditanami padi hingga saat ini.

Selama tiga bulan terakhir, delapan desa di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, telah mengalami kekeringan yang parah. Berdampak terhadap 16.169 jiwa yang kesulitan mengakses air bersih.

Puluhan hektare (Ha) lahan sawah milik warga di Kecamatan Pa'jukukang dan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng gagal panen. Hal ini disebabkan kekeringan akibat kemarau selama beberapa bulan terakhir.

Pemprov Sulsel melalui BPBD bekerjasama Mabes TNI, BRIN, dan BMKG, telah melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), untuk menyiasati kekeringan ekstrem.

Saat ini beberapa wilayah di Sulawesi Selatan, tak terkecuali Kota Makassar mengalami kekeringan sehingga mengakibarkan krisis air akibat kemarau yang berkepanjangan.

Bumi Karsa melalui proyek Pengendalian Banjir Kali Bekasi Paket 6 melakukan aksi CSR dengan membagikan air bersih di Desa Sukamekar, Kabupaten Bekasi.

Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan mengapresiasi Bantuan Fasilitas Umum (Fasum) Sumur Bor dan Tower Air Bersih "Polisi Panrita" dari Polri bagi masyarakat.

Sebanyak 100 ribu jiwa di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan kesulitan mendapatkan air bersih.

Kekeringan di Kabupaten Maros semakin meluas yang mengakibatkan krisis air bersih. Kekeringan kini tidak hanya melanda daerah pesisir, tapi hampir seluruh wilayah.

Bupati Pinrang, Andi Irwan Hamid mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan antisipasi dalam menghadapi El Nino yang berdampak pada kekeringan.

Pemprov Sulsel mulai menyalurkan bantuan pompa air ke wilayah pertanian yang masuk dalam kategori zona kuning (perlu penanganan) dampak El Nino.

Sudah empat bulan warga Desa Tupabiring, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros mengalami krisis air bersih. Saat ini warga ada yang memanfaatkan air empang.

Musim kemarau akibat fenomena El Nino dibarengi dengan angin kencang di Provinsi Sulawesi Selatan terpantau akan terjadi hingga lima hari ke depan.

Kemarau panjang sebagai dampak fenomena El Nino diprediksi masih akan terjadi hingga Januari 2024 mendatang. Kondisi itu menimbulkan banyak ancaman di berbagai bidang.

Sejumlah petambak di Dusun Sabanga, Desa Bonto Bahari, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros memilih mengalihfungsikan lahan tambaknya untuk produksi garam.