Dukung Pemerintah Tetapkan Awal Ramadan, LDII Sulsel Ikut Pantau Hilal di GTC Makassar
Selasa, 12 Mar 2024 10:17

Tim Rukyatul Hilal LDII Sulsel mengikuti pemantauan hilal penentuan 1 Ramadan 1445 Hijriah di rooftop Mall GTC Makassar, atas undangan Kemenag Sulsel. Foto/Istimewa
MAKASSAR - Tim Rukyatul Hilal Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengikuti pemantauan hilal penentuan 1 Ramadan 1445 Hijriah di rooftop Mall GTC, Jalan Metro Tanjung Bunga, Kota Makassar, Minggu (10/3/2024) lalu.
Hadir Ketua DPW LDII Sulsel Abri MP, Mujahidin, Hatta Tohuri, Ilmaddin Husain, dan mahasiswa Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Al-Mukhkis Makassar. Pemantauan ini digelar oleh Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun keikutsertaan LDII atas undangan Kementerian Agama.
Hadir dalam pemantauan yakni Tim Rukyatul Hilal LDII Sulsel, Ketua MUI Sulsel, Plt Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Kepala BMKG Wilayah IV Makassar, Kepala Badan Rukyatul Hilal, tim bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kementerian Agama Provinsi Sulsel, Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama Sulsel, dan BMKG Gowa.
Ketua DPW LDII Sulsel, Abri, mengatakan LDII menggelar Rukyatul Hilal sebanyak 73 titik yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. "Ini merupakan bagian program LDII dalam upaya mendukung pemerintah dalam penentuan awal Ramadan," kata dia.
Pada pemantauan ini, Abri mengatakan ketinggian hilal saat itu belum terlihat. "Posisi hilal saat ini masih dibawah 3 derajat yakni 0,361 derajat dengan sudut elongasi 1,61 derajat, ini masih sangat jauh dari kriteria MABIMS yaitu posisi bulan dapat diamati saat berada di ketinggian minimal 3 derajat di atas ufuk dengan sudut elongasi 6,4 derajat," katanya.
Olehnya itu, pemerintah pada akhirnya menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret. Keputusan itu berbeda dengan Muhammadiyah yang menetapkan awal puasa lebih cepat yakni Senin, 11 Maret.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Ali Yafid, pada kesempatan itu menyebut berdasarkan pantauan bersama, hilal masih berada di posisi 0 derajat lewat menit. Sementara, berdasarkan hasil pengamatan hilal oleh Badan Hisab Rukyat Sulsel, hilal berada di 0 derajat lewat 4 menit.
"Cuaca agak mendung makanya ada dua penjelasan dari BMKG dan Badan Hisab Rukyat Sulsel dengan keilmuannya masing-masing. BMKG menyatakan posisi hilal 0 derajat 2 menit. Kalau dari Badan Hisab Rukyat 0 derajat 4 menit. Beda putusan karena beda tempat mengambil keputusan. Kalau BMKG di sini, Badan hisab di tengah kota," ucap Ali Yafid.
Ali Yafid menyebut dengan kondisi seperti itu, hilal tidak dapat terlihat. Apalagi ditambah dengan cuaca yang tidak terlalu mendukung.
Dia pun mengimbau agar masyarakat saling bertenggang rasa meski beda pilihan soal awal 1 Ramadan 1445 Hijriyah. Dia menyebut perbedaan itu tak perlu dibesar-besarkan.
"Kalupun ada perbedaan nanti kita sebagai umat beragama kita saling menghargai dan menghormati karena penentuan ini mungkin beda penentuan 1 Syawal sehingga perbedaan 1 Syawal," tukasnya.
Hadir Ketua DPW LDII Sulsel Abri MP, Mujahidin, Hatta Tohuri, Ilmaddin Husain, dan mahasiswa Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Al-Mukhkis Makassar. Pemantauan ini digelar oleh Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun keikutsertaan LDII atas undangan Kementerian Agama.
Hadir dalam pemantauan yakni Tim Rukyatul Hilal LDII Sulsel, Ketua MUI Sulsel, Plt Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Kepala BMKG Wilayah IV Makassar, Kepala Badan Rukyatul Hilal, tim bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kementerian Agama Provinsi Sulsel, Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama Sulsel, dan BMKG Gowa.
Ketua DPW LDII Sulsel, Abri, mengatakan LDII menggelar Rukyatul Hilal sebanyak 73 titik yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. "Ini merupakan bagian program LDII dalam upaya mendukung pemerintah dalam penentuan awal Ramadan," kata dia.
Pada pemantauan ini, Abri mengatakan ketinggian hilal saat itu belum terlihat. "Posisi hilal saat ini masih dibawah 3 derajat yakni 0,361 derajat dengan sudut elongasi 1,61 derajat, ini masih sangat jauh dari kriteria MABIMS yaitu posisi bulan dapat diamati saat berada di ketinggian minimal 3 derajat di atas ufuk dengan sudut elongasi 6,4 derajat," katanya.
Olehnya itu, pemerintah pada akhirnya menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret. Keputusan itu berbeda dengan Muhammadiyah yang menetapkan awal puasa lebih cepat yakni Senin, 11 Maret.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Ali Yafid, pada kesempatan itu menyebut berdasarkan pantauan bersama, hilal masih berada di posisi 0 derajat lewat menit. Sementara, berdasarkan hasil pengamatan hilal oleh Badan Hisab Rukyat Sulsel, hilal berada di 0 derajat lewat 4 menit.
"Cuaca agak mendung makanya ada dua penjelasan dari BMKG dan Badan Hisab Rukyat Sulsel dengan keilmuannya masing-masing. BMKG menyatakan posisi hilal 0 derajat 2 menit. Kalau dari Badan Hisab Rukyat 0 derajat 4 menit. Beda putusan karena beda tempat mengambil keputusan. Kalau BMKG di sini, Badan hisab di tengah kota," ucap Ali Yafid.
Ali Yafid menyebut dengan kondisi seperti itu, hilal tidak dapat terlihat. Apalagi ditambah dengan cuaca yang tidak terlalu mendukung.
Dia pun mengimbau agar masyarakat saling bertenggang rasa meski beda pilihan soal awal 1 Ramadan 1445 Hijriyah. Dia menyebut perbedaan itu tak perlu dibesar-besarkan.
"Kalupun ada perbedaan nanti kita sebagai umat beragama kita saling menghargai dan menghormati karena penentuan ini mungkin beda penentuan 1 Syawal sehingga perbedaan 1 Syawal," tukasnya.
(TRI)
Berita Terkait

News
Tunjangan Insentif Guru Bukan ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025
Kementerian Agama akan menyalurkan tunjangan insentif bagi Guru Bukan Aparatur Sipil Negara (GBASN) pada Juni 2025. Tunjangan insentif tersebut merupakan bentuk komitmen Presiden Prabowo Subianto
Rabu, 07 Mei 2025 21:00

Ekbis
OJK, BI & Kemenag Edukasi Bahaya Judi Online hingga Penipuan Haji-Umrah
Kegiatan tersebut diikuti oleh 140 peserta, terdiri dari anggota Dewan Kerajinan Nasional Daerah Sulawesi Selatan, pelaku UMKM, anggota majelis taklim, serta masyarakat umum.
Jum'at, 02 Mei 2025 19:26

Ekbis
Sinergi LDII Sulsel & Kodam XIV/Hasanuddin: Edukasi Anti-Narkoba hingga Cegah Stunting
Pengurus DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulsel melakukan audiensi dengan Panglima Kodam (Pangdam) XIV/Hasanuddin di Markas Kodam XIV/Hasanuddin.
Rabu, 30 Apr 2025 22:25

News
Dorong Peningkatan Kapasitas Pengurus, LDII Sulsel Gelar Konsolidasi
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar Konsolidasi Organisasi secara daring melalui Zoom, Sabtu (26/4/2025).
Senin, 28 Apr 2025 16:07

News
LAZ Hadji Kalla Jadi yang Pertama Perpanjang Izin Lewat SIMZAT
Uniknya, LAZ Hadji Kalla menjadi LAZ nasional pertama yang melakukan proses perpanjangan izin melalui platform digital Sistem Informasi Zakat (SIMZAT).
Minggu, 27 Apr 2025 17:06
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Dosen Penguji Diduga Lakukan Pembajakan Tesis Alumni PPs UNM
2

Appi Kini Sasar Ajatappareng, Kian Mantap Hadapi Musda Golkar Sulsel
3

Mantan Pemain PSM All Star Dorong RTQ Pimpin Asprov PSSI Sulsel
4

Antisipasi Banjir, Pemkab Maros Lakukan Pengerukan Sungai
5

Transformasi Pertanian Jadi Kado Istimewa Mentan Amran di HUT Luwu Timur ke-22
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Dosen Penguji Diduga Lakukan Pembajakan Tesis Alumni PPs UNM
2

Appi Kini Sasar Ajatappareng, Kian Mantap Hadapi Musda Golkar Sulsel
3

Mantan Pemain PSM All Star Dorong RTQ Pimpin Asprov PSSI Sulsel
4

Antisipasi Banjir, Pemkab Maros Lakukan Pengerukan Sungai
5

Transformasi Pertanian Jadi Kado Istimewa Mentan Amran di HUT Luwu Timur ke-22