Antusiasme Puluhan Siswa SD Islam Athirah Ikuti Ujian Kenaikan Tingkat Taekwondo

Sabtu, 18 Jan 2025 12:13
Antusiasme Puluhan Siswa SD Islam Athirah Ikuti Ujian Kenaikan Tingkat Taekwondo
Sebanyak 100 peserta klub taekwondo Floating Feather mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (Geup) di Sekolah Islam Athirah, Jalan Kajaolalido, Kota Makassar, pada Sabtu (18/1/2025). Foto/Tri Yari K
Comment
Share
MAKASSAR - Sebanyak 100 peserta klub taekwondo Floating Feather mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (Geup) di Sekolah Islam Athirah, Jalan Kajaolalido, Kota Makassar, pada Sabtu (18/1/2025). Nah, separuh di antaranya yakni 56 taekwondoin merupakan siswa SD Islam Athirah 1 Makassar.

Para taekwondoin tampak antusias mengikuti ujian kenaikan tingkat. Mereka mengikuti setiap tahapan maupun instruksi dari penguji, mulai dari memperlihatkan jurus wajib hingga penilaian Ho Sin Sul. Para taekwondoin juga mendapatkan support dari orang tua maupun wali yang hadir mendampingi.

Ketua panitia sekaligus Ketua Klub Taekwondo Floating Feather Tingkat Sulsel, Asriuddin, menjelaskan total ada 100 taekwondoin dari berbagai dojang yang mengikuti kegiatan ini. Mayoritas berasal dojang SD Islam Athirah yang jumlahnya mencapai puluhan orang.

"Totalnya 100 peserta, dimana 56 taekwondoin di antaranya adalah siswa Sekolah Islam Athirah," kata Asriuddin, kepada SINDO Makassar.

Ujian kenaikan tingkat dalam olahraga taekwondo dapat diselenggarakan oleh pengurus provinsi maupun internal klub. Untuk sabuk putih, kuning, biru hingga merah biasanya rutin diselenggarakan setiap tiga bulan. Adapun untuk sabuk hitam biasa jeda waktunya lebih lama yakni hingga enam bulan.

Untuk ujian kenaikan tingkat kali ini digelar oleh internal klub. Kebanyakan merupakan pemegang sabuk kuning mencapai 40-an orang. Disusul oleh pemegang sabuk putih sekitar 21 dan sisanya adalah pemegang sabuk hijau, biru, dan merah.

Klub taekwondo Floating Feather untuk di Makassar sendiri memiliki enam dojang. Dua di antaranya di Sekolah Islam Athirah yakni tingkat SD dan SMP. Dojang lainnya ada di Panti Asuhan Nahdiyat, Bina Marga, Sekolah Inklusi Cendekia Berseri, dan wilayah Malengkeri.

Dalam ujian kenaikan tingkat kali ini, Asriuddin menyampaikan ada beberapa indikator penilaian. Mulai dari jurus wajib, tendangan wajib, gerakan tangan wajib, dan Ho Sin Sul. Tiap sabuk, ujiannya tentu berbeda karena ada teknik tersendiri.

"Bahkan, untuk sabuk yang tinggi sudah ada semi sparring atau tanding arena," ungkapnya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan Keagamaan SD Islam Athirah 1 Makassar, Jamaluddin Mukhlis, menyampaikan animo siswa di sekolahnya untuk mengikuti ekstrakurikuler taekwondo cukup tinggi. Terdaftar kurang lebih 80-an siswa SD yang ikuti ekstrakurikuler taekwondo.

Nah, untuk ujian kenaikan tingkat kali ini hanya sekitar 56 taekwondoin dari SD Islam Athirah Makassar yang berpartisipasi. Toh, mereka yang mengikuti ujian kenaikan tingkat telah terlebih dulu dinilai kesiapannya oleh pelatih.

Lebih lanjut, latihan taekwondo di Sekolah Islam Athirah dilaksanakan minimal dua kali sepekan. Tapi, para taekwondoin dapat mengikuti latihan lebih di dojang lain.

Sejauh ini, para taekwondoin dari Sekolah Islam Athirah telah mengukir banyak prestasi. Mereka kerap mengikuti kompetisi, baik tingkat klub, lokal atau kota/provinsi hingga nasional. Terakhir, sejumlah taekwondoin dari Athirah ikut kompetisi tingkat nasional Unhas Cup dan berhasil meraih medali emas.

"Ektrakurikuler taekwondo di Athirah sudah berjalan kurang lebih dua tahun. Animo siswa cukup tinggi dan ini sudah cukup banyak mengukir prestasi," katanya.

Diakuinya cukup banyak ekstrakurikuler olahraga bela diri di SD Islam Athirah 1 Makassar. Selain taekwondo, juga ada karate dan anggar. Untuk cabang olahraga lain, ada futsal, basket, dan panahan.

Lebih lanjut, Jamaluddin menyampaikan dalam ekstrakurikuler taekwondo, yang menarik adalah siswa tidak sekadar belajar jurus bela diri dan mengejar prestasi pada kompetisi. Mereka juga diajarkan mengenai nilai-nilai sosial, dimana mereka kadang memberi bantuan maupun berinteraksi dengan dojang lain yang ada di panti asuhan maupun sekolah inklusi.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru