Ratusan Petugas Pintu Air Luwu Timur Tuntut Kesetaraan, Nasib Tak Kunjung Diperhatikan
fitra budin
Kamis, 26 Sep 2024 17:13
Melalui tiga perwakilannya, mereka menggelar konferensi pers di Warkop Regency, Puncak Indah, Malili, pada Kamis (26/9). Foto: Fitra Budin
LUWU TIMUR - Ratusan petugas pintu air pengairan persawahan di Luwu Timur akhirnya mengadu kepada media setelah perjuangan panjang mereka untuk perubahan nasib tak kunjung membuahkan hasil.
Melalui tiga perwakilannya, mereka menggelar konferensi pers di Warkop Regency, Puncak Indah, Malili, pada Kamis (26/09/2024). Mereka berharap suaranya bisa didengar lebih luas.
Widodo, salah satu perwakilan dari UPTD Kalaena, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah yang seolah menutup mata terhadap nasib mereka. "Kami sudah memperjuangkan nasib kami, mulai dari pemerintah kabupaten, provinsi, hingga pusat, tapi selalu diabaikan," keluhnya.
Perjuangan ini, menurut Widodo, bukanlah hal baru. Sejak 2005, para petugas pintu air telah berupaya menyampaikan aspirasi mereka ke berbagai level pemerintahan, termasuk Pemkab Luwu Timur dan Pemprov Sulsel, namun semua upaya itu tak pernah menghasilkan apa pun kecuali janji-janji kosong.
"Kami ini ujung tombak pertanian di Sulawesi Selatan, termasuk di Luwu Timur. Kami yang memastikan ketahanan pangan tetap terjaga. Tapi kenapa hak-hak kami tidak diperhatikan?" serunya dengan nada kecewa.
Petugas pintu air di Luwu Timur menginginkan kesetaraan dan hak yang sama, termasuk diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau Aparatur Sipil Negara (ASN).
Mereka merasa dianaktirikan karena unit kerja lain telah diberikan kesempatan, namun petugas pintu air yang memegang peran vital justru diabaikan.
"Beberapa tahun lalu kami diminta mengumpulkan berkas, dijanjikan akan ada perubahan. Tapi itu hanya manis di mulut. Sampai hari ini, tak ada kabar kelanjutan. Seolah nasib kami tertelan bumi," tambah Widodo dengan nada kesal.
Perjuangan ratusan petugas pintu air ini tak hanya soal pekerjaan mereka, tapi juga terkait dengan ketahanan pangan di Sulawesi Selatan, yang mereka anggap akan terancam jika nasib mereka terus dibiarkan tanpa kepastian.
Kini, mereka berharap bahwa suara mereka yang disampaikan melalui media akan membuka mata pemerintah dan memberi perhatian yang layak terhadap tuntutan mereka. Namun, apakah perjuangan panjang ini akan membuahkan hasil, atau hanya menjadi janji-janji kosong yang lain? Masyarakat Luwu Timur menunggu jawabannya.
Melalui tiga perwakilannya, mereka menggelar konferensi pers di Warkop Regency, Puncak Indah, Malili, pada Kamis (26/09/2024). Mereka berharap suaranya bisa didengar lebih luas.
Widodo, salah satu perwakilan dari UPTD Kalaena, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah yang seolah menutup mata terhadap nasib mereka. "Kami sudah memperjuangkan nasib kami, mulai dari pemerintah kabupaten, provinsi, hingga pusat, tapi selalu diabaikan," keluhnya.
Perjuangan ini, menurut Widodo, bukanlah hal baru. Sejak 2005, para petugas pintu air telah berupaya menyampaikan aspirasi mereka ke berbagai level pemerintahan, termasuk Pemkab Luwu Timur dan Pemprov Sulsel, namun semua upaya itu tak pernah menghasilkan apa pun kecuali janji-janji kosong.
"Kami ini ujung tombak pertanian di Sulawesi Selatan, termasuk di Luwu Timur. Kami yang memastikan ketahanan pangan tetap terjaga. Tapi kenapa hak-hak kami tidak diperhatikan?" serunya dengan nada kecewa.
Petugas pintu air di Luwu Timur menginginkan kesetaraan dan hak yang sama, termasuk diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau Aparatur Sipil Negara (ASN).
Mereka merasa dianaktirikan karena unit kerja lain telah diberikan kesempatan, namun petugas pintu air yang memegang peran vital justru diabaikan.
"Beberapa tahun lalu kami diminta mengumpulkan berkas, dijanjikan akan ada perubahan. Tapi itu hanya manis di mulut. Sampai hari ini, tak ada kabar kelanjutan. Seolah nasib kami tertelan bumi," tambah Widodo dengan nada kesal.
Perjuangan ratusan petugas pintu air ini tak hanya soal pekerjaan mereka, tapi juga terkait dengan ketahanan pangan di Sulawesi Selatan, yang mereka anggap akan terancam jika nasib mereka terus dibiarkan tanpa kepastian.
Kini, mereka berharap bahwa suara mereka yang disampaikan melalui media akan membuka mata pemerintah dan memberi perhatian yang layak terhadap tuntutan mereka. Namun, apakah perjuangan panjang ini akan membuahkan hasil, atau hanya menjadi janji-janji kosong yang lain? Masyarakat Luwu Timur menunggu jawabannya.
(UMI)
Berita Terkait
Sulsel
Relawan Terbesar Pilkada 2020, Sederek Resmi Alihkan Dukungan ke Ibas-Puspa di Lutim
Sederek merupakan relawan terbesar yang sebelumnya menjadi motor utama dalam mendukung pasangan Husler-Budiman pada Pilkada 2020, kini resmi mengalihkan dukungan mereka kepada pasangan Irwan Bahcri Syam-Puspawati Husler (Ibas-Puspa)
Kamis, 26 Sep 2024 20:07
Sulsel
Pjs Bupati Jayadi Nas Tekankan ASN Luwu Timur Harus Netral di Pilkada 2024
Pjs Bupati Lutim, Jayadi Nas saat memimpin Apel Pagi guna bersilaturahmi dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, yang berlangsung di Halaman Kantor Badan Pendapatan Daerah pada Kamis (26/09/2024).
Kamis, 26 Sep 2024 14:57
Sulsel
Kampanye Perdana, Puspawati Husler Disambut Air Mata Bahagia Oleh Emak-emak
Calon Wakil Bupati (Cawabup) Luwu Timur, Puspawati Husler saat ini mulai melakukan kampanye perdana di Kecamatan Tomoni Timur pada Rabu 25 September 2024.
Rabu, 25 Sep 2024 11:45
Sulsel
Tiga Kades di Wotu Diduga Korupsi, Polisi Sebut Statusnya Sudah Ditingkatkan
Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) melalui unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Mapolres Luwu Timur telah memeriksa sebanyak tiga orang Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur.
Rabu, 25 Sep 2024 10:43
Sulsel
Bawaslu Lutim Pastikan Proses Berjalan Transparan saat Penetapan Nomor Urut Paslon
Ketua Bawaslu Luwu Timur, Pawennari bersama anggota Sukmawati Suaib menghadiri Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Luwu Timur dalam Pemilihan Serentak 2024.
Senin, 23 Sep 2024 19:27
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Ratusan Petugas Pintu Air Luwu Timur Tuntut Kesetaraan, Nasib Tak Kunjung Diperhatikan
2
Kepala Desa Tak Netral saat Pilkada Serentak Dijerat Pidana Pemilu
3
Komunitas & Relawan Siap Menangkan Sehati di Pilwalkot Makassar 2024
4
Survei Pilkada Selayar September 2024: Natsir-Muhtar 44,88%, Ady-Suwadi 28,05%
5
Paslon AMAN Siapkan 3 Program Air Bersih untuk Atasi Krisis Air di Makassar
6
Relawan Terbesar Pilkada 2020, Sederek Resmi Alihkan Dukungan ke Ibas-Puspa di Lutim
7
Tahun 2025, Paslon Uji-Sahabuddin Jamin Pupuk Subsidi Melimpah di Bantaeng