Integrasi Ekowisata dan Inovasi Produk Bandeng Dorong Pemberdayaan Lokal di Barru

Selasa, 22 Jul 2025 16:21
Integrasi Ekowisata dan Inovasi Produk Bandeng Dorong Pemberdayaan Lokal di Barru
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin mencanangkan integrasi antara pengembangan ekowisata mangrove dan inovasi produk olahan ikan bandeng di Barru. Foto/Istimewa
Comment
Share
BARRU - Kabupaten Barru terus menunjukkan komitmennya dalam membangun daerah berbasis potensi lokal dengan pendekatan inovatif dan berkelanjutan. Salah satu inisiatif terbaru adalah integrasi antara pengembangan ekowisata mangrove dan inovasi produk olahan ikan bandeng. Program ini dirancang sebagai model pemberdayaan masyarakat yang tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga memperhatikan konservasi lingkungan dan penguatan identitas budaya lokal.

Sebagai daerah pesisir dengan garis pantai yang luas, Barru memiliki kawasan mangrove yang potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata edukatif. Ekosistem ini merupakan habitat penting bagi berbagai jenis flora dan fauna, serta berfungsi menjaga kestabilan lingkungan pesisir dari ancaman abrasi dan perubahan iklim.

Melalui pengembangan ekowisata mangrove, pemerintah daerah bersama masyarakat lokal menciptakan destinasi wisata yang tidak hanya menonjolkan keindahan alam, tetapi juga memberikan pengalaman edukatif. Jalur trekking mangrove, aktivitas konservasi, dan pelibatan masyarakat sebagai pemandu wisata menjadi bagian dari upaya kolektif ini.

Yang membedakan program ini adalah sinerginya dengan inovasi produk olahan ikan bandeng—komoditas unggulan Barru. Produk seperti bandeng tanpa duri, bandeng presto, abon, nugget, hingga stik bandeng kini dikembangkan dengan sentuhan teknologi, kemasan modern, serta cerita lokal yang memperkuat daya tarik. Inovasi ini menambah nilai produk, memperluas pasar, dan meningkatkan daya saing UMKM lokal baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Hibah Internal Peningkatan Kinerja Utama (KIPKU) yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin. Acara dilaksanakan pada Minggu, 20 Juli 2025, di Kabupaten Barru, dipimpin oleh Fitriwati Djam’anselaku ketua tim pelaksana, dengan dukungan Nur Dwiana Sari Saudi sebagai anggota tim peneliti.

Program ini juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Barru, aparat setempat, serta melibatkan aktif ibu-ibu kelompok pengolahan ikan bandeng—yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi rumah tangga pesisir.

“Melalui sinergi antara dunia akademik, pemerintah daerah, dan masyarakat lokal, kegiatan ini mencerminkan model kolaboratif dalam pemberdayaan masyarakat. Tidak hanya memberdayakan dari sisi ekonomi, tetapi juga membangun kesadaran kolektif akan pentingnya pelestarian lingkungan dan inovasi produk lokal,” tutur Fitriwati.

Integrasi antara ekowisata dan produk bandeng menciptakan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Wisatawan yang datang ke kawasan mangrove Barru tidak hanya mendapatkan pengalaman alam dan edukasi lingkungan, tetapi juga menikmati wisata kuliner khas pesisir yang unik. Produk olahan bandeng menjadi oleh-oleh khas sekaligus media promosi budaya kuliner Barru.

Dalam implementasinya, kawasan ekowisata dijadikan pusat edukasi dan galeri promosi produk bandeng. Pelatihan pengolahan ikan, pameran produk UMKM, hingga demo masak bandeng digelar untuk meningkatkan partisipasi dan keterampilan masyarakat. Inisiatif ini membuka peluang usaha baru, khususnya bagi perempuan dan pemuda di wilayah pesisir.

Integrasi ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pelestarian lingkungan, penguatan ekonomi lokal, dan kontribusi perguruan tinggi dapat melahirkan solusi berkelanjutan. Jika dikembangkan secara konsisten, program ini berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengukuhkan Barru sebagai model daerah pesisir yang adaptif, inovatif, dan tangguh.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru