Giatkan Literasi, Guru SMAN 8 Jeneponto Sumbangkan 5 Buku Karya

Senin, 13 Okt 2025 14:30
Giatkan Literasi, Guru SMAN 8 Jeneponto Sumbangkan 5 Buku Karya
Drs. Hasanuddin menyerahkan 5 buku karyanya kepada Kepala SMAN 8 Jeneponto, Muh Aslam Akib saat up acara bendera disaksikan Wakasek Kesiswaan, Sahabuddin. Foto: SINDO Makassar/Sulaiman Nai
Comment
Share
JENEPONTO - Suasana upacara bendera rutin di SMAN 8 Jeneponto pagi ini terasa istimewa. Drs. Hasanuddin, M.Pd., salah satu guru senior di sekolah tersebut, menyerahkan lima judul buku hasil karyanya.

Lima judul buku hasil karyanya itu diserahkan kepada Kepala SMAN 8 Jeneponto, Muh. Aslam Akib, S.Pd., M.Pd., di hadapan seluruh peserta upacara.

Penyerahan buku ini menjadi simbol nyata dari semangat literasi yang tumbuh di lingkungan sekolah.

Tak hanya mengajar, Drs. Hasanuddin juga aktif menulis dan berkarya dalam berbagai genre, mulai dari sastra hingga kajian ilmiah.

Adapun kelima buku yang diserahkan adalah Cinta Abadi, Kumpulan cerpen Solo bertema cinta dan kehidupan; Untaian Tasbih Cinta, Antologi syair dan puisi penuh nilai spiritual dan penghormatan; Arah dan Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah – Book chapter bertema pembangunan dan ekonomi lokal.

Kemudian, Talibun Tersusun Jiwa Bertutur, Antologi pantun talibun yang mengangkat kekayaan sastra tradisional; dan, Mengukir Rasa di Balik Aksara, Antologi cerpen kolaboratif penuh refleksi kehidupan.

Kepala sekolah, Muh. Aslam Akib, menyambut baik penyerahan ini dan menyampaikan apresiasinya dalam sambutan upacara.

“Ini bukan hanya penyerahan buku, tapi penyerahan semangat berkarya. Kami bangga memiliki guru yang memberi teladan lewat tulisan. Ini tidak gampang karena membutuhkan tenaga, pikiran, waktu dan materi,” ungkapnya.

Aslam juga menyatakan bahwa karya-karya tersebut akan ditempatkan di perpustakaan sekolah sebagai referensi dan motivasi bagi siswa maupun guru lainnya.

Selain itu, Ia juga menghimbau para guru lainnya untuk mencontoh dan sekaligus momen ini dapat menginspirasi para guru lainnya bahwa berkarya itu tidak mengenal usia.

Sementara itu, Drs. Hasanuddin berharap karya-karya yang disumbangkan dapat membangkitkan semangat literasi di kalangan siswa dan guru.

“Saya ingin menunjukkan bahwa menulis itu bisa dilakukan siapa saja, termasuk guru di daerah. Semoga siswa-siswa kita tertantang untuk menulis karya mereka sendiri,” katanya.
Penyerahan ini menjadi salah satu bentuk nyata dukungan terhadap Gerakan Literasi Sekolah (GLS), sekaligus bukti bahwa budaya menulis dan membaca bisa tumbuh dan berkembang di mana saja.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru