Sosok Teladan KPM PKH dari Dusun Marannu, Nyatakan Graduasi Mandiri

Senin, 01 Des 2025 16:58
Sosok Teladan KPM PKH dari Dusun Marannu, Nyatakan Graduasi Mandiri
Kisah inspiratif datang dari Ibu Hamsinah dg Kebo, warga Dusun Marannu, Desa Pattallassang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, yang dengan penuh kesadaran untuk graduasi mandiri dari Program PKH
Comment
Share
GOWA - Kementerian Sosial Republik Indonesia kembali menerima kabar membahagiakan dari salah satu Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH).

Kali ini, kisah inspiratif datang dari Ibu Hamsinah dg Kebo, warga Dusun Marannu, Desa Pattallassang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, yang dengan penuh kesadaran dan ketulusan menyatakan niatnya untuk graduasi mandiri dari Program Keluarga Harapan.

Keputusan ini tidak hanya menunjukkan keberhasilan program, tetapi juga mencerminkan kekuatan nilai kemanusiaan, rasa syukur, serta kepedulian sosial yang tinggi.

Ibu Hamsinah dg Kebo selama ini menjalani kehidupan sebagai ibu rumah tangga sekaligus tulang punggung tambahan keluarga. Sang suami, Baharuddin dg Rapi, bekerja sebagai buruh harian lepas pengangkut sampah, sementara Ibu Hamsinah membantu dengan berjualan kue di Pasar Rakyat Pattallassang tiga kali dalam seminggu, mulai pagi hingga siang.

Dari kerja keras itu, pasangan ini membesarkan kedua anak mereka Nurhalisah, anak pertama, yang kini sedang menempuh pendidikan di UIN Alauddin Makassar, Jurusan Ilmu Perpustakaan, berkat beasiswa KIP Kuliah.

Zhahira, anak kedua, merupakan siswi kelas 9 SMPN 2 Pattallassang. Keluarga ini hidup sederhana, namun penuh semangat dan harapan untuk terus berkembang.

Kesadaran graduasi mandiri bermula ketika anak pertama Ibu Hamsinah menghadiri Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) kelompok PKH Dusun Marannu di Kantor Desa Pattallassang. Pada sesi tersebut, pendamping memaparkan materi Pengasuhan dan Pendidikan Anak sekaligus mengaitkannya dengan konsep graduasi mandiri bagi KPM yang mulai berdaya.

Materi itu membekas mendalam pada sang anak, yang sepulang dari kegiatan kemudian menyampaikan seluruh isi P2K2 kepada orang tuanya. Dari penjelasan tersebut, keluarga ini melakukan musyawarah bersama di rumah.

Dalam suasana haru, mereka menyadari bahwa meskipun masih memiliki keterbatasan, namun ada keluarga lain yang kondisinya jauh lebih membutuhkan bantuan PKH. Dari sinilah lahir keputusan penuh keikhlasan mereka siap mengundurkan diri secara sukarela dari kepesertaan PKH. “kami sangat bersyukur, namun ada yang lebih membutuhkan,” kata dia.

Ketua Kelompok KPM PKH Dusun Marannu, Ibu Jusmiati dg Pine, kemudian menghubungi Pendamping SDM PKH Kemensos RI, Muhammad Fadhil, untuk menyampaikan niat baik tersebut.

Ia pun langsung melakukan kunjungan ke rumah Ibu Hamsinah. Saat ditanya alasan memilih graduasi mandiri, Ibu Hamsinah menyampaikan masih ada yang lebih membutuhkan.

“Kami sangat bersyukur telah mendapatkan bantuan PKH. Bantuan itu sangat membantu keluarga kami, bahkan sebagian bisa saya jadikan modal jualan kue. Dengan KKS PKH pula, anak kami bisa mendapatkan beasiswa KIP Kuliah. Kami sadar betul manfaat itu. Tapi masih banyak keluarga lain yang lebih membutuhkan. Kami ingin memberi kesempatan itu untuk mereka,” ujarnya.

Pendamping SDM PKH Kemensos RI, Muhammad Fadhil, menyampaikan penghargaan yang sangat tinggi atas keputusan ini. “Kami memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Ibu Hamsinah dg Kebo dan keluarga. Graduasi mandiri yang mereka lakukan merupakan bukti nyata bahwa PKH berhasil mendorong kemandirian dan kesadaran sosial KPM,” katanya.

Ia menambahkan, ini bukan hanya soal administrasi, tetapi tentang nilai-nilai kemanusiaan. Ibu Hamsinah menunjukkan bahwa meski hidup sederhana, mereka tetap ingin berbagi kesempatan kepada keluarga lain yang sangat membutuhkan. "Semoga keikhlasan beliau menjadi inspirasi bagi seluruh KPM PKH di Kabupaten Gowa dan Indonesia,” kata dia.

Muhammad Fadhil menegaskan harapannya agar semakin banyak KPM PKH yang tergerak membangun kemandirian berdasarkan semangat gotong royong.

Kisah Ibu Hamsinah dg Kebo menjadi bukti bahwa PKH bukan hanya program pemberian bantuan, tetapi juga program pemberdayaan. Melalui P2K2, pendampingan, dan pembinaan berkelanjutan, keluarga dapat memperoleh pengetahuan baru, perubahan pola pikir, serta kemampuan mengambil keputusan secara mandiri.

Graduasi mandiri ini memberikan peluang bagi keluarga yang lebih membutuhkan untuk memperoleh manfaat PKH, sehingga program semakin tepat sasaran.
(GUS)
Berita Terkait
Berita Terbaru