Indo Tang, Perempuan Inspiratif dari Pangkep jadi Narsum di Podcast Kemen PPPA
Sabtu, 30 Sep 2023 13:12

Indotang saat menjadi narasumber di Podcast SAPA Kemen PPPA. Foto: IST
MAKASSAR - Indotang, perempuan berusia 44 tahun warga Pulau Kulambing, Desa Mattiro Uleng, Kabupaten Pangkep memenuhi undangan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) untuk mengisi produksi siaran Podcast SAPA Kemen PPPA dengan mengusung tema Kisah Indotang: Penjual Sayur Pelopor Pencegahan Perkawinan Anak pada 27 September 2023 beberapa waktu lalu.
SAPA singkatan dari Sahabat Perempuan dan Anak yang merupakan sebuah layanan dari Kemen PPPA untuk layanan pendampingan bagi perempuan dan anak yang mengalami kekerasan.
Kehadiran Indotang di podcast SAPA tentu saja untuk berbagi kisah dan praktik baik yang selama ini dia lakukan dalam pencegahan perkawinan anak dan kekerasan terhadap perempuan.
Indotang seorang kepala keluarga perempuan, korban perkawinan anak dan penyintas KDRT, sehari-hari menjalani aktivitasnya sebagai penjual sayur di pulaunya. Setiap pagi dan sore dia menjual sayur dengan mendorong gerobaknya sambil berteriak menyebutkan nama-nama sayur yang dijualnya dengan menggunakan bahasa lokal (bahasa Bugis).
Ketika pembelinya mengerumuninya untuk membeli sayurnya, Indotang mulai berkampanye menyampaikan bahaya perkawinan anak dan mendorong perempuan untuk berani berbicara bila mengalami kekerasan.
Keberanian dan keaktifan Indotang ini didapatkannya setelah mengikuti Sekolah Perempuan. Sekolah perempuan merupakan salah satu model pemberdayaan perempuan di kalangan akar rumput melalui proses pembelajaran atau pendidikan sepanjang hayat yang diinisiasi oleh Institut KAPAL Perempuan dan YKPM Sulsel di Kabupaten Pangkep.
"Saya sangat senang dan bangga bisa diundang oleh Kemen PPPA untuk berbagi pengalaman bagaimana pemberdayaan perempuan melalui Sekolah Perempuan agar tidak ada lagi perkawinan anak di bawah umur dan perilaku KDRT bagus perempuan di Kepulauan kami di Pulau Kulambing Mattiro Uleng," katanya.
Lebih lanjut dia juga menyampaikan rasa senang dan bangganya bisa diundang untuk berbagi pengalaman untuk pertama kalinya melalui Podcast SAPA di Jakarta di Kemen PPA.
"Saya senang sekali bisa berada di tempat ini untuk pertama kalinya, sungguh menjadi pengalaman yang luar biasa dan tidak akan terlupakan," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Indotang hanya salah satu dari sekian banyak kader Sekolah Perempuan yang telah berhasil keluar dari budaya Patriarki dan melakukan perlawanan atas kebijakan yang merugikan kelompok perempuan di pulaunya. Sehingga menjadi inspirasi bagi banyak perempuan lainnya di luar sana yang diharapkan bisa menjadi bagian dari perjuangan Indo Tang.
Tentungan dengan mengajak seluruh perempuan di wilayah Indonesia melalui praktek berbagi pengalaman ke masyarakat Indonesia khususnya perempuan melalui podcast SAPA Kemen PPPA dan berharap agar tidak ada lagi anak di bawah umur 19 tahun yang menikah. Mereka harus bersekolah dulu dan mengejar cita-citanya serta mendapatkan ruang dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam ranah publik.
SAPA singkatan dari Sahabat Perempuan dan Anak yang merupakan sebuah layanan dari Kemen PPPA untuk layanan pendampingan bagi perempuan dan anak yang mengalami kekerasan.
Kehadiran Indotang di podcast SAPA tentu saja untuk berbagi kisah dan praktik baik yang selama ini dia lakukan dalam pencegahan perkawinan anak dan kekerasan terhadap perempuan.
Indotang seorang kepala keluarga perempuan, korban perkawinan anak dan penyintas KDRT, sehari-hari menjalani aktivitasnya sebagai penjual sayur di pulaunya. Setiap pagi dan sore dia menjual sayur dengan mendorong gerobaknya sambil berteriak menyebutkan nama-nama sayur yang dijualnya dengan menggunakan bahasa lokal (bahasa Bugis).
Ketika pembelinya mengerumuninya untuk membeli sayurnya, Indotang mulai berkampanye menyampaikan bahaya perkawinan anak dan mendorong perempuan untuk berani berbicara bila mengalami kekerasan.
Keberanian dan keaktifan Indotang ini didapatkannya setelah mengikuti Sekolah Perempuan. Sekolah perempuan merupakan salah satu model pemberdayaan perempuan di kalangan akar rumput melalui proses pembelajaran atau pendidikan sepanjang hayat yang diinisiasi oleh Institut KAPAL Perempuan dan YKPM Sulsel di Kabupaten Pangkep.
"Saya sangat senang dan bangga bisa diundang oleh Kemen PPPA untuk berbagi pengalaman bagaimana pemberdayaan perempuan melalui Sekolah Perempuan agar tidak ada lagi perkawinan anak di bawah umur dan perilaku KDRT bagus perempuan di Kepulauan kami di Pulau Kulambing Mattiro Uleng," katanya.
Lebih lanjut dia juga menyampaikan rasa senang dan bangganya bisa diundang untuk berbagi pengalaman untuk pertama kalinya melalui Podcast SAPA di Jakarta di Kemen PPA.
"Saya senang sekali bisa berada di tempat ini untuk pertama kalinya, sungguh menjadi pengalaman yang luar biasa dan tidak akan terlupakan," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Indotang hanya salah satu dari sekian banyak kader Sekolah Perempuan yang telah berhasil keluar dari budaya Patriarki dan melakukan perlawanan atas kebijakan yang merugikan kelompok perempuan di pulaunya. Sehingga menjadi inspirasi bagi banyak perempuan lainnya di luar sana yang diharapkan bisa menjadi bagian dari perjuangan Indo Tang.
Tentungan dengan mengajak seluruh perempuan di wilayah Indonesia melalui praktek berbagi pengalaman ke masyarakat Indonesia khususnya perempuan melalui podcast SAPA Kemen PPPA dan berharap agar tidak ada lagi anak di bawah umur 19 tahun yang menikah. Mereka harus bersekolah dulu dan mengejar cita-citanya serta mendapatkan ruang dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam ranah publik.
(UMI)
Berita Terkait

Sulsel
Ketua HMI Pangkep Diberhentikan, Andi Fikran Diangkat Sebagai Pjs
Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pangkep resmi menggelar sidang pleno pertama di Aula Kantor Kecamatan Marang, Pangkep pada Sabtu, 12 Juli 2025.
Sabtu, 12 Jul 2025 16:45

Sulsel
TP Apresiasi ATR/BPN Pangkep Serahkan Sertipikat Tana Wakaf untuk Masjid
Anggota DPR RI, Taufan Pawe menghadiri penyerahan sertipikat tanah wakaf sejumlah masyarakat dan pengurus Masjid Alauddin Kilo Lima Padang Lampe.
Rabu, 11 Jun 2025 18:05

Sulsel
Peneliti Unhas dan BRIN Temukan Makam Bernisan Aceh di Pangkep
Tim Peneliti dari Universitan Hasanuddin (Unhas) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang tergabung dalam riset “ Penelusuran Toponimi Kuno Pesisir Sulawesi Selatan” kembali menemukan nisan Aceh di Kabupaten Pangkep.
Selasa, 27 Mei 2025 20:49

Sulsel
Luwu Timur Dapat DAK Non Fisik Rp400,6 Juta dari Kementerian PPPA
Kabupaten Luwu Timur menambah deretan prestasi dalam sektor sosial. Melalui Kemen PPPA Republik Indonsia, daerah ini dipastikan menerima DAK Non Fisik tahun 2025 sebesar Rp400,6 juta.
Sabtu, 24 Mei 2025 18:29

Sulsel
RPJMD Pangkep 2025-2029 Didorong Beroihak Kebutuhan Perempuan hingga Disabilitas
Musrenbang RPJMD Kabupaten Pangkep Tahun 2025-2029 dilaksanakan di ruang pola Kantor Bupati Pangkep pada 22 Mei 2025.
Kamis, 22 Mei 2025 21:48
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Prodia Healthy & Fun with Community Dimulai dari Makassar, Semarak Diikuti Ratusan Pelari
2

Ada Seragam Gratis, Disdik Makassar Ingatkan Sekolah Larangan Penjualan Atribut
3

Gandeng UNM, Dispora Jeneponto Gelar Sport Science Siapkan Bibit Atlet
4

Menuju Zero Waste 2029, DLH Makassar-Pegadaian Optimalkan Bank Sampah
5

Pertamina Patra Niaga Sulawesi Gelar Edukasi Pencegahan Pernikahan Dini di Poso
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Prodia Healthy & Fun with Community Dimulai dari Makassar, Semarak Diikuti Ratusan Pelari
2

Ada Seragam Gratis, Disdik Makassar Ingatkan Sekolah Larangan Penjualan Atribut
3

Gandeng UNM, Dispora Jeneponto Gelar Sport Science Siapkan Bibit Atlet
4

Menuju Zero Waste 2029, DLH Makassar-Pegadaian Optimalkan Bank Sampah
5

Pertamina Patra Niaga Sulawesi Gelar Edukasi Pencegahan Pernikahan Dini di Poso