Wakil Bupati Suhartina Target Maros Zero Kasus Angka Kemiskinan
Najmi S Limonu
Selasa, 17 Okt 2023 17:50
Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari saat menghadiri konsultasi publik dokumen RPKD Kabupaten Maros 2023-2027, di Baruga A Kantor Bupati Maros, Selasa (17/10/2023). Foto/Najmi S Limonu
MAROS - Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari optimis menargetkan angka kemiskinan di Maros bisa zero kasus. Hal ini dia ungkapkan pada konsultasi publik dokumen Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah (RPKD) Kabupaten Maros 2023-2027, di Baruga A Kantor Bupati Maros, Selasa (17/10/2023).
Suhartina mengatakan, beberapa program prioritas seperti stunting dan penanganan kemiskinan memiliki kaitan yang erat. Jika keduanya ditarik benang merah maka akan bermuara pada penurunan angka kemiskinan.
"Meski sulit, tetapi bukan hal yang tidak mungkin target kita tentang angka kemiskinan di Maros bisa zero kasus. Target maksimal akan memicu kita bekerja ekstra, untuk itu kita berharap ada input dari tiap OPD terkait RPKD yang sudah disusun ini," katanya.
Percepatan penanggulangan kemiskinan sebut Suhartina, memerlukan langkah-langkah penajaman. Penajam yang dimaksud meliputi penetapan sasaran, perancangan dan keterpaduan program monitoring dan evaluasi, serta efektivitas anggaran.
"Program-program yang dirumuskan harus mengarah pada kebijakan yang mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan penanggulangan kemiskinan," bebernya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Maros, Andi Davied Syamsuddin menjelaskan, RKPD merupakan sebuah dokumen yang intinya adalah penuntasan kemiskinan di Kabupaten Maros. Angka kemiskinan di Maros pada 2020 berada di angka 9,74% atau sekitar 34620 jiwa, 2021 berada di angka 9,57% atau 34110 jiwa, hingga 2022 sebesar 9,43 atau 33900 jiwa.
"Dokumen ini akan dirujuk oleh stakeholder untuk menyusun intervensi program penetasan kemiskinan. Angka kemiskinan di Maros memang benar terus menurun tetapi tidak signifikan," sebutnya.
Menurutnya, dalam menyusun program, yang harus dikedepankan adalah lokus dan fokus. Untuk itu perlunya berpedoman pada data, beberapa wilayah prioritas penanganan miskin ekstrim dan Stunting berada di 7 wilayah.
"Diantaranya, Bontoa sebanyak 2897 jiwa, Bantimurung 2514 jiwa, Tanralili 2018, dan Maros Baru 1972 jiwa. Selanjutnya ada Turikale 1476 jiwa, Mandai 1434 jiwa, dan Marusu 1363," sebutnya.
Suhartina mengatakan, beberapa program prioritas seperti stunting dan penanganan kemiskinan memiliki kaitan yang erat. Jika keduanya ditarik benang merah maka akan bermuara pada penurunan angka kemiskinan.
"Meski sulit, tetapi bukan hal yang tidak mungkin target kita tentang angka kemiskinan di Maros bisa zero kasus. Target maksimal akan memicu kita bekerja ekstra, untuk itu kita berharap ada input dari tiap OPD terkait RPKD yang sudah disusun ini," katanya.
Percepatan penanggulangan kemiskinan sebut Suhartina, memerlukan langkah-langkah penajaman. Penajam yang dimaksud meliputi penetapan sasaran, perancangan dan keterpaduan program monitoring dan evaluasi, serta efektivitas anggaran.
"Program-program yang dirumuskan harus mengarah pada kebijakan yang mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan penanggulangan kemiskinan," bebernya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Maros, Andi Davied Syamsuddin menjelaskan, RKPD merupakan sebuah dokumen yang intinya adalah penuntasan kemiskinan di Kabupaten Maros. Angka kemiskinan di Maros pada 2020 berada di angka 9,74% atau sekitar 34620 jiwa, 2021 berada di angka 9,57% atau 34110 jiwa, hingga 2022 sebesar 9,43 atau 33900 jiwa.
"Dokumen ini akan dirujuk oleh stakeholder untuk menyusun intervensi program penetasan kemiskinan. Angka kemiskinan di Maros memang benar terus menurun tetapi tidak signifikan," sebutnya.
Menurutnya, dalam menyusun program, yang harus dikedepankan adalah lokus dan fokus. Untuk itu perlunya berpedoman pada data, beberapa wilayah prioritas penanganan miskin ekstrim dan Stunting berada di 7 wilayah.
"Diantaranya, Bontoa sebanyak 2897 jiwa, Bantimurung 2514 jiwa, Tanralili 2018, dan Maros Baru 1972 jiwa. Selanjutnya ada Turikale 1476 jiwa, Mandai 1434 jiwa, dan Marusu 1363," sebutnya.
(TRI)
Berita Terkait
Sulsel
Diresmikan Bupati Maros, Jembatan Rea-rea Bisa Kembali Dilalui Warga
Jembatan penghubung Desa Pajukkukang dan Desa Tupabiring di Dusun Rea-rea, Kecamatan Bontoa akhirnya bisa kembali dilalui oleh masyarakat.
Rabu, 18 Sep 2024 19:00
Sulsel
3.000 Guru Ikuti Porseni PGRI di Kabupaten Maros
Sebanyak 3.000 guru mengikuti pekan olahraga dan seni (Porseni) PGRI di lapangan Manunggal Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Selasa (17/9/2024).
Selasa, 17 Sep 2024 19:52
Sulsel
Bupati Maros Klaim Perputaran Uang di Kegiatan Harganas Tembus Rp3 Miliar
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros menjadi tuan rumah peringatan Hari Keluarga Nasional tingkat Sulsel ke-31 yang dipusatkan di Lapangan Pallantikang
Senin, 02 Sep 2024 14:56
Sulsel
345 Tenaga Kesehatan dari Berbagai Provinsi Ikut Ujian Kompetensi di Maros
Sebanyak 345 tenaga kesehatan mengikuti uji kompetensi di Waterboom Grand Mall, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (30/8/2024).
Jum'at, 30 Agu 2024 13:13
Sulsel
Baznas Maros Launching Program Zchicken, Tersebar di 9 Kecamatan
Zchicken merupakan program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dirintis oleh Baznas bersama pemerintah daerah. Program ini menyediakan berbagai pilihan menu ayam goreng tepung
Selasa, 27 Agu 2024 15:09
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Survei Terbaru Pilkada Lutim 2024: Ibas-Puspa 44,9%, Budiman-Akbar 39,2%
2
Kantongi SK DPP Nasdem, Nur Wahyuni Dipastikan Jadi Wakil Ketua DPRD Maros
3
Somba Opu Pemilih Terbanyak, KPU Gowa Tetapkan 567.859 DPT Pilkada 2024
4
Tiga Mantan Sekdis Pendidikan Gowa Kompak Beri Dukungan ke Hati Damai
5
Ribuan Milenial Gowa Antusias Ikuti Talkshow Hati Damai Mendengar
6
Prestasi Kontingen Sulsel di PON XXI Aceh-Sumut Anjlok
7
KPU Gowa Matangkan Persiapan Pencabutan Nomor Urut Paslon