Listrik Masuk Sawah Bawa Berkah: Panen Berlimpah, Petani Untung Berlipat

Tri Yari Kurniawan
Rabu, 13 Des 2023 23:14
Listrik Masuk Sawah Bawa Berkah: Panen Berlimpah, Petani Untung Berlipat
Salah seorang petugas PLN melakukan pengecekan rutin terkait program Electrifying Agriculture di Desa Alatengae, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, belum lama ini. Foto/Tri Yari Kurniawan
Comment
Share
MAROS - Beno, salah seorang petani di Kabupaten Maros senang bukan kepalang. Tatkala banyak petani gagal panen akibat kekeringan ekstrem, lahan sawah yang dikelolanya ternyata tetap produktif saat fenomena El Nino melanda. Semua itu berkat program Electrifying Agriculture, tepatnya elektrifikasi pertanian.

Beno yang tergabung dalam Kelompok Tani Maju Bersama sempat memperlihatkan mesin pompa air jumbo berbasis listrik yang dipakainya, kepada SINDO Makassar, saat ditemui pertengahan Desember 2023. Mesin itu mampu mengairi kurang lebih 30 hektare lahan sawah di Lingkungan Galaggara, Kelurahan Mattiro Deceng, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.

Dulunya, mesin pompa air yang digunakannya berbasis bahan bakar diesel. Namun, sudah lebih dua tahun diganti berbasis listrik, bersama dengan Gabungan Kelompok Tani Sinar Makmur yang menaunginya. Keputusan konversi itu berbuah manis. Kini, biaya operasional lebih hemat dan produktivitas malah meningkat signifikan.

Beno mengaku senang dan bersyukur karena mengenal program listrik masuk sawah lebih awal. Elektrifikasi pertanian telah membawa berkah bagi kehidupan petani di wilayahnya. Kini, bertani menjadi jauh lebih mudah dan menyenangkan dibandingkan dulu, saat masih mengandalkan mesin diesel. Hasil panen pun kian berlimpah, yang membuat para petani makin cuan.

"Sewaktu masih mesin diesel, semuanya manual, butuh tenaga. Sekarang, tidak harus laki-laki yang menyalakan mesin pompa untuk mengairi sawah. Ya, istri saya juga bisa, kan sisa tekan tombol, mesin sudah langsung nyala," kata Beno, saat berbincang dengan SINDO Makassar.

Kini, dirinya pun tidak lagi pusing dengan perawatan mesin pompa air berbahan bakar diesel. Dahulu, Kepala Lingkungan Galaggara itu harus rutin mengganti oli dan air radiator. Beno juga mengaku tidak lagi ambil pusing dengan kelangkaan Solar yang kerap terjadi. Malah, sekarang lebih mudah karena token listrik dapat diisi lewat aplikasi digital.

"Intinya semuanya jadi lebih mudah berkat elektrifikasi pertanian. Satu lagi keunggulannya, masyarakat yang tinggal di radius 100 meter dari mesin tidak lagi terganggu dengan suara bising. Jadi, istirahat pun bisa lebih nyenyak," tuturnya.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Sinar Makmur, Haji Nurdin, menambahkan program Electrifying Agriculture telah diimplementasikan pihaknya dari hulu ke hilir. Konversi mesin diesel ke mesin listrik bukan hanya dilakukan pada mesin pompa air untuk pengairan sawah, tapi juga pada mesin penggilingan padi.

Haji Nurdin yang juga merupakan owner mesin penggilingan padi 'UD Cahaya Makmur' mengaku sangat diuntungkan karena mampu menghemat banyak berkat elektrifikasi pertanian. Biaya produksi dapat dipangkas hingga 40-50 persen. Sedangkan produktivitas mengalami kenaikan 100 persen, bahkan terkadang lebih.

"Kalau dulu pakai solar itu per bulan tidak kurang Rp20 juta, sekarang pakai listrik sisa Rp14-16 juta. Sedangkan untuk produktivitas pertanian juga jelas lebih baik. Dulu terkadang hanya bisa sekali panen setahun, tapi sekarang kadang dua sampai tiga kali," ungkapnya.

Dalam sekali panen, Haji Nurdin menyebut dapat mengumpulkan 3.000 karung gabah kering giling. Artinya, dalam setahun jika dapat dimaksimalkan, pihaknya dapat meraup 9.000 gabah kering giling. Hanya saja, tidak dirinci Haji Nurdin mengenai nominal angka produksi kelompok taninya dalam satuan kilogram atau ton.

"Intinya setelah elektrifikasi pertanian, pakai listrik semuanya menjadi lebih baik. Saat fenomena El Nino pun, lahan-lahan pertanian kami tetap produktif. Kalau dulu (saat kekeringan) ya kosong lahannya jadi nganggur, kasihan petaninya," ujar dia.

Haji Nurdin yang mengelola dan mendampingi kelompok tani di Desa Alatengae, Kecamatan Bantimurung hingga Kelurahan Mattiro Deceng, Kecamatan Lau, mengaku secara bertahap mendorong elektrifikasi pertanian di semua lahan sawah yang dikelolanya. Pasalnya, sudah banyak manfaat yang dirasakan dan dilihat berkat program listrik masuk sawah tersebut.

Listrik Masuk Sawah Bawa Berkah: Panen Berlimpah, Petani Untung Berlipat

Jangkau Ribuan Petani di Sulsel
Perlahan tapi pasti, program Electrifying Agriculture semakin diminati. Terlebih, program inovatif ini melingkupi berbagai bidang usaha agrikultur. Selain pertanian, juga cocok diterapkan dan telah berhasil di bidang perkebunan dan peternakan.
Bupati Maros, AM Chaidir Syam, sebelumnya mengatakan program Electrifying Agriculture dari PLN patut diapresiasi dan didukung penuh. Ia juga menyebut program listrik masuk sawah selaras dengan program pemerintah untuk menyukseskan bidang pertanian.

Menurut Chaidir, implementasi Electrifying Agriculture memang terbukti sangat menguntungkankan petani. Olehnya itu, didorongnya agar program positif tersebut dapat diperluas penerapannya di seluruh kelompok tani. "Ini dapat mengurangi pengeluaran para petani, sehingga kesejahteraan petani meningkat," ujarnya.

Chaidir menyebut bila program listrik masuk sawah mampu diterapkan secara inklusif, maka bakal kian memperkuat posisi Maros sebagai salah satu lumbung padi terbesar di Sulawesi Selatan. Kemajuan sektor pertanian itu juga akan menarik minat milenial untuk terjun ke bidang ini.

Sementara itu, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin, menegaskan komitmen PLN untuk mendukung para pelaku usaha di bidang agrikultur, seperti peternakan, pertanian, perkebunan, dan perikanan.

Implementasi program Electrifying Agriculture dari PLN di berbagai wilayah lingkup Sulawesi Selatan, kata dia, telah terbukti manfaatnya. Meski demikian, angka penghematannya tentu berbeda-beda, dimana ada yang bahkan di atas 50 persen. Begitu pula dengan angka produktivitasnya tentu tidak sama.

"Intinya penghematan dan peningkatan produktivitas para pelaku usaha sudah nyata dirasakan. Makanya, kami mengajak para pelaku usaha di bidang agrikultur untuk turut menggunakan listrik," ucap Andy.

Ia juga menekankan program Electrifying Agriculture merupakan upaya PLN dalam mendukung pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Khusus di Sulawesi Selatan, pelanggan program ini hingga Semester I 2023 mencapai 3.176 pelanggan dengan total daya 184.590 kiloVolt Ampere (kVA).

Listrik Masuk Sawah Bawa Berkah: Panen Berlimpah, Petani Untung Berlipat

Dukung Petani Naik Kelas
Di tingkat nasional, program Electrifying Agriculture semakin populer. Program listrik masuk sawah yang digagas oleh PLN terbukti mampu membawa petani Indonesia naik kelas. Teknologi pertanian berbasis listrik telah teruji dan terbukti mendongkrak produktivitas dan meningkatkan pendapatan petani

Hingga triwulan III atau September 2023, sebanyak 230.555 pelanggan di Indonesia merasakan manfaat dari program tersebut. Tercatat, total daya tersambung pelanggan Electrifying Agriculture mencapai 3.561,31 Megavolt Ampere (MVA).

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan pihaknya berusaha menciptakan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan sekitar lewat berbagai inovasi teknologi kelistrikan. Nah, program Electrifying Agriculture bertujuan meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional yang membuat petani kian sejahtera.

"Electrifying Agriculture merupakan program yang digagas oleh PLN. Lewat program ini, kami berharap kualitas dan kuantitas produktivitas para petani kita dapat meningkat, maju dan modern,” jelasnya.

Lebih jauh, Darmawan membeberkan program Electrifying Agriculture sejalan dengan prinsip (Sustainability Development Goals (SDG's), yang getol dipraktikkan oleh PLN. Bahkan, program Electrifying Agriculture menyasar empat nilai SDG’s. Pertama, poin SDG’s nomor 2 dalam mencapai target ketahanan pangan dan gizi yang baik serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.

Kedua, poin SDG's nomor 7 untuk menjamin akses energi yang terjangkau dan berkelanjutan. Ketiga, efisiensi petani dari program EA ini mencakup nilai SDG’s nomor 8 yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Keempat, program ini juga menjawab poin SDG’s nomer 12 yaitu, menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru