Seminar Nasional Aksinomi Sulampua 2024: Dorong Transformasi Ekonomi Berkelanjutan
Tim Sindomakassar
Kamis, 01 Agu 2024 08:56
Kantor Perwakilan BI Sulsel bersama ISEI Cabang Makassar kembali menggelar Seminar Nasional Call for Paper: Aksinomi Sulampua 2024. Foto/Dok BI Sulsel
MAKASSAR - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Makassar kembali menggelar Seminar Nasional Call for Paper: Aksinomi Sulampua 2024.
Acara ini berlangsung di Nusantara Ballroom, Rabu (31/7/2024), dan merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Aksinomi Sulampua 2024 yang mencakup forum akademisi serta lomba penulisan karya ilmiah.
Dengan tema “Optimalisasi dan Transformasi Ekonomi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan”, seminar ini menyoroti tiga subtema utama: blue economy, transformasi digital, serta hilirisasi sumber daya alam (SDA) dan pangan inklusif. Seminar ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di wilayah Sulampua.
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, dalam sambutannya menyatakan, perekonomian nasional dan Sulampua menunjukkan perbaikan pada Triwulan II 2024. Pertumbuhan ekonomi meningkat, inflasi mereda, dan kondisi perbankan membaik.
Meski demikian, ketergantungan pada SDA seperti nikel dan tembaga menjadi ancaman jangka panjang. Oleh karena itu, ia menilai perlu memaksimalkan potensi maritim Sulampua untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Harapannya, hal itu dapat memberikan multiplier effect yang tinggi kepada masyarakat serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sulampua yang berkelanjutan," kata dia.
Asisten II Bagian Perekonomian Sulsel, dr. Muhammad Ichsan Mustari, mewakili Pj Gubernur Sulawesi Selatan, mengungkapkan, tantangan utama pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Sulampua adalah ketergantungan pada SDA.
Strategi yang perlu diterapkan meliputi revitalisasi sektor penyumbang pertumbuhan konvensional, identifikasi sumber pertumbuhan baru, dan pemberdayaan sosial. Sinergi antar pemangku kepentingan juga sangat diperlukan untuk mencapai visi Indonesia Maju 2045.
Prof Bustanul Arifin dari Pengurus Pusat ISEI menyampaikan dalam keynote speech-nya, tema Aksinomi Sulampua 2024 sangat relevan dengan visi Indonesia Emas 2045. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan inovasi.
Ia bilang kapasitas produksi Indonesia perlu dioptimalkan, dan sektor agromaritim Sulampua memiliki potensi besar untuk pengembangan contract farming dan hilirisasi industri pangan.
Adapun seminar ini terdiri dari dua sesi pemaparan materi. Sesi 1 menghadirkan empat narasumber yakni Amalia Adininggar Widyasanti (Deputi Bidang Ekonomi Bappenas) secara luring, Muhammad Chairil (Vice President Public Affairs e-Fishery), A. Sulaiman H. Andi Loeloe (Ketua Komtap Perkebunan KADIN Sulsel), dan Rijal Idrus (Kepala Pusat Perubahan Iklim LPPM UNHAS).
Pada sesi ini, dipaparkan urgensi hilirisasi pangan dan ekonomi biru untuk menghadapi tantangan rendahnya nilai produksi pangan meskipun volume produksi besar. Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan pemerintah Indonesia telah menginisiasi Indonesia Blue Economy Framework dan bergabung dalam task force percepatan pengembangan blue economy di ASEAN.”
Adapun sesi 2 menampilkan dua narasumber yang merupakan pemenang lomba karya tulis ilmiah dari kategori umum dan mahasiswa. Call for Paper Aksinomi Sulampua 2024 diikuti oleh 112 peserta, meningkat tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.
BI Sulsel berkomitmen untuk terus mendorong kualitas rekomendasi kepada pemerintah guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Rizki Ernadi Wimanda menambahkan melalui temuan dan sumbangsih pemikiran dari forum seperti Aksinomi Sulampua, pihaknya berharap dapat memberikan masukan konstruktif bagi pemangku kepentingan dalam merancang kebijakan berbasis riset yang tepat.
Dengan terus bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan dan akademisi, diharapkan rekomendasi tersebut dapat memberikan manfaat nyata dalam merancang kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.
Acara ini berlangsung di Nusantara Ballroom, Rabu (31/7/2024), dan merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Aksinomi Sulampua 2024 yang mencakup forum akademisi serta lomba penulisan karya ilmiah.
Dengan tema “Optimalisasi dan Transformasi Ekonomi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan”, seminar ini menyoroti tiga subtema utama: blue economy, transformasi digital, serta hilirisasi sumber daya alam (SDA) dan pangan inklusif. Seminar ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di wilayah Sulampua.
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, dalam sambutannya menyatakan, perekonomian nasional dan Sulampua menunjukkan perbaikan pada Triwulan II 2024. Pertumbuhan ekonomi meningkat, inflasi mereda, dan kondisi perbankan membaik.
Meski demikian, ketergantungan pada SDA seperti nikel dan tembaga menjadi ancaman jangka panjang. Oleh karena itu, ia menilai perlu memaksimalkan potensi maritim Sulampua untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Harapannya, hal itu dapat memberikan multiplier effect yang tinggi kepada masyarakat serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sulampua yang berkelanjutan," kata dia.
Asisten II Bagian Perekonomian Sulsel, dr. Muhammad Ichsan Mustari, mewakili Pj Gubernur Sulawesi Selatan, mengungkapkan, tantangan utama pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Sulampua adalah ketergantungan pada SDA.
Strategi yang perlu diterapkan meliputi revitalisasi sektor penyumbang pertumbuhan konvensional, identifikasi sumber pertumbuhan baru, dan pemberdayaan sosial. Sinergi antar pemangku kepentingan juga sangat diperlukan untuk mencapai visi Indonesia Maju 2045.
Prof Bustanul Arifin dari Pengurus Pusat ISEI menyampaikan dalam keynote speech-nya, tema Aksinomi Sulampua 2024 sangat relevan dengan visi Indonesia Emas 2045. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan inovasi.
Ia bilang kapasitas produksi Indonesia perlu dioptimalkan, dan sektor agromaritim Sulampua memiliki potensi besar untuk pengembangan contract farming dan hilirisasi industri pangan.
Adapun seminar ini terdiri dari dua sesi pemaparan materi. Sesi 1 menghadirkan empat narasumber yakni Amalia Adininggar Widyasanti (Deputi Bidang Ekonomi Bappenas) secara luring, Muhammad Chairil (Vice President Public Affairs e-Fishery), A. Sulaiman H. Andi Loeloe (Ketua Komtap Perkebunan KADIN Sulsel), dan Rijal Idrus (Kepala Pusat Perubahan Iklim LPPM UNHAS).
Pada sesi ini, dipaparkan urgensi hilirisasi pangan dan ekonomi biru untuk menghadapi tantangan rendahnya nilai produksi pangan meskipun volume produksi besar. Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan pemerintah Indonesia telah menginisiasi Indonesia Blue Economy Framework dan bergabung dalam task force percepatan pengembangan blue economy di ASEAN.”
Adapun sesi 2 menampilkan dua narasumber yang merupakan pemenang lomba karya tulis ilmiah dari kategori umum dan mahasiswa. Call for Paper Aksinomi Sulampua 2024 diikuti oleh 112 peserta, meningkat tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.
BI Sulsel berkomitmen untuk terus mendorong kualitas rekomendasi kepada pemerintah guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Rizki Ernadi Wimanda menambahkan melalui temuan dan sumbangsih pemikiran dari forum seperti Aksinomi Sulampua, pihaknya berharap dapat memberikan masukan konstruktif bagi pemangku kepentingan dalam merancang kebijakan berbasis riset yang tepat.
Dengan terus bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan dan akademisi, diharapkan rekomendasi tersebut dapat memberikan manfaat nyata dalam merancang kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.
(TRI)
Berita Terkait
Ekbis
Indosat Bawa Transformasi AI Berdaulat ke Sektor Perbankan & Keuangan Indonesia
Acara ini dirancang untuk menginspirasi, melibatkan, dan mendorong inovasi, serta menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci dalam komunitas AI global.
Senin, 09 Sep 2024 13:31
Ekbis
Sulsel Talk: Mencari Solusi untuk Meningkatkan Ekspor di Tengah Krisis Global
Menanggapi situasi ini, Bank Indonesia (BI) Sulsel menginisiasi seminar Sulsel Talk pada 15 Agustus 2024 di Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Selatan.
Sabtu, 17 Agu 2024 07:40
Ekbis
Kenaikan Gaji ASN hingga Pemilu jadi Faktor Pendorong Ekonomi Sulsel 2024
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) tumbuh pada rentang 4,8 persen hingga 5,4 persen (yoy). Lebih baik dibandingkan periode sebelumnya pada angka 4,51 persen.
Jum'at, 16 Agu 2024 07:01
News
Semen Tonasa & BI Jadikan Limbah Perkantoran sebagai Bahan Bakar Alternatif
PT Semen Tonasa dan Bank Indonesia (BI) menggelar Penandatanganan Perjanjian Bersama Pilot Project Pemanfaatan Limbah Perkantoran Sebagai Bahan Bakar Alternatif.
Selasa, 13 Agu 2024 12:04
News
BI Sulsel Perkuat Pemahaman Jurnalis tentang Fungsi dan Tugas Kebangsentralan
Kantor BI Sulsel memberikan pelatihan terhadap 52 jurnalis yang bertugas di Kota Makassar. Pelatihan dilaksanakan di Malang, Jawa Timur, 8-10 Agustus 2024.
Kamis, 08 Agu 2024 21:41
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
KPU Sulsel Tetapkan Sudirman-Fatma dan Danny-Azhar Sebagai Paslon di Pilgub 2024
2
Antisipasi Kecurangan Pilkada, Syamsari Kitta Luncurkan Program A'ronda
3
Ribuan Kanvaser Siap Kawal Appi-Aliyah Saat Pencabutan Nomor Urut Pilwalkot 2024
4
Gebrakan Baru! IBAS-Puspa Usung Program Rp2 Miliar untuk Setiap Desa
5
Tokoh Pemuda Toraja Sebut MULIA Paling Layak Didukung di Pilwalkot
6
Puspawati Husler, Melanjutkan Warisan Kepemimpinan Bersama Ibas di Luwu Timur 2024
7
Didampingi Perindo Makassar, Appi Hadiri Maulid Nabi Muhammad SAW di Mangasa