OJK Catat Realisasi KUR di Sulsel Tembus Rp10,41 Triliun

Tri Yari Kurniawan
Kamis, 15 Agu 2024 20:28
OJK Catat Realisasi KUR di Sulsel Tembus Rp10,41 Triliun
Kepala OJK Sulselbar Darwisman memberikan informasi update soal sektor jasa keuangan saat acara Journalist Update di salah satu kafe di Kota Makassar. Foto/Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencapai Rp10,41 triliun hingga 9 Agustus 2024.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Darwisman, saat acara 'Journalist Update' di salah satu kafe di Kota Makassar, Kamis (15/8/2024).

Darwisman menjelaskan KUR sebesar Rp10,41 triliun di Sulsel terdistribusi kepada 186.987 debitur. Penyaluran KUR terbesar pada sektor pertanian sebesar Rp4,53 triliun (43,47 persen) dan sektor perdagangan sebesar Rp3,68 triliun (35,31 persen).

Ia menjelaskan penyaluran KUR didominasi oleh segmentasi mikro dengan penyaluran mencapai Rp8,30 triliun (79,73 persen).

"Penyaluran KUR terkonsentrasi pada 5 kabupaten dengan total share sebesar 40,36 persen yaitu Makassar, Bone, Gowa, Wajo, dan Bulukumba," kata dia.

Secara umum, OJK mencatat penyaluran kredit dari perbankan di Sulsel periode Juni 2024 tumbuh sebesar 9,01 persen (yoy). Nominalnya mencapai Rp161,20 triliun.

Berdasarkan sektor ekonomi, proporsi penyaluran kredit terbesar di sektor perdagangan besar dan eceran (24,01 persen). Selanjutnya, sektor pemilikan peralatan RT lainnya (17,34 persen), dan sektor pemilikan rumah tinggal (15,18 persen).

Lebih jauh, Darwisman menjelaskan sektor jasa keuangan di Sulsel hingga periode Juni 2024 terus tumbuh positif secara berkelanjutan dan stabil. Total aset perbankan tumbuh 7,60 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp195,79 triliun, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,84 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp131,52 triliun.

Adapun tingkat risiko kredit perbankan di Sulsel masih tetap terjaga. Hal itu tercermin pada rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,04 persen dan berada di bawah ambang batas (threshold) sebesar 5 persen.

"Berdasarkan kegiatan, NPL Bank umum dan BPR masing-masing sebesar 3,04 persen dan 3,21 persen. Adapun indikator fungsi intermediasi (Loan to Deposit Ratio - LDR) mencapai 124,93 persen," pungkasnya.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru