Sulsel Talk: Mencari Solusi untuk Meningkatkan Ekspor di Tengah Krisis Global
Sabtu, 17 Agu 2024 07:40
Bank Indonesia (BI) Sulsel menginisiasi seminar Sulsel Talk pada 15 Agustus 2024 di Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu. Foto/Dok BI Sulsel
MAKASSAR - Ekspor merupakan faktor penting yang mendorong perekonomian daerah. Pada triwulan II 2024, laju pertumbuhan ekspor luar negeri Sulawesi Selatan masih mengalami kontraksi sebesar -10,73% (yoy), meskipun membaik dibandingkan triwulan I 2024 yang mencatatkan kontraksi lebih dalam sebesar -25,10% (yoy).
Kontraksi ekspor ini terutama disebabkan oleh penurunan permintaan komoditas nikel, akibat penurunan harga nikel di pasar global yang menyebabkan over supply dan menghambat kinerja ekspor nikel Sulsel ke negara mitra dagang seperti Jepang dan Tiongkok. Gejolak geopolitik yang semakin meningkat juga turut menghambat pertumbuhan ekspor Sulsel.
Menanggapi situasi ini, Bank Indonesia (BI) Sulsel menginisiasi seminar Sulsel Talk pada 15 Agustus 2024 di Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Selatan. Seminar dengan tema “Strategi Penguatan Ekspor Produk Sulawesi Selatan di Tengah Gejolak Ekonomi Global” ini menghadirkan tiga narasumber.
Ketiga narasumber itu yakni Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, yang memaparkan perkembangan ekonomi global, nasional, dan Sulawesi Selatan; Chief Economist PT. Bank Permata Tbk, Josua Pardede, yang membahas strategi penguatan ekspor Sulawesi di tengah gejolak ekonomi global; serta Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) DPD Sulselbar, Arief R. Pabelangi.
Dari paparan para narasumber, terlihat bahwa Sulsel masih memiliki peluang untuk meningkatkan kinerja ekspor guna mendukung perekonomian daerah. Rizki menjelaskan kinerja ekspor Sulsel saat ini relatif terbatas karena pemulihan perekonomian global yang belum optimal serta dampak konflik geopolitik.
"Namun, pemberian insentif daerah berbasis ekspor dapat menjadi salah satu opsi solusi," kata dia, dalam keterangan pers.
Arief juga menyarankan pemberian subsidi dan premi ekspor sebagai langkah untuk mendorong kinerja ekspor Sulsel ke depan.
Sementara itu, Josua Pardede menekankan pentingnya akselerasi hilirisasi rumput laut sebagai salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah produk ekspor Sulawesi Selatan. Meskipun rumput laut merupakan komoditas ekspor unggulan Sulsel, porsi ekspor rumput laut masih didominasi oleh bahan mentah (raw materials) dan bukan produk hasil olahan.
Hilirisasi dan pendalaman ekspor memerlukan peningkatan kapasitas produksi rumput laut. Pemberian insentif kepada pelaku usaha, distribusi bibit rumput laut berkualitas, dan manajemen inventori dapat membantu meningkatkan produksi serta menjaga fluktuasi harga rumput laut.
Sulsel Talk triwulan II 2024 berusaha memberikan solusi konkret terhadap masalah dan tantangan perekonomian Sulsel. Sebanyak 213 peserta dari berbagai kalangan, termasuk pemerintah, akademisi, pelaku usaha, Forkopimda, dan media, antusias mengikuti diskusi dan sesi tanya jawab.
Sulsel Talk menyimpulkan bahwa Sulawesi Selatan memiliki potensi ekspor non-mineral dari wilayah daratan maupun kepulauan, seperti rumput laut, ikan segar, serta produk pertanian dan hortikultura.
Kendala utama dalam pengembangan rumput laut termasuk fluktuasi harga. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas produksi, insentif untuk pelaku usaha (termasuk distributor rumput laut), manajemen inventori, dan pengembangan SDM pengelola rumput laut sangat diperlukan.
Selain itu, diperlukan sinergi, kolaborasi, dan koordinasi lintas otoritas untuk meningkatkan kinerja ekspor, termasuk pemantapan pasar mitra dagang baru seperti Afrika, Nigeria, dan Timur Tengah, dukungan pembiayaan, serta pengembangan transportasi dan biaya yang terjangkau.
Peningkatan industri pengolahan juga perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas serta menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Kontraksi ekspor ini terutama disebabkan oleh penurunan permintaan komoditas nikel, akibat penurunan harga nikel di pasar global yang menyebabkan over supply dan menghambat kinerja ekspor nikel Sulsel ke negara mitra dagang seperti Jepang dan Tiongkok. Gejolak geopolitik yang semakin meningkat juga turut menghambat pertumbuhan ekspor Sulsel.
Menanggapi situasi ini, Bank Indonesia (BI) Sulsel menginisiasi seminar Sulsel Talk pada 15 Agustus 2024 di Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Selatan. Seminar dengan tema “Strategi Penguatan Ekspor Produk Sulawesi Selatan di Tengah Gejolak Ekonomi Global” ini menghadirkan tiga narasumber.
Ketiga narasumber itu yakni Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, yang memaparkan perkembangan ekonomi global, nasional, dan Sulawesi Selatan; Chief Economist PT. Bank Permata Tbk, Josua Pardede, yang membahas strategi penguatan ekspor Sulawesi di tengah gejolak ekonomi global; serta Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) DPD Sulselbar, Arief R. Pabelangi.
Dari paparan para narasumber, terlihat bahwa Sulsel masih memiliki peluang untuk meningkatkan kinerja ekspor guna mendukung perekonomian daerah. Rizki menjelaskan kinerja ekspor Sulsel saat ini relatif terbatas karena pemulihan perekonomian global yang belum optimal serta dampak konflik geopolitik.
"Namun, pemberian insentif daerah berbasis ekspor dapat menjadi salah satu opsi solusi," kata dia, dalam keterangan pers.
Arief juga menyarankan pemberian subsidi dan premi ekspor sebagai langkah untuk mendorong kinerja ekspor Sulsel ke depan.
Sementara itu, Josua Pardede menekankan pentingnya akselerasi hilirisasi rumput laut sebagai salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah produk ekspor Sulawesi Selatan. Meskipun rumput laut merupakan komoditas ekspor unggulan Sulsel, porsi ekspor rumput laut masih didominasi oleh bahan mentah (raw materials) dan bukan produk hasil olahan.
Hilirisasi dan pendalaman ekspor memerlukan peningkatan kapasitas produksi rumput laut. Pemberian insentif kepada pelaku usaha, distribusi bibit rumput laut berkualitas, dan manajemen inventori dapat membantu meningkatkan produksi serta menjaga fluktuasi harga rumput laut.
Sulsel Talk triwulan II 2024 berusaha memberikan solusi konkret terhadap masalah dan tantangan perekonomian Sulsel. Sebanyak 213 peserta dari berbagai kalangan, termasuk pemerintah, akademisi, pelaku usaha, Forkopimda, dan media, antusias mengikuti diskusi dan sesi tanya jawab.
Sulsel Talk menyimpulkan bahwa Sulawesi Selatan memiliki potensi ekspor non-mineral dari wilayah daratan maupun kepulauan, seperti rumput laut, ikan segar, serta produk pertanian dan hortikultura.
Kendala utama dalam pengembangan rumput laut termasuk fluktuasi harga. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas produksi, insentif untuk pelaku usaha (termasuk distributor rumput laut), manajemen inventori, dan pengembangan SDM pengelola rumput laut sangat diperlukan.
Selain itu, diperlukan sinergi, kolaborasi, dan koordinasi lintas otoritas untuk meningkatkan kinerja ekspor, termasuk pemantapan pasar mitra dagang baru seperti Afrika, Nigeria, dan Timur Tengah, dukungan pembiayaan, serta pengembangan transportasi dan biaya yang terjangkau.
Peningkatan industri pengolahan juga perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas serta menyerap lebih banyak tenaga kerja.
(TRI)
Berita Terkait
Ekbis
ASBISINDO Sulsel Gandeng BI dan OJK Perkuat SDM Perbankan Syariah
Pelatihan ini diharapkan mampu mencetak sumber daya manusia yang kompeten, berintegritas, dan adaptif, sekaligus mempercepat penguatan ekosistem keuangan syariah di Sulawesi Selatan.
Minggu, 14 Des 2025 14:41
Ekbis
CHAPTER 2025: BI & Mitra Strategis Kebut Layanan Publik Digital Sulsel
Kantor Perwakilan BI Sulsel menyelenggarakan puncak acara Collaborative and High-Impact Payment System Appreciation (CHAPTER) 2025 di Hotel Claro Makassar.
Rabu, 03 Des 2025 18:07
Ekbis
BI Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Panen Perdana Padi Gamagora 7 di Maros
Salah satu wujud nyatanya terlihat pada panen perdana demplot padi varietas Gamagora 7 di Kelompok Tani Sukamandiri, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros.
Kamis, 27 Nov 2025 08:56
Ekbis
Ekonomi Sulsel Diproyeksi Bisa Tumbuh hingga 5,7%, Pertanian Jadi Penggerak Utama
BI tetap optimistis laju ekonomi Sulsel akan terus membaik, bahkan bisa mencapai angka 5,7 persen, dengan sektor pertanian sebagai motor penggerak.
Senin, 17 Nov 2025 21:05
Ekbis
Karantina Sulsel Perkuat Efisiensi & Daya Saing Ekspor Lewat Sinergi Lintas Sektor
Karantina Sulsel menegaskan komitmennya untuk mendorong efisiensi dan daya saing ekspor, khususnya di Makassar, melalui sinergi lintas sektor.
Kamis, 13 Nov 2025 13:14
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Sidang Putusan Kasus Lakalantas Punagaya di PN Jeneponto Ricuh
2
Mantan Pj Gubernur Sulsel Diperiksa 10 Jam Terkait Kasus Dugaan Korupsi Bibit Nanas
3
Kejari Wajo Tetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Hibah Pengembangan Persuteraan
4
Mahasiswa Pertambangan Nobel Indonesia Belajar Petrologi dan Geologi di 3 Lokasi
5
Setahun Kegiatan Hapus Tato Gratis Terhenti Akibat Kerusakan Mesin Laser
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Sidang Putusan Kasus Lakalantas Punagaya di PN Jeneponto Ricuh
2
Mantan Pj Gubernur Sulsel Diperiksa 10 Jam Terkait Kasus Dugaan Korupsi Bibit Nanas
3
Kejari Wajo Tetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Hibah Pengembangan Persuteraan
4
Mahasiswa Pertambangan Nobel Indonesia Belajar Petrologi dan Geologi di 3 Lokasi
5
Setahun Kegiatan Hapus Tato Gratis Terhenti Akibat Kerusakan Mesin Laser