Komoditas Nikel Mendominasi, BPS Sulsel Catat Nilai Ekspor Naik 5,87%
Rabu, 09 Apr 2025 15:21

BPS Sulawesi selatan saat merilis perkembangan nilai ekspor dan impor. Foto: Istimewa
MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar konferensi pers dan merilis nilai ekspor dan impor. Tercatat nilai ekspor meengalami kenaikan pada bulan Februari 2025.
Kepala BPS Sulsel, Aryanto mengatakan, perkembangan nilai ekspor dan impor bisa lihat neraca perdagangan di bulan Februari 2025. Untuk ekspor 143,47 juta US Dollar naik sebesar 15,57% dibandingkan Januari 2025. Dibandingkan Februari 2024 terjadi kenaikan sebesar 5,87%.
"Namun kalau kita kumulatifkan Januari-Februari 2025 dan Januari-Februari 2024 terjadi penurunan sebesar 16,89%," jelasnya dalam sesi konferensi, Rabu (9/4/2025).
Kemudian 5 negara tujuan ekspor terbesar di antaranya negara Jepang, China, Taiwan, Vietnam, dan Korea Selatan.
"Jepang sebesar 84,96 juta US Dollar; China 51,17 juta US Dollar; Taiwan 2,86 juta US Dollar; Vietnam sebesar 2,37 juta US Dollar, dan Korea Selatan sebesar 1,40 juta US Dollar," terangnya.
Lalu lima komoditas terbesar adalah nikel (HS 75) sebesar 82,34 juta US Dollar; besi dan baja (HS72) sebesar 32,31 juta US Dollar; kakao coklat (HS 18) sebesar 7,69 juta US Dollar; biji-bijian berminyak (HS 12) sebesar 7,06 juta US Dollar; serta ikan dan udang (HS 03) 3,79 juta US Dollar.
Sedangkan nilai impor 67,04 juta US Dollar, naik dibandingkan pada bulan Januari 2025 sebesar 34,95%. Maka dari itu, terjadi surplus sebesar 76,42 juta US Dollar.
"Dibandingkan Februari 2024 di bulan yang sama yakni terjadi penurunan sebesar 41,39%. Secara kumulatif dari Januari-Februari 2025 dan dibandingkan bulan Januari-Februari 2024 mengalami penurunan sebesar 45,10%," tuturnya.
"Grafik tiap bulan masing-masing surplus bahwa untuk neraca perdagangan dari Sulawesi Selatan ini dari tahun 2023 sampai bulan Februari 2025 selalu terjadi surplus," sambungnya.
Kemudian 5 negara impor terbesar yakni Thailand sebesar 21,55 juta US Dollar; Argentina 19,19 juta US Dollar; China 11,49 juta US Dollar; Brazil 7,72 juta US Dollar, dan Singapura sebesar 4,92 juta US Dollar.
"Adapun lima komoditas impor terbesar yaitu gula dan kembang gula (HS 17) sebesar 20,95%; olahan makanan hewan (HS 23) 20,80%; gandum-ganduman (HS 10) 6,40%; mesin atau peralatan listrik (HS 85) 4,66%; serta kakao coklat (HS 18) sebesar 4,38%," jelas dia.
Aryanto menambahkan peningkatan nilai ekspor dan impor pada Januari dan Februari 2025 mencapai 267,61 juta US Dollar atau setara sebesar Rp4,52 triliun.
Lalu surplus di bulan Februari lebih besar bila dibandingkan dengan Januari 2025 maupun Februari 2024.
"Kalau kita rinci untuk neraca perdagangan khusus bulan Februari pada grafik bahwa untuk 2025 jauh lebih besar dibandingkan dengan Februari 2024. Dibandingkan dengan Februari 2023, lebih besar dengan tahun 2022 dan 2021," bebernya.
"Sedangkan secada kumulatif Januari dan Februari surplus neraca perdagangan ini terjadi kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2024. Namun lebih kecil apabila kita bandingkan tahun 2023," imbuhnya.
Di sisi lain, indikator parawisata untuk tingkat penghunian kamar hotel, pertama adalah tingkat untuk hotel berbintang dari grafik per bulan untuk Februari 2025 dibandingkan dengan Januari 2025 terjadi penurunan sebesar 1,85 poin.
"Dibandingkan dari tahun ke tahun, dilihat dari grafik Februari 2025 dibandingkan Februari 2024 mengalami penurunan sebesar 2,78 poin," katanya.
Kemudian penggunaan kamar hotel non bintang pada bulan Februari 2025 sedikit penurunan yakni 0,36 poin. Jika dibandingkan Januari 2025, serta dibandingkan Februari 2024 juga mengalami penurunan.
Kepala BPS Sulsel, Aryanto mengatakan, perkembangan nilai ekspor dan impor bisa lihat neraca perdagangan di bulan Februari 2025. Untuk ekspor 143,47 juta US Dollar naik sebesar 15,57% dibandingkan Januari 2025. Dibandingkan Februari 2024 terjadi kenaikan sebesar 5,87%.
"Namun kalau kita kumulatifkan Januari-Februari 2025 dan Januari-Februari 2024 terjadi penurunan sebesar 16,89%," jelasnya dalam sesi konferensi, Rabu (9/4/2025).
Kemudian 5 negara tujuan ekspor terbesar di antaranya negara Jepang, China, Taiwan, Vietnam, dan Korea Selatan.
"Jepang sebesar 84,96 juta US Dollar; China 51,17 juta US Dollar; Taiwan 2,86 juta US Dollar; Vietnam sebesar 2,37 juta US Dollar, dan Korea Selatan sebesar 1,40 juta US Dollar," terangnya.
Lalu lima komoditas terbesar adalah nikel (HS 75) sebesar 82,34 juta US Dollar; besi dan baja (HS72) sebesar 32,31 juta US Dollar; kakao coklat (HS 18) sebesar 7,69 juta US Dollar; biji-bijian berminyak (HS 12) sebesar 7,06 juta US Dollar; serta ikan dan udang (HS 03) 3,79 juta US Dollar.
Sedangkan nilai impor 67,04 juta US Dollar, naik dibandingkan pada bulan Januari 2025 sebesar 34,95%. Maka dari itu, terjadi surplus sebesar 76,42 juta US Dollar.
"Dibandingkan Februari 2024 di bulan yang sama yakni terjadi penurunan sebesar 41,39%. Secara kumulatif dari Januari-Februari 2025 dan dibandingkan bulan Januari-Februari 2024 mengalami penurunan sebesar 45,10%," tuturnya.
"Grafik tiap bulan masing-masing surplus bahwa untuk neraca perdagangan dari Sulawesi Selatan ini dari tahun 2023 sampai bulan Februari 2025 selalu terjadi surplus," sambungnya.
Kemudian 5 negara impor terbesar yakni Thailand sebesar 21,55 juta US Dollar; Argentina 19,19 juta US Dollar; China 11,49 juta US Dollar; Brazil 7,72 juta US Dollar, dan Singapura sebesar 4,92 juta US Dollar.
"Adapun lima komoditas impor terbesar yaitu gula dan kembang gula (HS 17) sebesar 20,95%; olahan makanan hewan (HS 23) 20,80%; gandum-ganduman (HS 10) 6,40%; mesin atau peralatan listrik (HS 85) 4,66%; serta kakao coklat (HS 18) sebesar 4,38%," jelas dia.
Aryanto menambahkan peningkatan nilai ekspor dan impor pada Januari dan Februari 2025 mencapai 267,61 juta US Dollar atau setara sebesar Rp4,52 triliun.
Lalu surplus di bulan Februari lebih besar bila dibandingkan dengan Januari 2025 maupun Februari 2024.
"Kalau kita rinci untuk neraca perdagangan khusus bulan Februari pada grafik bahwa untuk 2025 jauh lebih besar dibandingkan dengan Februari 2024. Dibandingkan dengan Februari 2023, lebih besar dengan tahun 2022 dan 2021," bebernya.
"Sedangkan secada kumulatif Januari dan Februari surplus neraca perdagangan ini terjadi kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2024. Namun lebih kecil apabila kita bandingkan tahun 2023," imbuhnya.
Di sisi lain, indikator parawisata untuk tingkat penghunian kamar hotel, pertama adalah tingkat untuk hotel berbintang dari grafik per bulan untuk Februari 2025 dibandingkan dengan Januari 2025 terjadi penurunan sebesar 1,85 poin.
"Dibandingkan dari tahun ke tahun, dilihat dari grafik Februari 2025 dibandingkan Februari 2024 mengalami penurunan sebesar 2,78 poin," katanya.
Kemudian penggunaan kamar hotel non bintang pada bulan Februari 2025 sedikit penurunan yakni 0,36 poin. Jika dibandingkan Januari 2025, serta dibandingkan Februari 2024 juga mengalami penurunan.
(MAN)
Berita Terkait

Sulsel
Kabupaten Maros Masuk 10 Daerah Termiskin di Sulsel
Kabupaten Maros menempati urutan kesepuluh dalam daftar kabupaten dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Provinsi Sulawesi Selatan.
Jum'at, 23 Mei 2025 05:32

Ekbis
Industri Ekspor Tertekan Tarif AS, Ekonomi Domestik Harus Diperkuat
Mohammad Faisal menegaskan bahwa penguatan ekonomi domestik kini bukan lagi pilihan, tetapi sebuah kewajiban dalam menghadapi perang dagang global.
Rabu, 21 Mei 2025 10:37

News
Data Kemiskinan di Indonesia Harus Jadi Evaluasii Serius
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyoroti ketimpangan tajam, antara data resmi yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) dengan laporan World Bank terkait tingkat kemiskinan di Indonesia.
Rabu, 07 Mei 2025 10:45

Ekbis
Survei OJK-BPS: Literasi Keuangan Naik, Inklusi Tembus 80,51 Persen
Hasilnya, indeks literasi keuangan naik menjadi 66,46%, sementara indeks inklusi keuangan mencapai 80,51%, meningkat dari 2024 yang masing-masing sebesar 65,43% dan 75,02%.
Minggu, 04 Mei 2025 10:56

Ekbis
PT Vale Produksi 17.027 Ton Nikel Matte di Triwulan I 2025
PT Vale Indonesia Tbk (“PT Vale” atau “Perseroan”, IDX Ticker: INCO) hari ini mengumumkan capaian produksi nikel dalam matte sebesar 17.027 metrik ton pada triwulan pertama tahun 2025 (1T25).
Selasa, 29 Apr 2025 21:11
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

100 Hari Kerja, Pengamat Nilai Kebijakan dan Gebrakan Appi-Aliyah Tepat
2

MHM 2025, Munafri Arifuddin Dorong Peningkatan Fasilitas Event Setiap Tahun
3

RUPTL Baru Berpotensi Ciptakan 1,7 Juta Lapangan Kerja, 91% Green Jobs
4

Bukit Baruga Tawarkan Promo Menarik di The Showcase Automotive & Property Exhibition
5

Pelindo Tegaskan Pandu & Tunda di Sungai Mahakam Sesuai Ketentuan
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

100 Hari Kerja, Pengamat Nilai Kebijakan dan Gebrakan Appi-Aliyah Tepat
2

MHM 2025, Munafri Arifuddin Dorong Peningkatan Fasilitas Event Setiap Tahun
3

RUPTL Baru Berpotensi Ciptakan 1,7 Juta Lapangan Kerja, 91% Green Jobs
4

Bukit Baruga Tawarkan Promo Menarik di The Showcase Automotive & Property Exhibition
5

Pelindo Tegaskan Pandu & Tunda di Sungai Mahakam Sesuai Ketentuan