Survei OJK-BPS: Literasi Keuangan Naik, Inklusi Tembus 80,51 Persen
Minggu, 04 Mei 2025 10:56

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025. Foto/Istimewa
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025. Hasilnya, indeks literasi keuangan naik menjadi 66,46%, sementara indeks inklusi keuangan mencapai 80,51%, meningkat dari 2024 yang masing-masing sebesar 65,43% dan 75,02%.
Pengumuman ini disampaikan oleh Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif OJK, dan Ateng Hartono, Deputi Statistik Sosial BPS, di kantor BPS, Jakarta, beberapa waktu lalu.
SNLIK 2025 adalah survei kedua hasil kolaborasi OJK dan BPS, sebagai basis data untuk merancang program literasi dan inklusi keuangan ke depan. Survei ini mengukur persepsi dan pemahaman masyarakat atas sektor jasa keuangan dari dua pendekatan: Metode Keberlanjutan dan Metode Cakupan DNKI.
Metode Keberlanjutan mencakup 9 sektor jasa keuangan dan menunjukkan indeks literasi keuangan 66,46% serta inklusi 80,51%. Sedangkan, Metode Cakupan DNKI, yang menambahkan sektor seperti BPJS dan Koperasi, mencatat angka lebih tinggi: literasi 66,64% dan inklusi 92,74%.
Sementara itu, literasi keuangan syariah berada di angka 43,42% dan inklusi keuangan syariah 13,41%.
Survei dilakukan di 34 provinsi, 120 kota/kabupaten, dengan total responden 10.800 orang berusia 15–79 tahun, menggunakan metode stratified multistage cluster sampling.
Temuan Utama SNLIK 2025:
• Wilayah: Perkotaan mencatat literasi dan inklusi lebih tinggi dibanding perdesaan.
• Gender: Literasi keuangan pria lebih tinggi, inklusi relatif seimbang antara pria dan wanita.
• Usia: Kelompok 18–35 tahun memiliki literasi dan inklusi tertinggi, sedangkan 15–17 tahun dan 51–79 tahun terendah.
• Pendidikan: Semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi pula indeks literasi dan inklusi.
• Pekerjaan: Pegawai, profesional, dan pengusaha mencatat skor tertinggi. Petani, nelayan, dan kelompok tidak bekerja ada di posisi terbawah.
• Sektor dominan: Perbankan masih mendominasi indeks literasi dan inklusi keuangan.
Hasil ini menjadi dasar OJK dalam menyusun kebijakan berbasis data, serta memperkuat program edukasi keuangan khususnya untuk kelompok masyarakat dengan indeks rendah, seperti perempuan, masyarakat desa, kelompok usia muda dan lansia, serta warga berpendidikan rendah.
Fokus tersebut tercantum dalam Peta Jalan Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan (2023–2027), RPJMN 2025–2029, dan RPJPN 2025–2045.
Pengumuman ini disampaikan oleh Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif OJK, dan Ateng Hartono, Deputi Statistik Sosial BPS, di kantor BPS, Jakarta, beberapa waktu lalu.
SNLIK 2025 adalah survei kedua hasil kolaborasi OJK dan BPS, sebagai basis data untuk merancang program literasi dan inklusi keuangan ke depan. Survei ini mengukur persepsi dan pemahaman masyarakat atas sektor jasa keuangan dari dua pendekatan: Metode Keberlanjutan dan Metode Cakupan DNKI.
Metode Keberlanjutan mencakup 9 sektor jasa keuangan dan menunjukkan indeks literasi keuangan 66,46% serta inklusi 80,51%. Sedangkan, Metode Cakupan DNKI, yang menambahkan sektor seperti BPJS dan Koperasi, mencatat angka lebih tinggi: literasi 66,64% dan inklusi 92,74%.
Sementara itu, literasi keuangan syariah berada di angka 43,42% dan inklusi keuangan syariah 13,41%.
Survei dilakukan di 34 provinsi, 120 kota/kabupaten, dengan total responden 10.800 orang berusia 15–79 tahun, menggunakan metode stratified multistage cluster sampling.
Temuan Utama SNLIK 2025:
• Wilayah: Perkotaan mencatat literasi dan inklusi lebih tinggi dibanding perdesaan.
• Gender: Literasi keuangan pria lebih tinggi, inklusi relatif seimbang antara pria dan wanita.
• Usia: Kelompok 18–35 tahun memiliki literasi dan inklusi tertinggi, sedangkan 15–17 tahun dan 51–79 tahun terendah.
• Pendidikan: Semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi pula indeks literasi dan inklusi.
• Pekerjaan: Pegawai, profesional, dan pengusaha mencatat skor tertinggi. Petani, nelayan, dan kelompok tidak bekerja ada di posisi terbawah.
• Sektor dominan: Perbankan masih mendominasi indeks literasi dan inklusi keuangan.
Hasil ini menjadi dasar OJK dalam menyusun kebijakan berbasis data, serta memperkuat program edukasi keuangan khususnya untuk kelompok masyarakat dengan indeks rendah, seperti perempuan, masyarakat desa, kelompok usia muda dan lansia, serta warga berpendidikan rendah.
Fokus tersebut tercantum dalam Peta Jalan Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan (2023–2027), RPJMN 2025–2029, dan RPJPN 2025–2045.
(TRI)
Berita Terkait

Ekbis
OJK Gandeng KOWANI Dorong Literasi Keuangan, Sasar Emak-emak
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi keuangan masyarakat, termasuk kepada kelompok perempuan dan ibu rumah tangga alias emak-emak.
Kamis, 03 Jul 2025 15:12

Ekbis
Database Agen dan Polis Diluncurkan, Industri Asuransi Masuki Era Baru
OJK resmi meluncurkan Database Agen Asuransi Indonesia dan Database Polis Asuransi Indonesia, dua inisiatif strategis untuk memperkuat ekosistem industri perasuransian nasional.
Rabu, 02 Jul 2025 14:09

Ekbis
OJK & Diskop UKM Perkuat Literasi Keuangan Koperasi Merah Putih di Makassar
Kegiatan ini diikuti oleh 153 ketua pengurus Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) dari seluruh kelurahan di Kota Makassar.
Jum'at, 27 Jun 2025 10:57

Ekbis
Sektor Jasa Keuangan Sulsel Stabil, Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Di tengah berbagai tantangan dan dinamika perekonomian global maupun domestik, sektor jasa keuangan di wilayah ini terus menunjukkan ketangguhannya.
Selasa, 24 Jun 2025 14:19

Ekbis
BI Sulsel Ajak Jurnalis Perkuat Literasi, Inklusi, & Halal Lifestyle
BI Sulsel terus mendorong penguatan ekonomi syariah. Salah satunya dengan menggandeng insan media untuk penguatan ekonomi syariah.
Senin, 23 Jun 2025 20:10
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Bupati Bantaeng Uji Nurdin Minta Seluruh Jajarannya Bantu Warga Tangani Dampak Banjir
2

Tingginya Permintaan Masyarakat, UMI Perpanjang Pendaftaran Mahasiswa Baru Fakultas Farmasi
3

Rakernas AMPUH Diharap Hadirkan Solusi Permasalahan Haji & Umrah
4

Air Sungai Meluap, Banjir Rendam Wilayah Rumbia Jeneponto
5

Yayasan AHM Latih Puluhan UMKM Bengkel Motor untuk Dorong Ekonomi & Lapangan Kerja
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Bupati Bantaeng Uji Nurdin Minta Seluruh Jajarannya Bantu Warga Tangani Dampak Banjir
2

Tingginya Permintaan Masyarakat, UMI Perpanjang Pendaftaran Mahasiswa Baru Fakultas Farmasi
3

Rakernas AMPUH Diharap Hadirkan Solusi Permasalahan Haji & Umrah
4

Air Sungai Meluap, Banjir Rendam Wilayah Rumbia Jeneponto
5

Yayasan AHM Latih Puluhan UMKM Bengkel Motor untuk Dorong Ekonomi & Lapangan Kerja