Trillion Rupiah Game: Mengupas Strategi Investasi Raja Properti Iwan Sunito

Selasa, 01 Jul 2025 12:02
Trillion Rupiah Game: Mengupas Strategi Investasi Raja Properti Iwan Sunito
Dengan modal awal hanya Rp150 miliar, Iwan Sunito berhasil meraup keuntungan hingga Rp1 triliun dari pengembangan properti di Five Dock, sebuah kawasan suburban di Sydney. Foto/IST
Comment
Share
SYDNEY - "The best investment on Earth is earth." Begitu kata Louis Glickman, investor properti asal New York, yang menekankan betapa menguntungkannya properti sebagai instrumen investasi. Dengan lahan yang terbatas, inflasi yang terus berjalan, permintaan yang meningkat, dan perkembangan infrastruktur, investasi properti selalu menunjukkan hasil yang menguntungkan.

Iwan Sunito, Founder & CEO One Global Capital, perusahaan investasi dan pengembang properti yang berbasis di Sydney, Australia, memahami betul hal ini. Dengan modal awal hanya Rp150 miliar, pria kelahiran Surabaya ini berhasil meraup keuntungan hingga Rp1 triliun dari pengembangan properti di Five Dock, sebuah kawasan suburban di Sydney. Kesuksesan itu pula yang membuatnya dijuluki Raja Properti Australia asal Indonesia.

Pada awalnya, kawasan Five Dock tidak dilirik oleh para pengembang. Lahan yang dibeli Iwan di 155 William Street pada 2002 bahkan hanya berupa showroom mobil bekas dengan kondisi yang sangat buruk. Saat itu, truk-truk berat melintas di sekitar area tersebut, menciptakan suasana yang bising dan kotor. Namun, Iwan melihat peluang di tengah ketidakpedulian banyak pengembang.

“Tanpa peliputan media, tanpa pesta peresmian, hanya dering telepon, proposal sederhana, dan tentu saja optimisme,” kenang Iwan.

Setelah mengakuisisi lahan tersebut, Iwan dan timnya menyewakan properti tersebut sebagai showroom mobil. Selama lebih dari satu dekade, harga sewa hanya sekitar AUD1 juta per tahun—cukup untuk menutupi biaya bunga dan operasional hingga akhirnya tiba waktu untuk mengembangkan lahan tersebut.

Titik balik datang pada 2019, saat Pemerintah New South Wales (NSW) meluncurkan Parramatta Road Transformation Strategy, yang mengubah aturan zonasi dan membuka potensi besar bagi kawasan ini. Pemerintah NSW kemudian menetapkan Five Dock sebagai pusat pertumbuhan baru dengan pembangunan stasiun metro modern yang menghubungkan Parramatta dan Sydney CBD secara cepat.

Menurut Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, proyek metro ini memberi peluang besar untuk perumahan dan komersial di sekitar Five Dock. "Five Dock akan menjadi titik strategis dalam konektivitas kota," ujarnya.

Prof. Nicole Gurran, pakar perencanaan dari University of Sydney, menyatakan bahwa Five Dock menjadi contoh bagaimana transportasi publik dan perencanaan kota dapat menciptakan pusat kota yang bernilai tinggi dan inklusif.

Kini, kawasan yang dulu terabaikan itu telah berubah. Zonasi lahan telah meningkat pesat, dan potensi Gross Floor Area (GFA) kini mencapai 65.000 m² dengan peluang pembangunan 750 apartemen.

Lahan yang Iwan beli seharga Rp150 miliar pada 2002, kini bernilai lebih dari Rp1 triliun, dengan potensi pengembangan mencapai lebih dari Rp10 triliun. “Ini bukan spekulasi, tapi strategi, riset mendalam, kesabaran, dan kemampuan membaca arah pengembangan tata kota,” ujar Iwan.

Di tengah pasar properti yang sering terobsesi dengan keuntungan jangka pendek, Iwan memiliki filosofi investasi yang berbeda: urban chess. Setiap akuisisi dievaluasi dengan cermat dari sisi urban, perubahan zonasi, kebijakan infrastruktur, dan proyeksi pertumbuhan kota.

“Pada akhirnya, nilai investasi terbaik tercapai bahkan sebelum pengurusan IMB. Kesabaran itu kini membuahkan hasil berlipat ganda,” katanya.Iwan kini berencana mengembangkan proyek mixed-use mid-rise di Five Dock. Proyek ini dirancang menjadi ikon baru dan terletak sangat strategis, hanya 20 menit dari pusat kota Sydney dengan menggunakan Sydney Metro West yang tengah dibangun.

One Global Capital: Lahirnya Filosofi Baru
Sebagai pendiri Crown Group pada 1996, Iwan Sunito telah menciptakan berbagai ikon arsitektur yang menghiasi langit Sydney. Namun, menurutnya, proyek Five Dock lebih dari sekadar bisnis. Ini adalah titik balik dalam visinya.

“Dari sini lahir One Global Capital: platform untuk mengubah aset tersembunyi menjadi investasi unggulan melalui struktur modal kecil, utang rendah, dan visi jangka panjang,” jelasnya.

Dalam 12 bulan terakhir, One Global Capital telah mengakuisisi dan mengoperasikan proyek-proyek besar, seperti One Global Resorts senilai Rp1 triliun, Grand Eastlakes senilai Rp280 miliar, dan Macquarie Park Hotel senilai Rp750 miliar.

Iwan menambahkan, One Global Capital kini memiliki visi untuk memperluas kemitraan, dari beberapa mitra menjadi 1.000 mitra yang tersebar di berbagai negara dengan berbagai kelas aset.

“Banyak mitra baru kami berasal dari AS dan Tiongkok, yang tertarik dengan stabilitas properti Australia dan pendekatan investasi butik kami yang personal,” ungkap Iwan.

Dia menjelaskan bahwa One Global Capital bukanlah institusi dana atau platform crowdfunding massal. Ini adalah jalur investasi eksklusif yang bersifat personal dan kolaboratif.

“Model hybrid ini memungkinkan mitra pasif menikmati hasil stabil, sementara mitra aktif ikut membentuk proyek sejak tahap awal,” ujarnya.

Jaringan mitra eksklusif One Global Capital kini sedang dibangun untuk proyek-proyek di Sydney, Jakarta, Los Angeles, dan Singapura. Setiap proyek membawa filosofi yang sama seperti di Five Dock: akuisisi berbasis keyakinan, utang rendah, arus kas nyata, dan nilai jangka panjang.

“Kami hanya butuh 1.000 orang yang berpikir seperti kami—yang ingin membangun kota, bukan sekadar portofolio,” tandas Iwan.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru