10 Tim Perwakilan Provinsi Ramaikan QRIS Jelajah Budaya Sulampua

Selasa, 07 Okt 2025 11:38
10 Tim Perwakilan Provinsi Ramaikan QRIS Jelajah Budaya Sulampua
Bupati Maros AS Chaidir Syam dan Kepala Perwakilan BI Sulsel Rizki E Wimanda membuka secara resmi QRIS Jelajah Budaya Indonesia (QJl) 2025 wilayah Sulampua di Taman Arkeologi Leang-leang, Maros.
Comment
Share
MAROS - Bank Indonesia (BI) secara resmi memulai pelaksanaan QRIS Jelajah Budaya Indonesia (QJl) 2025 wilayah Sulampua di Taman Arkeologi Leang-leang, Kabupaten Maros, pada Selasa (7/10/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian flagship event Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia - Indonesia Fintech Summit & Expo (FEKDI-IFSE) 2025.

Acara pembukaan berlangsung meriah dengan diikuti 10 tim perwakilan dari provinsi di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua alias Sulampua. Kegiatan berlangsung selama lima hari, dari 7 hingga 11 Oktober 2025, menjelajahi tiga lokasi ikonik: Maros (Sulsel), Ternate (Maluku Utara), dan Bau-Bau (Sultra).

Lewat acara ini, BI ingin menggaungkan digitalisasi keuangan lewat transaksi non-tunai yakni QRIS. Tidak kalah penting, kegiatan ini juga sekaligus mengangkat kebudayaan dan pariwisata daerah.

Bupati Maros, AS Chaidir Syam, mengaku bangga karena Maros terpilih menjadi lokasi pembuka acara ini. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya mendukung digitalisasi sistem pembayaran, tetapi juga mempromosikan kekayaan budaya dan destinasi wisata lokal.

“Kita berada di taman arkeologi Leang-Leang, ini kawasan geopark dan karst terpanjang kedua di dunia. Kami bahagia karena QRIS Jelajah Budaya mengangkat tema budaya dan pariwisata, sesuai potensi Maros,” ujar dia.

Bupati Chaidir juga menekankan bahwa QRIS sudah diimplementasikan di berbagai sektor di Maros, termasuk destinasi wisata prioritas. Bahkan, penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB) di wilayahnya hampir mencapai Rp10 miliar melalui QRIS.

“Dengan QRIS, masyarakat merasa lebih aman. Kalau tunai bisa saja ada rampok, pencurian. Ini bagian dari komitmen kami membangun ekosistem keuangan yang inklusif,” jelasnya.

QRIS, Budaya, dan Literasi Digital
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Rizki Ernadi Wimanda, menjelaskan bahwa QRIS Jelajah Budaya Indonesia adalah kampanye tahunan Bank Indonesia yang menggabungkan pengenalan budaya, wisata, dan literasi keuangan digital.

“Yang menarik, tahun ini kita gelar dua tingkat: provinsi dan wilayah. Di tingkat wilayah ini, peserta terbaik dari Sulampua akan diberikan misi seperti memperkenalkan tujuh fitur QRIS, termasuk QRIS border,” ujar Rizki.

Setiap kota yang dikunjungi membawa misi berbeda. Maros menjadi pusat pengenalan budaya dan transaksi digital, Ternate fokus pada keamanan siber dan manajemen risiko, sedangkan Bau-Bau akan menutup rangkaian kegiatan dengan promosi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah dan Budaya.

Rizki menegaskan bahwa digitalisasi sistem pembayaran adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Ia juga menyampaikan tiga pesan penting. Pertama, digitalisasi adalah keniscayaan bahwa QRIS membawa kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi.

Kedua, literasi digital harus sejalan dengan pelestarian budaya dan wisata. Ketiga, ia menekankan bahwa kolaborasi adalah kunci keberhasilan. Olehnya itu, masyarakat hingga perbankan harus bersinergi mendorong inklusi keuangan.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru