Dukung UMKM Naik Kelas, Dirut Telkom Serahkan Bantuan Peralatan ke Sukma Jahe di Makassar

Kamis, 27 Nov 2025 18:28
Dukung UMKM Naik Kelas, Dirut Telkom Serahkan Bantuan Peralatan ke Sukma Jahe di Makassar
Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, menyerahkan secara simbolis bantuan peralatan untuk UMKM Sukma Jahe di Kota Makassar pada Kamis (27/11/2025). Foto/Tri Yari Kurniawan
Comment
Share
MAKASSAR - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) memberikan dukungan nyata bagi pelaku UMKM di Makassar melalui bantuan alat produksi kepada Sukma Jahe, produsen minuman bubuk instan Sarabba. Bantuan berupa alat peras tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, saat mengunjungi rumah sekaligus lokasi produksi Sukma Jahe di Makassar, Kamis (27/11/2025).

Dalam kunjungan itu, Dian berdiskusi dengan pemilik Sukma Jahe, pasangan Zukri dan Rita Suryaningsih, sekaligus meninjau proses pembuatan minuman berbahan jahe dan gula aren tersebut.

Dian menegaskan bahwa pengembangan UMKM merupakan salah satu prioritas Telkom. "UMKM adalah penopang ekonomi negara. Penting bagi kami untuk mendukung mereka, baik melalui permodalan maupun penyediaan peralatan. Harapannya, UMKM bisa naik kelas bahkan menembus pasar internasional,” ujarnya.

Menurut Dian, dukungan yang diberikan tidak hanya berkaitan dengan peningkatan produksi, tetapi juga pemasaran agar UMKM dapat memperluas jangkauannya.

Zukri dan Rita menyampaikan terima kasih sekaligus apresiasi terhadap Telkom. Bantuan alat peras baru tersebut langsung berdampak pada efisiensi kerja.

“Dengan alat lama, memproses 200 kilogram bahan butuh tiga jam dengan dua pekerja. Sekarang hanya kurang dari satu jam dan cukup satu pekerja,” kata Zukri.

Usaha Sukma Jahe bermula pada 2008 dan mulai berkembang pesat setelah dipindahkan ke Makassar pada 2012. Mereka menggunakan bahan-bahan alami seperti jahe merah dan gula aren, tanpa santan. Sebagai gantinya digunakan krimer berbahan ubi yang dinilai lebih sehat.

Perjalanan usaha ini tidak selalu mulus. Pada awal merintis, mereka harus gencar memperkenalkan produk ke berbagai instansi dan mengikuti pameran. Situasi makin berat saat pandemi Covid-19, ketika harga jahe merah melonjak dari Rp15 juta menjadi Rp75 juta per ton.

Tembus Ritel Modern & Pasar Internasional
Kini Sukma Jahe telah dipasarkan di sejumlah ritel modern seperti Hero, Mitra, Farmers Market, Grand Toserba, Ektong, dan Coklat Tanah, serta hampir semua toko oleh-oleh di kawasan Somba Opu.

Rita menjelaskan varian rasa Sarabba dari Sukma Jahe meliputi Original, Extra Pedas, dan Mocca,. Saat ini, kapasitas produksi mencapai 25 ribu sachet per bulan dengan omzet Rp50-70 juta. Pihaknya juga telah merekrut empat pekerja yang merupakan ibu rumah tangga di sekitar lokasi usaha.

Sukma Jahe juga merupakan UMKM binaan Telkom yang mendapatkan pelatihan pemasaran, pengemasan, serta dukungan promosi melalui platform digital PaDi UMKM.

Menurut Rita, bahan baku jahe diperoleh dari Maros, Mamuju, dan beberapa daerah lain, sementara gula aren dipasok langsung dari petani di Bulukumba dan Soppeng—bahkan Rita turut membina petani untuk menghasilkan gula berkualitas.

Dalam dua tahun terakhir, Sukma Jahe telah merambah pasar internasional melalui kerja sama maklon dengan pembeli dari India, Inggris, Singapura, dan Malaysia.

Meski begitu, fokus utama mereka tetap pada pasar domestik, khususnya Makassar dan Sulawesi Selatan. Sarabba produksi Sukma Jahe kini menjadi pemasok bagi banyak warkop dan kafe di Makassar.

Produk ini memiliki masa kedaluwarsa hingga 10 bulan, lebih cepat dari potensi maksimal satu tahun demi menjamin kualitas. Produk yang melewati masa edar pun tetap dimanfaatkan sebagai pupuk.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru