Melihat Orang Lain Stres Akan Membuatmu Juga Ikut Stres, Ini Sebabnya
Selasa, 21 Feb 2023 12:10

Hanya dengan melihat orang lain stres dapat membuatmu juga merasakan hal yang sama. Foto/Ilustrasi/livescience/getty images
MAKASSAR - Hanya melihat orang lain stres, dapat membuat Anda juga ikut stres. Ya, stres rupanya dapat menular dari satu individu, ke individu lainnya. Demikian kata sejumlah ahli.
Stres adalah sesuatu yang akan dialami sebagian besar orang di beberapa titik dalam hidup mereka. Menurut WHO, stres dapat didefinisikan sebagai segala jenis perubahan yang menyebabkan ketegangan fisik, emosional, atau psikologis.
Ada banyak peristiwa atau pengalaman yang dapat memicu periode stres, mulai dari memulai pekerjaan baru hingga memiliki anak.
Baca juga: Hindari Makanan dan Minuman Ini! Bisa Bikin Imun Tubuhmu jadi Lemah
Sebuah makalah tahun 2014 di jurnal Psychoneuroendocrinology menuliskan bahwa stres dapat menular. Hanya melihat orang lain dalam situasi stres dapat membuat tubuh kita melepaskan kortisol, hormon yang terlibat dalam respons stres.
Fenomena yang dijuluki "stres empatik" ini cenderung lebih umum terjadi saat melihat orang yang dicintai atau teman dekat dalam kesusahan, tetapi juga bisa terjadi saat melihat orang asing menderita.
“Sangat mungkin untuk (secara tidak sadar) merasakan emosi orang lain, terutama yang negatif,” Tara Perrot, Profesor Psikologi dan Ilmu Saraf dilansir dari Live Science, Selasa (21/2/2023).
Baca juga: Sinopsis Unlocked, Film Thriller yang Buat Anda Waswas Servis Handphone
Emosi dapat "menyebar" dari satu orang ke orang lain melalui "neuron cermin". Sel-sel otak yang aktif saat melihat seseorang melakukan tindakan tertentu, semisal menguap, dan memicu respons yang mendorong timbal balik.
Artinya, jika seseorang melihat seseorang terlihat lelah, mereka mungkin mulai merasa lelah, dan jika mereka melihat seseorang terlihat stres, mereka mungkin secara tidak sengaja mengadopsi kondisi pikiran stres mereka.
Joe Herbert, seorang profesor ilmu saraf di Universitas Cambridge di Inggris mengatakan, mengirimkan emosi adalah mekanisme bertahan hidup yang penting.
Baca juga: 5 Rekomendasi Film untuk Anda Nikmati di Akhir Pekan Ini
“Ini mengaktifkan tanggapan pada orang lain yang dapat membantu menyelesaikan tidak hanya masalah pribadi, tetapi masalah yang lebih umum. Misalnya, jika seseorang mendeteksi situasi berbahaya dan merespons secara emosional, maka ini memberi sinyal dan mengingatkan orang lain," katanya.
“Jika seseorang panik, mereka dalam keadaan stres. Kepanikan dapat menyebar ke seluruh komunitas, seperti ketakutan atau kecemasan, terlepas apakah ada penyebab sebenarnya,” katanya lagi.
Hanya saja menurut Perrot, tak selamanya stres harus dihindari. Sebab stres memainkan peran penting bagi manusia dan hewan, karena memiliki perannya sendiri.
Baca juga: Tips Tetap Aman saat Berkendara pada Musim Hujan
“Ini mempersiapkan tubuh dan otak kita untuk menghadapi stres yang ada. Jika seekor singa berlari ke arah Anda, Anda ingin meningkatkan respons stres yang kuat yang membebaskan glukosa, meningkatkan detak jantung, dan menurunkan fungsi yang tidak penting seperti pencernaan," urai Perrot.
Namun, kata Perrot, pada manusia modern, respons stres seringkali dipicu oleh stresor psikologis, meninggalkan hormon stres terlalu lama. “Ada banyak kerepotan sehari-hari yang akhirnya dianggap sebagai stres dan respons stres dapat terjadi terlalu sering, yang dapat merusak tubuh dan otak,” katanya.
Lantas bagaimana cara menghadapi kondisi ini? Menurut Healthline aktivitas seperti menghirup udara segar, melakukan latihan pernapasan, dan berolahraga semuanya dapat membantu mengatasi, atau setidaknya mengurangi dampak dari stres yang diterima orang lain.
Stres adalah sesuatu yang akan dialami sebagian besar orang di beberapa titik dalam hidup mereka. Menurut WHO, stres dapat didefinisikan sebagai segala jenis perubahan yang menyebabkan ketegangan fisik, emosional, atau psikologis.
Ada banyak peristiwa atau pengalaman yang dapat memicu periode stres, mulai dari memulai pekerjaan baru hingga memiliki anak.
Baca juga: Hindari Makanan dan Minuman Ini! Bisa Bikin Imun Tubuhmu jadi Lemah
Sebuah makalah tahun 2014 di jurnal Psychoneuroendocrinology menuliskan bahwa stres dapat menular. Hanya melihat orang lain dalam situasi stres dapat membuat tubuh kita melepaskan kortisol, hormon yang terlibat dalam respons stres.
Fenomena yang dijuluki "stres empatik" ini cenderung lebih umum terjadi saat melihat orang yang dicintai atau teman dekat dalam kesusahan, tetapi juga bisa terjadi saat melihat orang asing menderita.
“Sangat mungkin untuk (secara tidak sadar) merasakan emosi orang lain, terutama yang negatif,” Tara Perrot, Profesor Psikologi dan Ilmu Saraf dilansir dari Live Science, Selasa (21/2/2023).
Baca juga: Sinopsis Unlocked, Film Thriller yang Buat Anda Waswas Servis Handphone
Emosi dapat "menyebar" dari satu orang ke orang lain melalui "neuron cermin". Sel-sel otak yang aktif saat melihat seseorang melakukan tindakan tertentu, semisal menguap, dan memicu respons yang mendorong timbal balik.
Artinya, jika seseorang melihat seseorang terlihat lelah, mereka mungkin mulai merasa lelah, dan jika mereka melihat seseorang terlihat stres, mereka mungkin secara tidak sengaja mengadopsi kondisi pikiran stres mereka.
Joe Herbert, seorang profesor ilmu saraf di Universitas Cambridge di Inggris mengatakan, mengirimkan emosi adalah mekanisme bertahan hidup yang penting.
Baca juga: 5 Rekomendasi Film untuk Anda Nikmati di Akhir Pekan Ini
“Ini mengaktifkan tanggapan pada orang lain yang dapat membantu menyelesaikan tidak hanya masalah pribadi, tetapi masalah yang lebih umum. Misalnya, jika seseorang mendeteksi situasi berbahaya dan merespons secara emosional, maka ini memberi sinyal dan mengingatkan orang lain," katanya.
“Jika seseorang panik, mereka dalam keadaan stres. Kepanikan dapat menyebar ke seluruh komunitas, seperti ketakutan atau kecemasan, terlepas apakah ada penyebab sebenarnya,” katanya lagi.
Hanya saja menurut Perrot, tak selamanya stres harus dihindari. Sebab stres memainkan peran penting bagi manusia dan hewan, karena memiliki perannya sendiri.
Baca juga: Tips Tetap Aman saat Berkendara pada Musim Hujan
“Ini mempersiapkan tubuh dan otak kita untuk menghadapi stres yang ada. Jika seekor singa berlari ke arah Anda, Anda ingin meningkatkan respons stres yang kuat yang membebaskan glukosa, meningkatkan detak jantung, dan menurunkan fungsi yang tidak penting seperti pencernaan," urai Perrot.
Namun, kata Perrot, pada manusia modern, respons stres seringkali dipicu oleh stresor psikologis, meninggalkan hormon stres terlalu lama. “Ada banyak kerepotan sehari-hari yang akhirnya dianggap sebagai stres dan respons stres dapat terjadi terlalu sering, yang dapat merusak tubuh dan otak,” katanya.
Lantas bagaimana cara menghadapi kondisi ini? Menurut Healthline aktivitas seperti menghirup udara segar, melakukan latihan pernapasan, dan berolahraga semuanya dapat membantu mengatasi, atau setidaknya mengurangi dampak dari stres yang diterima orang lain.
(MAN)
Berita Terkait

Lifestyle
Peringati MMM, OMRON dan InaSH Perkuat Upaya Pencegahan Hipertensi di Makassar
OMRON kini menghadirkan OMRON Experience Center (OEC) di Makassar untuk memperluas akses layanan kesehatan dan mendekatkan solusi kesehatan kepada masyarakat di kota-kota besar.
Jum'at, 16 Mei 2025 14:43

News
FK UMI Ajak Remaja Sinjai Kenali Dunia Kedokteran Lewat Roadshow, Try Out, dan Seminar Kesehatan
Kali ini, FK UMI menggelar “Roadshow, Seminar Kesehatan, dan Try Out Kedokteran” di Kantor Bupati Sinjai, pada Senin, 5 Mei 2025.
Jum'at, 09 Mei 2025 13:28

News
Alfamidi Gelar Edukasi Keluarga Balita di Gowa untuk Dukung Kognitif Anak
PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi) Cabang Makassar bekerja sama dengan Puskesmas Samata Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menggelar kegiatan Edukasi Keluarga Balita.
Senin, 07 Apr 2025 13:05

Sulsel
Alfamidi Gelar Edukasi Cegah Anemia pada Balita di Bantaeng
Alfamidi Cabang Makassar bekerja sama dengan Puskesmas Labbo, Kabupaten Bantaeng, menyelenggarakan Edukasi Keluarga Balita terkait pencegahan anemia pada anak.
Selasa, 04 Mar 2025 10:07

News
Telkom Regional 5 Dorong Digitalisasi Kesehatan melalui Join on Indibiz Insight
Dalam sambutannya, Eri Susanto menekankan bahwa acara ini merupakan bagian dari komitmen Telkom dalam mendukung digitalisasi pada sektor kesehatan.
Jum'at, 28 Feb 2025 17:40
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Bawaslu Lutim Sambut Tiga CPNS Baru, Tekankan Peneguhan Nilai-nilai Pancasila
2

Diduga Nonprosedural, Imigrasi Tunda Keberangkatan 1.243 CJH di Sejumlah Bandara
3

Akta Hibah Mantan Cawalkot Makassar Muhyina Muin Dibatalkan Pengadilan Agama
4

Indosat & GoTo Dorong Kedaulatan Digital Lewat Sahabat-AI
5

HLUN ke-29, Pemkab Pangkep Gelar Pemkes dan Serahkan Bantuan
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Bawaslu Lutim Sambut Tiga CPNS Baru, Tekankan Peneguhan Nilai-nilai Pancasila
2

Diduga Nonprosedural, Imigrasi Tunda Keberangkatan 1.243 CJH di Sejumlah Bandara
3

Akta Hibah Mantan Cawalkot Makassar Muhyina Muin Dibatalkan Pengadilan Agama
4

Indosat & GoTo Dorong Kedaulatan Digital Lewat Sahabat-AI
5

HLUN ke-29, Pemkab Pangkep Gelar Pemkes dan Serahkan Bantuan