Jaga Ruang Digital Tetap Sehat, Kemkomdigi Perkuat Kolaborasi Media dan Publik
Jum'at, 24 Okt 2025 11:34
Jajaran Kementerian Komdigi bersama peserta MediaConnect: Dari Clickbait Jadi Kredibel di Makassar, Kamis (23/10). Foto: SINDO Makassar/Luqman Zainuddin
MAKASSAR - Di tengah derasnya arus informasi digital, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menegaskan pentingnya kolaborasi antara media sosial dan media mainstream untuk membangun ekosistem informasi yang kredibel.
Pesan itu menjadi benang merah dalam kegiatan MediaConnect: Dari Clickbait Jadi Kredibel yang digelar Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media (DJKPM) di Makassar, Kamis (23/10).
Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (KPM) Kemkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, menegaskan bahwa kecepatan informasi tidak seharusnya mengorbankan akurasi.
"Media sosial memberi kecepatan dan kedekatan, sedangkan media mainstream memberi kedalaman dan kredibilitas. Kalau dua kekuatan ini disatukan, kita bisa punya ekosistem informasi yang disukai sekaligus dipercaya," ujar Fifi.
Ia pun menambahkan, pada masa di mana semua orang dapat menjadi penyampai pesan, tanggung jawab etika dan akurasi semakin besar.
"Masalahnya sekarang bukan siapa yang paling cepat menyebar, tapi siapa yang paling bisa dipercaya. Karena di era banjir informasi, yang paling berharga bukan klik, tapi kredibilitas," tegasnya.
Dalam suasana yang hangat, Fifi turut membagikan kisah pribadinya sebagai jurnalis berdarah Makassar.
"Saya ini berdarah Makassar dari garis ibu. Orang Makassar itu pencerita sejati. Dulu mereka bertukar cerita di warung kopi, sekarang caranya lewat posting-an. Tapi tantangannya sama: menjaga agar cerita itu tetap benar," ucapnya.
Menurut Fifi, fenomena clickbait yang mendewakan sensasi telah memunculkan krisis kepercayaan publik.
“Berita buruk memang cepat menyebar, tapi harga dari sensasi itu mahal. Rusaknya kepercayaan publik akibat hoaks dan misinformasi,” ujarnya.
Menjaga Ruang Digital Tetap Aman dan Sehat
Saat yang sama Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, Alexander Sabar, turut mengungkap bahsa saat ini pemerintah berkomitmen menjaga ruang digital tetap aman namun sekaligus tetap menghormati kebebasan berekspresi masyarakat. Pemerintah tidak ingin membungkam kebebasan.
"Kami menjaga keseimbangan antara ruang digital yang aman dengan hak-hak warga negara," jelas Alexander.
Ia menuturkan, Kemkomdigi saat ini menjalankan dua pendekatan besar dalam menjaga ruang digital, patroli aktif dan penanganan reaktif. Patroli aktif dilakukan 24 jam untuk mendeteksi dan menindaklanjuti konten negatif melalui sistem moderasi konten nasional (SAMAN) dan kolaborasi dengan berbagai platform digital.
Sementara itu, penanganan reaktif dilakukan melalui kanal aduankonten.id dan aduan instansi, di mana masyarakat dan lembaga pemerintah dapat melaporkan konten bermasalah.
Data terbaru Kemkomdigi mencatat bahwa sepanjang 25 Agustus hingga 21 Oktober 2025, pemerintah telah menangani 3.943 konten disinformasi, fitnah, dan kebencian (DFK) di berbagai platform digital, termasuk Facebook, YouTube, X (Twitter), TikTok, dan Telegram. Sementara itu, 1.674 isu hoaks telah diidentifikasi sepanjang satu tahun terakhir (Oktober 2024-Oktober 2025).
Tren ini menunjukkan bahwa disinformasi masih menjadi ancaman serius. Karena itu, upaya kolaboratif antara pemerintah, media, akademisi, dan masyarakat sipil menjadi sangat penting untuk memastikan ruang digital tetap sehat, tutur Alexander.
Dari Klik Menuju Kredibilitas
Dalam forum yang dihadiri lebih dari 300 peserta yang terdiri dari jurnalis, mahasiswa komunikasi, akademisi, dan kreator konten, turut hadir jurnalis senior Fenty Effendy, dan Wahyu Aji.
Fenty mengingatkan kembali nilai-nilai dasar jurnalisme yang berakar pada empati dan tanggung jawab sosial, sementara Wahyu Aji menunjukkan bahwa berita baik pun bisa viral, menandakan bahwa kredibilitas dan kebermanfaatan bukanlah hambatan untuk menarik perhatian publik.
Melalui kegiatan MediaConnect, Kemkomdigi berupaya memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk memperbaiki ekosistem informasi nasional. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga sarana edukasi publik untuk melawan misinformasi dan memperkuat literasi digital.
MediaConnect merupakan bagian dari agenda Kementerian Komdigi untuk memperkuat komunikasi publik yang efektif dan inklusif. Komunikasi publik bukan sekadar menyampaikan pesan, tetapi juga membangun koneksi, mendengarkan publik, dan menciptakan ruang dialog yang sehat.
Menutup kegiatan, Fifi Aleyda Yahya menyampaikan salam dari Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, yang juga berdarah Makassar dan menitipkan pesan agar generasi muda terus menjadi pelopor perubahan positif di dunia digital.
"Jangan biarkan ruang digital kita diisi oleh kebencian dan sensasi. Isilah dengan cerita yang benar, hangat, dan inspiratif," ujar Fifi.
Pesan itu menjadi benang merah dalam kegiatan MediaConnect: Dari Clickbait Jadi Kredibel yang digelar Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media (DJKPM) di Makassar, Kamis (23/10).
Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (KPM) Kemkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, menegaskan bahwa kecepatan informasi tidak seharusnya mengorbankan akurasi.
"Media sosial memberi kecepatan dan kedekatan, sedangkan media mainstream memberi kedalaman dan kredibilitas. Kalau dua kekuatan ini disatukan, kita bisa punya ekosistem informasi yang disukai sekaligus dipercaya," ujar Fifi.
Ia pun menambahkan, pada masa di mana semua orang dapat menjadi penyampai pesan, tanggung jawab etika dan akurasi semakin besar.
"Masalahnya sekarang bukan siapa yang paling cepat menyebar, tapi siapa yang paling bisa dipercaya. Karena di era banjir informasi, yang paling berharga bukan klik, tapi kredibilitas," tegasnya.
Dalam suasana yang hangat, Fifi turut membagikan kisah pribadinya sebagai jurnalis berdarah Makassar.
"Saya ini berdarah Makassar dari garis ibu. Orang Makassar itu pencerita sejati. Dulu mereka bertukar cerita di warung kopi, sekarang caranya lewat posting-an. Tapi tantangannya sama: menjaga agar cerita itu tetap benar," ucapnya.
Menurut Fifi, fenomena clickbait yang mendewakan sensasi telah memunculkan krisis kepercayaan publik.
“Berita buruk memang cepat menyebar, tapi harga dari sensasi itu mahal. Rusaknya kepercayaan publik akibat hoaks dan misinformasi,” ujarnya.
Menjaga Ruang Digital Tetap Aman dan Sehat
Saat yang sama Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, Alexander Sabar, turut mengungkap bahsa saat ini pemerintah berkomitmen menjaga ruang digital tetap aman namun sekaligus tetap menghormati kebebasan berekspresi masyarakat. Pemerintah tidak ingin membungkam kebebasan.
"Kami menjaga keseimbangan antara ruang digital yang aman dengan hak-hak warga negara," jelas Alexander.
Ia menuturkan, Kemkomdigi saat ini menjalankan dua pendekatan besar dalam menjaga ruang digital, patroli aktif dan penanganan reaktif. Patroli aktif dilakukan 24 jam untuk mendeteksi dan menindaklanjuti konten negatif melalui sistem moderasi konten nasional (SAMAN) dan kolaborasi dengan berbagai platform digital.
Sementara itu, penanganan reaktif dilakukan melalui kanal aduankonten.id dan aduan instansi, di mana masyarakat dan lembaga pemerintah dapat melaporkan konten bermasalah.
Data terbaru Kemkomdigi mencatat bahwa sepanjang 25 Agustus hingga 21 Oktober 2025, pemerintah telah menangani 3.943 konten disinformasi, fitnah, dan kebencian (DFK) di berbagai platform digital, termasuk Facebook, YouTube, X (Twitter), TikTok, dan Telegram. Sementara itu, 1.674 isu hoaks telah diidentifikasi sepanjang satu tahun terakhir (Oktober 2024-Oktober 2025).
Tren ini menunjukkan bahwa disinformasi masih menjadi ancaman serius. Karena itu, upaya kolaboratif antara pemerintah, media, akademisi, dan masyarakat sipil menjadi sangat penting untuk memastikan ruang digital tetap sehat, tutur Alexander.
Dari Klik Menuju Kredibilitas
Dalam forum yang dihadiri lebih dari 300 peserta yang terdiri dari jurnalis, mahasiswa komunikasi, akademisi, dan kreator konten, turut hadir jurnalis senior Fenty Effendy, dan Wahyu Aji.
Fenty mengingatkan kembali nilai-nilai dasar jurnalisme yang berakar pada empati dan tanggung jawab sosial, sementara Wahyu Aji menunjukkan bahwa berita baik pun bisa viral, menandakan bahwa kredibilitas dan kebermanfaatan bukanlah hambatan untuk menarik perhatian publik.
Melalui kegiatan MediaConnect, Kemkomdigi berupaya memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk memperbaiki ekosistem informasi nasional. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga sarana edukasi publik untuk melawan misinformasi dan memperkuat literasi digital.
MediaConnect merupakan bagian dari agenda Kementerian Komdigi untuk memperkuat komunikasi publik yang efektif dan inklusif. Komunikasi publik bukan sekadar menyampaikan pesan, tetapi juga membangun koneksi, mendengarkan publik, dan menciptakan ruang dialog yang sehat.
Menutup kegiatan, Fifi Aleyda Yahya menyampaikan salam dari Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, yang juga berdarah Makassar dan menitipkan pesan agar generasi muda terus menjadi pelopor perubahan positif di dunia digital.
"Jangan biarkan ruang digital kita diisi oleh kebencian dan sensasi. Isilah dengan cerita yang benar, hangat, dan inspiratif," ujar Fifi.
(MAN)
Berita Terkait
Makassar City
SRMP 23 Makassar Buka Kesempatan Kedua Anak Prasejahtera Kejar Mimpi
Sekolah Rakyat (SR) menciptakan jalan baru bagi mobilitas sosial, memberi kesempatan yang sama untuk tumbuh, belajar, dan bermimpi bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera.
Kamis, 23 Okt 2025 23:56
Sulsel
Bupati Gowa Dorong Penguatan Peran Admin Media Sosial Pemerintah di Era Digital
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa menggelar Pertemuan Bakohumas dan Admin Media Sosial Lingkup Pemerintah Kabupaten Gowa Tahun 2025 di Baruga Karaeng Pattingalloang, Kantor Bupati Gowa.
Kamis, 16 Okt 2025 12:14
News
Perkuat Keamanan Digital, Telkomsel & Komdigi Lanjutkan Uji Coba Registrasi Biometrik
Telkomsel bersama Komdigi kembali melakukan uji coba registrasi pelanggan jasa telekomunikasi menggunakan data kependudukan biometrik.
Kamis, 09 Okt 2025 11:16
Sulsel
Komdigi Percepat Transformasi Digital di Instansi Pemerintahan Gowa
Bupati Gowa, Sitti Husniah Talenrang mendorong percepatan transformasi digital di lingkup Pemerintah Kabupaten Gowa.
Selasa, 30 Sep 2025 12:38
Makassar City
Wali Kota Appi Minta ASN Hindari Flexing dan Perilaku Berlebihan di Medsos
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin meminta ASN seluruh jajaran pemerintah kota untuk tetap menjaga kondusivitas di setiap wilayah. Ia juga mengingatkan bahwa setiap gerak dan ucapan ASN.
Senin, 15 Sep 2025 16:32
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
DPRD Makassar Minta PDAM Perbaiki Kualitas Air dan Jaringan Pipa
2
Indeks Daya Saing Daerah Kabupaten Pangkep Meningkat
3
Pelindo Regional 4 Ajak Pegawai Manfaatkan AI untuk Kerja Lebih Efisien
4
Konsorsium Bersaudara Target Libatkan 300 Pesantren di Ajang Sitarupa
5
Semen Tonasa Gelar Temu Tukang di Polman, Tumbuhkan Semangat Kolaborasi
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
DPRD Makassar Minta PDAM Perbaiki Kualitas Air dan Jaringan Pipa
2
Indeks Daya Saing Daerah Kabupaten Pangkep Meningkat
3
Pelindo Regional 4 Ajak Pegawai Manfaatkan AI untuk Kerja Lebih Efisien
4
Konsorsium Bersaudara Target Libatkan 300 Pesantren di Ajang Sitarupa
5
Semen Tonasa Gelar Temu Tukang di Polman, Tumbuhkan Semangat Kolaborasi