Stok Mengkhawatirkan, Beras Sulsel Diserap Provinsi Lain
Selasa, 04 Apr 2023 19:05

Serapan beras Bulog Sulsel saat ini dinilai cukup mengkhawatirkan, lantaran banyak pengusaha besar dari luar provinsi membeli beras dari pengepul dan petani secara langsung. Foto/Ilustrasi
MAKASSAR - Serapan beras Bulog Sulsel saat ini dinilai cukup mengkhawatirkan. Sebab, banyaknya pengusaha besar dari luar provinsi turun ke Sulsel untuk membeli beras dari pengepul dan petani secara langsung.
Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, mengatakan saat ini pihaknya tengah merumuskan strategi agar serapan Bulog dalam produksi padi bisa lebih bersaing dengan pengusaha. Sehingga stok Bulog bisa memenuhi cadangan beras yang diinginkan.
"Sebenarnya kita sekarang ini bukan masalah produksi yang tidak ada, tapi persaingan pembeli. Karena provinsi lain datang ke Sulsel, ini berbeda dengan yang lalu," ujar Andi Sudirman usai menghadiri kegiatan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (HLM TPID) di Hotel Claro, Selasa (4/4/23).
Provinsi lain, kata dia, saat ini banyak menyasar petani dan pengepul di Sulsel. Adapun penyebabnya, kemungkinan karena produksi di luar Sulsel kurang. Sejauh ini pihaknya mendapatkan banyak pedagang dari provinsi lain membeli beras di wilayah Sulsel.
"Yang pasti banyak kita dapat pedagang-pedagang yang dari Maluku, dan lainnya belanja di Sulsel. Sehingga, kita perlu memiliki inovasi bagaimana bisa mencadangkan untuk di Bulog. Tapi kita sudah minta kebijakan dari Bulog," pungkasnya.
Adapun untuk pengendalian inflasi di Sulsel, ia memastikan harga relatif stabil sesuai kondisi si lapangan. Harga seperti cabai dan komoditi lainnya masih dalam pengawasan khususnya di bulan puasa ini. Dibandingkan dengan tahun lalu, semua harga dinilai terkendali.
"Untuk harga relatif stabil, dengan kondisi sekarang, apalagi bulan puasa. Harga-harga seperti cabai 40 ribu. Tahun lalu kan mahal-mahal. Di Jawa sekarang 90 ribu, kita paling tinggi 45 ribu," ungkap Andi Sudirman.
Pihaknya akan terus melakukan operasi pasar di wilayah-wilayah tertentu bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota untuk menstabilkan harga. Namun, pihaknya akan lebih fokus menaikkan stok Bulog.
"Kita adakan operasi pasar di wilayah-wilayah tertentu. Kita fokuskan sekarang, bagaimana stok Bulog bisa dinaikkan. Karena banyak diserbu dari provinsi lain. Ini yang kita mau, bagaimana Bulog bisa mengamankan cadangan stok. Karena kita akan mensuplai juga stok ke luar melalui Bulog juga," ucap Andalan.
Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Wilayah VI, Hilman Pujana, mengungkapkan permasalahan saat ini yakni harga pembelian Bulog tidak dapat bersaing dengan harga pasarnya. Dalam hal ini konteksnya secara nasional, tidak hanya di Sulsel.
"KPPU masih melakukan pengawasan. Jadi proses memperoleh berasnya oleh para pelaku usaha besar, apakah dilakukan dengan cara sesuai dengan aturan atau mereka sudah sepakat untuk menguasai pasokan ini. Ini masih dalam peninjauan," kata Hilman.
Karena, kata Hilman, pihak siapa yang memiliki pasokan terbesar maka, akan memegang posisi di pasaran. Hal ini tentunya harus di awasi. Bagiamana beras dari petani terkumpul di pengepul, lanjut ke penggilingan dan berakhir di gudang Bulog ataupun ke pasar.
"Seperti dirapatkan tadi, yang kita peroleh informasi banyak dari perusahaan besar atau dari wilayah provinsi lain yang sudah turun ke Sulsel bahkan langsung ke pengepul atau ke petani juga," terangnya.
Pihaknya masih akan melihat perilaku pengusaha untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut. Akan tetapi, memang dalam proses bisnis harus ada persaingan untuk bisa memperoleh komoditasnya.
Adapun untuk mengendalikan harga di pasar, KPPU sebagai pengawas telah mengusulkan untuk membuat MoU antara pengusaha dan Bulog. Sebab, saat ini Bulog benar-benar dinilai kesulitan mendapatkan stok dari petani maupun pengepul.
"Saat ini, bulog mencari-cari beras sampai kesulitan. Jadi masih ada beberapa usulan, kalau bisa dibikin semacam MoU, kalau pas lagi harga naik ya segini, pas lagi turun Bulog juga ambil harga segini," jelasnya.
Adapun untuk mengantisipasi adanya permainan di pihak pengusaha, KPPU pihaknya akan terus mengumpulkan informasi di lapangan terkait harga beli di petani secara langsung. Sebab, Sulsel sebagai sentra beras membuat orang berlomba-lomba membeli ke Sulsel.
"Sampai saat ini kita masih belum melihat dugaan pelanggaran, kita belum bisa sampaikan saat ini ada atau belum. Masih proses kumpul informasi dulu," pungkasnya.
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Causa Iman Karana juga mengatakan, harga beras di Sulsel saat ini masih rendah dibandingkan dengan daerah lain. Kenaikan harga di pasar luar provinsi membuat stok kurang. Selain beras, harga cabai dan ikan juga termasuk tinggi di provinsi lain.
"Tiga komoditas ini menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, tadi pak gubernur sudah beri arahan-arahan. Segera kita berkomunikasi dengan pengusaha jasa penggilingan kemudian juga satgas pangan untuk beras, dan juga produksi ikan juga seger di tingkatkan, cabe juga di gerakkan untuk di tanam di pekarangan," ucap Pak Cik.
Adapun daerah-daerah di Sulsel yang akan di antisipasi khusus terjadinya inflasi tinggi yakni Palopo, Pare-Pare, Bone, Bulukumba dan Makassar. Namun, inflasi Sulsel secara tahunan perbandingan Maret 2023 dan Maret tahun lalu 5,86 persen. Angka ini meningkat dibandingkan bulan lalu. Kemudian secara bulanan 0,75 di Sulsel.
"Alhamdulillah dari seluruh jajaran mendukung. Kejaksaan, TNI baik AD, AL, kemudian yang terakhir adalah gerakan pasar murah, yang akan kita dorong secara masif, untuk mengurangi inflasi," sebutnya.
Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, mengatakan saat ini pihaknya tengah merumuskan strategi agar serapan Bulog dalam produksi padi bisa lebih bersaing dengan pengusaha. Sehingga stok Bulog bisa memenuhi cadangan beras yang diinginkan.
"Sebenarnya kita sekarang ini bukan masalah produksi yang tidak ada, tapi persaingan pembeli. Karena provinsi lain datang ke Sulsel, ini berbeda dengan yang lalu," ujar Andi Sudirman usai menghadiri kegiatan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (HLM TPID) di Hotel Claro, Selasa (4/4/23).
Provinsi lain, kata dia, saat ini banyak menyasar petani dan pengepul di Sulsel. Adapun penyebabnya, kemungkinan karena produksi di luar Sulsel kurang. Sejauh ini pihaknya mendapatkan banyak pedagang dari provinsi lain membeli beras di wilayah Sulsel.
"Yang pasti banyak kita dapat pedagang-pedagang yang dari Maluku, dan lainnya belanja di Sulsel. Sehingga, kita perlu memiliki inovasi bagaimana bisa mencadangkan untuk di Bulog. Tapi kita sudah minta kebijakan dari Bulog," pungkasnya.
Adapun untuk pengendalian inflasi di Sulsel, ia memastikan harga relatif stabil sesuai kondisi si lapangan. Harga seperti cabai dan komoditi lainnya masih dalam pengawasan khususnya di bulan puasa ini. Dibandingkan dengan tahun lalu, semua harga dinilai terkendali.
"Untuk harga relatif stabil, dengan kondisi sekarang, apalagi bulan puasa. Harga-harga seperti cabai 40 ribu. Tahun lalu kan mahal-mahal. Di Jawa sekarang 90 ribu, kita paling tinggi 45 ribu," ungkap Andi Sudirman.
Pihaknya akan terus melakukan operasi pasar di wilayah-wilayah tertentu bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota untuk menstabilkan harga. Namun, pihaknya akan lebih fokus menaikkan stok Bulog.
"Kita adakan operasi pasar di wilayah-wilayah tertentu. Kita fokuskan sekarang, bagaimana stok Bulog bisa dinaikkan. Karena banyak diserbu dari provinsi lain. Ini yang kita mau, bagaimana Bulog bisa mengamankan cadangan stok. Karena kita akan mensuplai juga stok ke luar melalui Bulog juga," ucap Andalan.
Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Wilayah VI, Hilman Pujana, mengungkapkan permasalahan saat ini yakni harga pembelian Bulog tidak dapat bersaing dengan harga pasarnya. Dalam hal ini konteksnya secara nasional, tidak hanya di Sulsel.
"KPPU masih melakukan pengawasan. Jadi proses memperoleh berasnya oleh para pelaku usaha besar, apakah dilakukan dengan cara sesuai dengan aturan atau mereka sudah sepakat untuk menguasai pasokan ini. Ini masih dalam peninjauan," kata Hilman.
Karena, kata Hilman, pihak siapa yang memiliki pasokan terbesar maka, akan memegang posisi di pasaran. Hal ini tentunya harus di awasi. Bagiamana beras dari petani terkumpul di pengepul, lanjut ke penggilingan dan berakhir di gudang Bulog ataupun ke pasar.
"Seperti dirapatkan tadi, yang kita peroleh informasi banyak dari perusahaan besar atau dari wilayah provinsi lain yang sudah turun ke Sulsel bahkan langsung ke pengepul atau ke petani juga," terangnya.
Pihaknya masih akan melihat perilaku pengusaha untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut. Akan tetapi, memang dalam proses bisnis harus ada persaingan untuk bisa memperoleh komoditasnya.
Adapun untuk mengendalikan harga di pasar, KPPU sebagai pengawas telah mengusulkan untuk membuat MoU antara pengusaha dan Bulog. Sebab, saat ini Bulog benar-benar dinilai kesulitan mendapatkan stok dari petani maupun pengepul.
"Saat ini, bulog mencari-cari beras sampai kesulitan. Jadi masih ada beberapa usulan, kalau bisa dibikin semacam MoU, kalau pas lagi harga naik ya segini, pas lagi turun Bulog juga ambil harga segini," jelasnya.
Adapun untuk mengantisipasi adanya permainan di pihak pengusaha, KPPU pihaknya akan terus mengumpulkan informasi di lapangan terkait harga beli di petani secara langsung. Sebab, Sulsel sebagai sentra beras membuat orang berlomba-lomba membeli ke Sulsel.
"Sampai saat ini kita masih belum melihat dugaan pelanggaran, kita belum bisa sampaikan saat ini ada atau belum. Masih proses kumpul informasi dulu," pungkasnya.
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Causa Iman Karana juga mengatakan, harga beras di Sulsel saat ini masih rendah dibandingkan dengan daerah lain. Kenaikan harga di pasar luar provinsi membuat stok kurang. Selain beras, harga cabai dan ikan juga termasuk tinggi di provinsi lain.
"Tiga komoditas ini menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, tadi pak gubernur sudah beri arahan-arahan. Segera kita berkomunikasi dengan pengusaha jasa penggilingan kemudian juga satgas pangan untuk beras, dan juga produksi ikan juga seger di tingkatkan, cabe juga di gerakkan untuk di tanam di pekarangan," ucap Pak Cik.
Adapun daerah-daerah di Sulsel yang akan di antisipasi khusus terjadinya inflasi tinggi yakni Palopo, Pare-Pare, Bone, Bulukumba dan Makassar. Namun, inflasi Sulsel secara tahunan perbandingan Maret 2023 dan Maret tahun lalu 5,86 persen. Angka ini meningkat dibandingkan bulan lalu. Kemudian secara bulanan 0,75 di Sulsel.
"Alhamdulillah dari seluruh jajaran mendukung. Kejaksaan, TNI baik AD, AL, kemudian yang terakhir adalah gerakan pasar murah, yang akan kita dorong secara masif, untuk mengurangi inflasi," sebutnya.
(TRI)
Berita Terkait

News
Gubernur Sulsel Sukses Wujudkan Program Perhutanan Sosial Berkelanjutan
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menerima Penghargaan Festival Perhutanan Sosial Nasional 2025 kategori Pemerintah Daerah Terbaik Tingkat Provinsi
Sabtu, 23 Agu 2025 09:35

News
Target Eliminasi TBC di Provinsi Sulsel Masih Rendah
Target upaya eliminasi tuberkulosis (TBC) di Provinsi Sulawesi Selatan hingga Agustus tahun 2025 ini msih sangat rendah. Bahkan masih di angka 37 persen.
Kamis, 21 Agu 2025 11:05

News
Dorong Peran Lintas Sektor Antisipasi TPPO di Sulsel
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mendorong pelibatan aktif lintas sektor, dalam upaya pencegahan dan penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) serta kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Kamis, 21 Agu 2025 11:01

News
Pemprov Sulsel Perkuat Keamanan Hadapi Ancaman Siber
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Kominfo-SP) Provinsi Sulawesi Selatan, A Winarno Eka Putra, menyambut penyelenggaraan Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Urusan Persandian dari BSSN
Selasa, 19 Agu 2025 19:36

News
Gubernur Sulsel Evaluasi Program Stop Stunting di Takalar dan Jeneponto
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman melakukan kunjungan evaluasi program Aksi Stop Stunting di Desa Lengkese, Kecamatan Manggarabombang, Kabupaten Takalar, dan Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Selasa (19/8/2025).
Selasa, 19 Agu 2025 19:26
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Kolaborasi Orang Tua Siswa dan SD Islam Athirah Perkuat Program Takhasus
2

Mahasiswa Polipangkep Raih Juara 1 Nasional MTQ Politeknik 2025
3

Prof Budu Daftar Bacalon Rektor Unhas Tanpa Dikawal Dekan
4

Muswil PKS Sulsel Fokus Kaderisasi, Siapkan Target 13 Kursi DPRD Sulsel
5

Kemenkum Sulsel Perkuat Sinergi Pembentukan Regulasi di Soppeng
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Kolaborasi Orang Tua Siswa dan SD Islam Athirah Perkuat Program Takhasus
2

Mahasiswa Polipangkep Raih Juara 1 Nasional MTQ Politeknik 2025
3

Prof Budu Daftar Bacalon Rektor Unhas Tanpa Dikawal Dekan
4

Muswil PKS Sulsel Fokus Kaderisasi, Siapkan Target 13 Kursi DPRD Sulsel
5

Kemenkum Sulsel Perkuat Sinergi Pembentukan Regulasi di Soppeng