Jembatan Kadundung Rampung, Satu Lagi Kontribusi MDA untuk Infrastruktur Luwu

Senin, 19 Mei 2025 17:20
Jembatan Kadundung Rampung, Satu Lagi Kontribusi MDA untuk Infrastruktur Luwu
Jembatan permanen di Desa Kadundung, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, telah rampung dan mulai digunakan oleh warga sebagai jalur utama penghubung antara Bajo dan Latimojong. Foto/Istimewa
Comment
Share
LUWU - PT Masmindo Dwi Area (MDA) kembali menunjukkan kontribusinya untuk Kabupaten Luwu, khususnya di bidang infrastruktur. Terbaru, jembatan permanen di Desa Kadundung, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, telah selesai dibangun dan mulai digunakan oleh warga sebagai jalur utama penghubung antara Bajo dan Latimojong.

Kehadiran jembatan ini disambut antusias oleh warga, yang merasa sangat terbantu dalam aktivitas sehari-hari mereka. Jembatan ini menggantikan jembatan lama yang rusak akibat bencana banjir tahun lalu.

Zainuddin, salah satu warga Ulusalu, mengungkapkan rasa syukurnya atas hadirnya jembatan baru. “Dulu kami lewat jembatan Bailey itu harus hati-hati sekali, apalagi kalau hujan. Sekarang alhamdulillah, jembatan permanennya sudah bisa dipakai, lebih kokoh dan nyaman,” ujarnya.

Sulkifli, seorang pedagang dari Desa Kadundung yang sering melintasi jalur ini, juga merasakan manfaat besar dari jembatan tersebut. “Sekarang kalau antar jualan dari Bajo atau Tobaru lebih tenang. Jalan sudah bagus, jembatan juga lebar. Kami sebagai warga berterima kasih,” katanya.

Jembatan Kadundung ini dibangun oleh PT Piranti Jagad Raya (Pijar), dengan pendanaan penuh dari MDA, tanpa membebani anggaran Pemerintah Kabupaten Luwu.

Direktur PT Pijar, H. Marham Ismail, menjelaskan bahwa pembangunan jembatan ini merupakan wujud nyata kepedulian MDA terhadap kebutuhan masyarakat. “Jembatan itu adalah akses utama masyarakat Bajo ke Rante Balla dan sebaliknya. Karena jembatan lama rusak akibat bencana, kami bangun jembatan baru agar bisa digunakan kembali oleh masyarakat luas,” katanya.

Marham juga menegaskan bahwa pembangunan jembatan ini bukan semata-mata untuk kepentingan perusahaan. “Faktanya, jembatan ini dibangun sebagai fasilitas umum. Lokasinya berada di luar area lingkar tambang dan digunakan oleh masyarakat luas, bukan hanya MDA,” jelasnya.

Meski ada klaim bahwa lahan yang dilintasi jembatan belum sepenuhnya dibayar, Marham menegaskan bahwa masalah tersebut telah diselesaikan sesuai ketentuan yang berlaku.

"Kalau masih ada yang mempertanyakan, mari kita buka bersama regulasi yang ada soal nilai dan status lahan. Ini bukan soal pribadi atau perusahaan, tapi untuk kepentingan masyarakat,” ungkapnya.

Marham juga menyayangkan jika kontribusi infrastruktur yang sudah dirasakan manfaatnya oleh warga masih diseret ke dalam narasi negatif. “Apalagi pihak yang menyuarakan keberatan itu masih keluarga saya sendiri. Tidak elok jika hal tersebut terus dipublikasikan, sementara manfaat jembatan sudah dirasakan banyak orang,” tambahnya.

Pembangunan jembatan Kadundung ini menjadi bagian dari komitmen MDA untuk mendukung pembangunan infrastruktur di wilayah operasionalnya. Sebelumnya, MDA juga telah membangun berbagai jembatan umum yang digunakan bersama masyarakat dan perusahaan, seperti:

• Jembatan Umum Lekopini, penghubung Desa Bonelemo dan Saronda.

• Jembatan RC 6, yang menjadi akses utama Desa Kadundung ke Tobaru.

• Jembatan Umum Makalua, penghubung antara Kadundung dan Saronda.

Seluruh jembatan tersebut mendukung kelancaran logistik proyek dan memberikan akses infrastruktur yang aman serta bermanfaat langsung bagi masyarakat.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru