Tenaga Profesi Kesehatan di Sulsel Tegas Tolak RUU Omnibus Law Kesehatan
Ansar Jumasang
Selasa, 18 Apr 2023 23:06
Tenaga Profesi Kesehatan di Sulsel gelar deklarasi penolakan secara tegas terhadapan RUU Omnibus Law Kesehatan. Foto : SINDOMakassar/Ansar Jumasang
MAKASSAR - Ribuan dokter di Sulawesi Selatan, serentak menyatakan sikap untuk menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Kesehatan.
Selain dokter, tampak tenaga profesi kesehatan lainnya yang hadir pada acara penyampaian pernyataan sikap yang berlangsung di Auditorium Prof Amiruddin, Universitas Hasanuddin Makassar, Selasa (18/4/2023) siang.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Makassar, dr Abdul Aziz mengatakan pihaknya secara tegas menolak rancangan pembahasan RUU Kesehatan yang saat ini sedang bergulir di DPR.
Menurutnya, penyusunan RUU Kesehatan sejak awal tidak taat dan tak patuh pada azas dimana RUU tersebut tidak mengakomodasi kepentingan dan perlindungan para tenaga kesehatan.
"Sejak awal RUU Kesehatan tidak mengakomodasi terjaminnya kualitas pelayanan kesehatan pada masyarakat, dan tidak mengakomodasi keberadaan organisasi profesi kesehatan sebagai elemen penting dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia," kata dr Abdul Aziz, kepada SINDOMakassar, Selasa (18/4/2023).
Selain itu, RUU Kesehatan mengandung pasal-pasal yang saling kontradiktif, diskriminatif, dibuat dengan sangat tergesa-gesa tanpa mengindahkan aspirasi dan partispasi publik khususnya para tenaga medis dan tenaga kesehatan Indonesia dan semua organisasi profesi kesehatan tempat mereka bernaung.
"Ini RUU Kesehatan sangat mudah mendorong praktik kriminalisasi terhadap para tenaga medis dan tenaga kesehatan dengan ancaman sanksi dan denda yang sangat berat," tambahnya.
Pihaknya juga menyayangkan karena pembahasan ini akan menghapus UU kesehatan sebelumnya. Bahkan UU yang baru ini akan meniadakan eksistensi dan peran organisasi profesi kesehatan yang selama ini telah berperan dalam menjaga kualitas profesionalisme.
Oleh karena itu, organisasi profesi kesehatan dan semua perhimpunan di Sulsel meminta penghentian pembahasan UU kesehatan dan perlu dilakukan perbaikan substansial terkait perlindungan terhadap tenaga kesehatan.
"Kami meminta akan terjaminnya kualitas profesi tenaga kesehatan , serta terjaminnya eksistensi organisasi profesi di dalamnya," tegasnya.
Bukan hanya itu, pihaknya menuntut kepada Presiden Republik Indonesia, Menteri Kesehatan, DPR RI khususnya di komisi IX dan Baleg DPR RI untuk mendengarkan aspirasi para tenaga medis dan tenaga Kesehatan, serta mengakomodasinya dalam RUU Kesehatan sehingga proses penyusunan undang-undang ini bisa dilakukan dengan lebih baik.
"Kami menuntut kepada bapak Presiden, Pak Menteri Kesehatan agar bisa lebih bijak melihat peran tenaga medis, tenaga kesehatan serta organisasi profesi selama ini dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan ujung tombak, dan menghentikan segala upaya pembentukan opini framing negatif terhadap profesi kesehatan," terangnya.
Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Cabang Makassar, dr Suryadi mengatakan, pada kesempatan ini pihaknya siap turun aksi untuk memperjuangkan hal tersebut.
"RUU Kesehatan mengancam para profesi medis. Kalau pak ketua perintahkan untuk demo maka kami siap selalu," terang dia.
Pada kesempatan itu, ia menegaskan menolak RUU yang menggangu dan tidak berpihak kepada tenaga kesehatan. "Kami akan turun ke jalan. Kalau mogok ayo dan asalkan yang emergency tetap tinggal karena rasa kemanusiaan," cetusnya.
Hingga saat ini, perkumpulan tenaga kesehatan di Sulsel secara tegas menolak RUU Kesehatan yang tengah dibahas di DPR.
Selain dokter, tampak tenaga profesi kesehatan lainnya yang hadir pada acara penyampaian pernyataan sikap yang berlangsung di Auditorium Prof Amiruddin, Universitas Hasanuddin Makassar, Selasa (18/4/2023) siang.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Makassar, dr Abdul Aziz mengatakan pihaknya secara tegas menolak rancangan pembahasan RUU Kesehatan yang saat ini sedang bergulir di DPR.
Menurutnya, penyusunan RUU Kesehatan sejak awal tidak taat dan tak patuh pada azas dimana RUU tersebut tidak mengakomodasi kepentingan dan perlindungan para tenaga kesehatan.
"Sejak awal RUU Kesehatan tidak mengakomodasi terjaminnya kualitas pelayanan kesehatan pada masyarakat, dan tidak mengakomodasi keberadaan organisasi profesi kesehatan sebagai elemen penting dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia," kata dr Abdul Aziz, kepada SINDOMakassar, Selasa (18/4/2023).
Selain itu, RUU Kesehatan mengandung pasal-pasal yang saling kontradiktif, diskriminatif, dibuat dengan sangat tergesa-gesa tanpa mengindahkan aspirasi dan partispasi publik khususnya para tenaga medis dan tenaga kesehatan Indonesia dan semua organisasi profesi kesehatan tempat mereka bernaung.
"Ini RUU Kesehatan sangat mudah mendorong praktik kriminalisasi terhadap para tenaga medis dan tenaga kesehatan dengan ancaman sanksi dan denda yang sangat berat," tambahnya.
Pihaknya juga menyayangkan karena pembahasan ini akan menghapus UU kesehatan sebelumnya. Bahkan UU yang baru ini akan meniadakan eksistensi dan peran organisasi profesi kesehatan yang selama ini telah berperan dalam menjaga kualitas profesionalisme.
Oleh karena itu, organisasi profesi kesehatan dan semua perhimpunan di Sulsel meminta penghentian pembahasan UU kesehatan dan perlu dilakukan perbaikan substansial terkait perlindungan terhadap tenaga kesehatan.
"Kami meminta akan terjaminnya kualitas profesi tenaga kesehatan , serta terjaminnya eksistensi organisasi profesi di dalamnya," tegasnya.
Bukan hanya itu, pihaknya menuntut kepada Presiden Republik Indonesia, Menteri Kesehatan, DPR RI khususnya di komisi IX dan Baleg DPR RI untuk mendengarkan aspirasi para tenaga medis dan tenaga Kesehatan, serta mengakomodasinya dalam RUU Kesehatan sehingga proses penyusunan undang-undang ini bisa dilakukan dengan lebih baik.
"Kami menuntut kepada bapak Presiden, Pak Menteri Kesehatan agar bisa lebih bijak melihat peran tenaga medis, tenaga kesehatan serta organisasi profesi selama ini dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan ujung tombak, dan menghentikan segala upaya pembentukan opini framing negatif terhadap profesi kesehatan," terangnya.
Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Cabang Makassar, dr Suryadi mengatakan, pada kesempatan ini pihaknya siap turun aksi untuk memperjuangkan hal tersebut.
"RUU Kesehatan mengancam para profesi medis. Kalau pak ketua perintahkan untuk demo maka kami siap selalu," terang dia.
Pada kesempatan itu, ia menegaskan menolak RUU yang menggangu dan tidak berpihak kepada tenaga kesehatan. "Kami akan turun ke jalan. Kalau mogok ayo dan asalkan yang emergency tetap tinggal karena rasa kemanusiaan," cetusnya.
Hingga saat ini, perkumpulan tenaga kesehatan di Sulsel secara tegas menolak RUU Kesehatan yang tengah dibahas di DPR.
(GUS)
Berita Terkait
Sulsel
345 Tenaga Kesehatan dari Berbagai Provinsi Ikut Ujian Kompetensi di Maros
Sebanyak 345 tenaga kesehatan mengikuti uji kompetensi di Waterboom Grand Mall, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (30/8/2024).
Jum'at, 30 Agu 2024 13:13
Sulsel
Wilayah Pegunungan Kabupaten Maros Minim Tenaga Kesehatan
Sejumlah puskemas di daerah pegunungan Kabupaten Maros masih kekurangan tenaga kesehatan, khususnya dokter. Idealnya, sebuah puskesmas punya 3-4 dokter.
Selasa, 14 Mei 2024 14:14
Sulsel
Buka Musda PPNI, Pj Sekkab Gowa Harap Perawat Terus Asah Ilmu dan Keterampilan
Penjabat (Pj) Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Gowa, Abd Karim Dania, menyampaikan penanganan situasi gawat darurat dan bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah.
Minggu, 18 Feb 2024 15:10
Sulsel
Ratusan Tenaga Kesehatan Kota Parepare Dikerahkan Kawal Pemilu
Dalam rangka kesiapsiagaan kesehatan kawal Pemilu 2024, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makkasau Kota Parepare, mengerahkan sebannyak 140 tenaga kesehatan (nakes) ke 395 Tempat Pemungutan Suara (TPS)
Rabu, 14 Feb 2024 13:35
Sulsel
Appi Terima Aliansi Perawat Sulsel, Bahas Hak Hingga Kesejahteraan
Ketua DPD II Golkar Makassar, Munafri Arifuddin menerima perwakilan dari Aliansi Perawat Sulsel sebagai bagian dari Organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Kamis, 01 Feb 2024 17:28
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Warga Jeneponto Ditabrak Mobil, Tim Sarif-Qalby Siap Tanggung Biaya Pengobatan
2
Sarif-Qalby Gelar Kampanye Akbar, 93 Ribu Massa Tumpah Ruah di Lapangan Pastur
3
Bawaslu Soppeng Ingatkan KPU dan Paslon untuk Patuhi Aturan Masa Tenang Pilkada
4
Merajai 4 Survei Terpercaya, Aurama' Diprediksi Keluar Sebagai Pemenang Pilkada Gowa 2024
5
Kampanye Akbar Pata-Dhevy, 50 Ribu Simpatisan Penuhi Lapangan Andi Djemma
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Warga Jeneponto Ditabrak Mobil, Tim Sarif-Qalby Siap Tanggung Biaya Pengobatan
2
Sarif-Qalby Gelar Kampanye Akbar, 93 Ribu Massa Tumpah Ruah di Lapangan Pastur
3
Bawaslu Soppeng Ingatkan KPU dan Paslon untuk Patuhi Aturan Masa Tenang Pilkada
4
Merajai 4 Survei Terpercaya, Aurama' Diprediksi Keluar Sebagai Pemenang Pilkada Gowa 2024
5
Kampanye Akbar Pata-Dhevy, 50 Ribu Simpatisan Penuhi Lapangan Andi Djemma