Mengenal ROJALI, Inovasi PT Vale Tekan Emisi Karbon-Kurangi Ketergantungan Energi Fosil

Senin, 28 Jul 2025 13:17
Mengenal ROJALI, Inovasi PT Vale Tekan Emisi Karbon-Kurangi Ketergantungan Energi Fosil
Program ROJALI telah mendapatkan pengakuan nasional, dimana program ini membawa PT Vale meraih dua penghargaan prestisius: PROPER Emas 2024 dan Green Leadership Award. Foto/IST
Comment
Share
MAKASSAR - PT Vale Indonesia, bagian dari MIND ID, membuktikan komitmen kuat terhadap keberlanjutan. Beragam inisiatif dengan mengedepankan prinsip ESG telah dijalankan perusahaan nikel berkelanjutan ini.

PT Vale bahkan mematok target Net Zero Emission (NZE) pada 2050, lebih cepat 10 tahun dari target pemerintah. Untuk itu, peningkatan pemakaian EBT terus ditingkatkan, dengan target jangka menengah pengurangan emisi karbon hingga 30 persen pada 2030.

Selain mengandalkan energi bersih dari tiga PLTA dan menggenjot pemakaian kendaraan listrik, baik mobil, bus, hingga truk, terdapat sederet inovasi energi lain yang telah dijalankan PT Vale.

Ya, salah satunya adalah program Jalur Alternatif Hydropower Plant Supply untuk Auxiliary Grid (ROJALI). Inovasi ini bahkan telah mendapatkan pengakuan nasional, dimana program ini turut berkontribusi membawa PT Vale meraih dua penghargaan prestisius: PROPER Emas 2024 dan Green Leadership Award dari Kementerian Lingkungan Hidup.

Wakil Presiden Direktur & Chief Operation and Infrastructure Officer, Abu Ashar, menyampaikan program ROJALI adalah salah salah satu inisiatif unggulan perusahaan, yang memanfaatkan energi terbarukan dari PLTA untuk menggantikan PLTD selama pemeliharaan jaringan Listrik auxiliary.

Program ROJALI terbukti telah berhasil mengurangi 57 persen emisi CO₂ dari operasi PLTD, meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, serta mendukung terjadinya transisi energi bersih di Indonesia.

“Di PT Vale, kami percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya tentang operasi tambang yang bertanggung jawab, tetapi juga tentang bagaimana kami dapat berkontribusi pada solusi global. Program ROJALI adalah bukti nyata bahwa inovasi di sektor industri dapat memainkan peran penting dalam transisi menuju energi bersih,” jelas Abu Ashar.

Dilansir dari laman resmi PT Vale, program ROJALI ini merupakan program rekomendasi hasil kajian Life Cycle Assessment (LCA) yang disusun pada 2022. Program ini berdampak terhadap area process plant termasuk unit Reduction Kiln yang merupakan hotspot cumulatif energy demand (CED) non-renewable terbesar dalam kajian LCA.

Tujuan utama program ROJALI adalah untuk memastikan bahwa saat dilakukan pemeliharaan rutin dan perbaikan insidentil pada jaringan kelistrikan auxiliary grid, jaringan tetap memperoleh sumber listrik langsung dari PLTA tanpa perlu mengaktifkan PLTD. Inisiatif ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terbatas, tetapi juga menjamin ketersediaan energi secara jangka panjang.

Dengan demikian, program ROJALI secara signifikan meminimalkan kontribusi pasokan PLTD selama pemeliharaan rutin dan perbaikan insidentil, sehingga secara efektif mengurangi dampak terhadap pemanasan global yang bersumber dari energi tak terbarukan. Di sisi lain, pembangkit listrik tenaga air, sebagai sumber energi bersih, berkontribusi terhadap keberlanjutan dengan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca atau polutan udara lainnya.

Program ROJALI berhasil mengintegrasikan lima prinsip ekonomi sirkular. Program ini juga memiliki dampak positif yang amat luas. Pada aspek lingkungan, program ROJALI berkontribusi dalam upaya menjaga lingkungan. Sedangkan, pada aspek perusahaan terbukti menghemat energi.

Berdasarkan data PT Vale, pada semester pertama 2023, perusahaan berhasil menghemat energi sebanyak 787.220 GJ, setara dengan penghematan anggaran sebesar Rp585.776.817.783 yang sebelumnya diperlukan untuk pembelian HSD.

Program ROJALI juga berdampak pada perubahan sub-sistem dimana terjadi perubahan alur proses yang dilakukan oleh perusahaan memberikan keuntungan dalam rantai nilai produk (value chain optimization). Selama paruh pertama tahun 2023, perusahaan menghilangkan kebutuhan untuk membeli HSD.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru