PT Vale Raih Subroto Award 2025, 'Matano Iniaku' Jadi Simbol Tambang yang Menghidupkan

Minggu, 26 Okt 2025 09:06
PT Vale Raih Subroto Award 2025, 'Matano Iniaku' Jadi Simbol Tambang yang Menghidupkan
PT Vale dianugerahi Penghargaan Subroto 2025 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk kategori Kinerja Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Foto/Istimewa
Comment
Share
JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), bagian dari MIND ID dan mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan hilirisasi serta pembangunan berkelanjutan di sektor energi dan sumber daya mineral, kembali menorehkan prestasi nasional.

Perusahaan ini dianugerahi Penghargaan Subroto 2025 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk kategori Kinerja Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) — penghargaan tertinggi di sektor ESDM bagi pelaku industri yang berhasil mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam tata kelola bisnisnya.

Penghargaan bergengsi tersebut diserahkan oleh Dr. Ing. Tri Winarno, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, dan diterima oleh Budiawansyah, Chief Sustainability & Corporate Affairs Officer PT Vale.

Dalam sambutannya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya keberlanjutan sebagai poros pembangunan energi nasional.

“Sektor ESDM tidak lagi hanya berbicara tentang produksi, tetapi tentang bagaimana energi dan sumber daya alam dapat memberi nilai tambah, memelihara lingkungan, dan mengangkat kesejahteraan rakyat. Inilah makna keberlanjutan yang sesungguhnya," kata dia.

Matano Iniaku — Dari Desa Terpencil Menjadi Inspirasi Nasional
Bagi PT Vale, penghargaan ini bukan sekadar simbol prestasi, tetapi pengakuan atas kisah nyata dari sebuah desa kecil di tepian Danau Matano, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur. Program “Matano Iniaku” lahir dari semangat untuk mendengarkan dan bekerja bersama masyarakat, menghadirkan solusi nyata bagi tantangan lingkungan, ekonomi, dan sosial.

Dulu, Dusun Matano terisolasi — hanya bisa dijangkau dengan perahu rakit selama 60 menit. Fasilitas air bersih minim, jaringan internet belum tersedia, dan lahan pertanian rusak akibat pembukaan hutan tanpa pola berkelanjutan.

Padahal, wilayah ini dikelilingi sumber air bersih alami dari Danau Matano dan aliran Sungai La Waa. Namun, tanpa infrastruktur distribusi, warga kesulitan mengakses air layak konsumsi.

Melalui program Matano Iniaku, PT Vale membangun sistem pipanisasi yang menyalurkan air bersih langsung ke pemukiman, memastikan setiap keluarga dapat menikmati sumber daya alam di sekitarnya secara berkelanjutan.

Kini, berkat pendekatan partisipatif bersama masyarakat, desa tersebut tumbuh menjadi model pemberdayaan lokal yang diakui secara nasional. PT Vale menggabungkan enam pilar modal pembangunan — natural, social, individual, intellectual, infrastructure, dan cultural capital — untuk menciptakan perubahan sistemik yang berkelanjutan.

Dampak Nyata yang Menginspirasi
• Lingkungan Pulih: Rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) seluas 200 hektare, peningkatan debit air Sungai La Waa hingga 0,6 m³/detik, serta penurunan emisi 22.538 ton CO₂eq.
• Ekonomi Bangkit: Pendapatan kelompok rentan meningkat Rp1–4 juta per bulan lewat agroforestri, eco-creative center, dan wisata alam.
• Akses Dasar Membaik: Hadirnya ambulans speedboat, jaringan air bersih, dan menara BTS memperkuat layanan dasar masyarakat.
• Kelembagaan Tumbuh: Empat lembaga lokal terbentuk — Pokdarwis, KWT, kelompok tani, dan relawan Redkar — memperkuat kohesi sosial serta regenerasi kepemimpinan lokal.
• Budaya Terjaga: Revitalisasi tradisi Padungku dan Jaga Air menumbuhkan rasa bangga sekaligus kesadaran ekologi.

Dengan investasi sosial lebih dari Rp5 miliar, program ini mencatat Social Return on Investment (SROI) 1:1,08, menegaskan bahwa setiap langkah kecil dapat membawa dampak besar bagi keberlanjutan.

Endra Kusuma, Direktur Hubungan Eksternal PT Vale Indonesia, mengatakan Matano Iniaku adalah kisah tentang mendengarkan. Pihaknya belajar bahwa perubahan sejati lahir ketika perusahaan dan masyarakat berjalan bersama, bukan berseberangan.

"Penghargaan Subroto ini adalah milik seluruh warga Luwu Timur yang telah membuktikan bahwa keberlanjutan bukan konsep, melainkan tindakan," tutur dia.

Konsistensi yang Mengakar: Dari Penghargaan ke Budaya Kerja
Kemenangan PT Vale di Penghargaan Subroto 2025 menegaskan sinergi industri dan pemerintah dalam mewujudkan transformasi energi berkeadilan — sejalan dengan visi Asta Cita Prabowo tentang hilirisasi, ekonomi hijau, dan kemandirian energi nasional.

Budiawansyah, Chief Sustainability & Corporate Affairs Officer PT Vale, menegaskan penghargaan ini memperkuat komitmen perusahaan untuk terus menghadirkan praktik pertambangan rendah karbon, berbasis PLTA, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Penghargaan Subroto 2025 menjadi babak baru dalam perjalanan panjang PT Vale menuju praktik pertambangan berkelanjutan. Sejak pertama kali menerima penghargaan pada 2018 untuk Manajemen Lingkungan Terbaik, PT Vale terus menunjukkan konsistensinya:

2019 – Perlindungan Lingkungan Pertambangan
2022 – Pemberdayaan Masyarakat Terinovatif di bidang Kesehatan
2024 & 2025 – Kinerja Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM)

Rangkaian capaian ini menegaskan bahwa bagi PT Vale, keberlanjutan bukan proyek sementara, melainkan budaya kerja yang melekat dalam setiap aspek operasi.

Dari pengelolaan lingkungan hingga pemberdayaan komunitas, PT Vale konsisten menanamkan nilai Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai fondasi utama untuk menumbuhkan kehidupan — dari danau yang kembali jernih, lahan yang menghijau, hingga masyarakat yang semakin berdaya dan optimis menatap masa depan.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru