PJPK Pastikan Potensi Penduduk di Sulsel jadi Kekuatan Ekonomi
Peta Jalan Pembangunan Kependudukan (PJPK) memberikan gambaran menyeluruh potensi kependudukan di daerah. Bahkan PJPK di Sulawesi Selatan ini diharap jadi roadmap untuk memastikan potensi penduduk dapat dikonversi menjadi kekuatan ekonomi.
Hal ini disampaikan perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan Dr Irvan Roberto dalam Program Pojok Publik kembali hadir di Studio Podcast Unhas TV bersama akademisi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Asmi Citra Malina.
Diskusi ini mengusung tema strategis: "Urgensi Peta Jalan Pembangunan Kependudukan (PJPK) dalam Memanfaatkan Bonus Demografi di Sulawesi Selatan.” pada Selasa (18/11/2025), dipandu Rahmatia Ardi.
Tema tersebut sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini yang akan memasuki fase jumlah penduduk usia produktif jauh lebih besar dibanding usia non-produktif. Kondisi ini dikenal sebagai "bonus demografi", sebuah momentum emas yang hanya dapat dimanfaatkan jika dikelola dengan perencanaan yang matang melalui PJPK.
Irvan Roberto menjelaskan PJPK adalah pedoman pembangunan kependudukan untuk 20–30 tahun mendatang. Tanpa arah yang jelas, ia menegaskan, bonus demografi bisa berubah menjadi bencana demografi akibat meningkatnya beban sosial, kualitas SDM yang rendah, serta ketidaksiapan sektor ekonomi menyerap angkatan kerja.
"PJPK memberikan gambaran menyeluruh tentang kualitas, kuantitas, hingga mobilitas penduduk. Daerah seperti Sulawesi Selatan membutuhkan roadmap ini untuk memastikan potensi penduduk dapat dikonversi menjadi kekuatan ekonomi," ujarnya.
Melengkapi pemaparan tersebut, Asmi Citra Malina menekankan bahwa pilar kualitas penduduk menjadi area paling kritis di Sulsel saat ini. Ia mengingatkan bahwa fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menentukan kualitas SDM hingga dewasa, termasuk kemampuan kognitif, kesehatan, dan produktivitas.
"Isu stunting harus menjadi perhatian utama. PJPK sudah menggariskan strategi penguatan intervensi spesifik dan sensitif yang melibatkan keluarga, tenaga kesehatan, hingga pemerintah daerah," jelasnya.
Irvan Roberto dan Asmi Cittra Malina sepakat sektor pendidikan dan keterampilan menjadi kunci memanfaatkan bonus demografi. PJPK mendorong pengembangan pendidikan vokasi, literasi digital, serta peningkatan daya saing global agar generasi muda Sulsel tidak tertinggal dalam era transformasi teknologi.
Pada aspek kuantitas penduduk, Dr Irvan menegaskan pentingnya revitalisasi program Keluarga Berencana (KB) untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk serta menciptakan keluarga berkualitas.
Diskusi juga menyoroti masa setelah bonus demografi berakhir, di mana Indonesia akan memasuki fase aging population. PJPK telah menyusun strategi perlindungan sosial, penguatan ekonomi keluarga, serta pemberdayaan tenaga kerja agar generasi produktif hari ini tidak menjadi beban sosial di masa tua.
Menurut keduanya, tantangan terbesar implementasi PJPK di Sulsel meliputi koordinasi lintas sektor, kesiapan anggaran, serta perubahan pola pikir masyarakat terkait pola asuh, gizi, dan gaya hidup. Dukungan pemerintah daerah menjadi kunci agar PJPK terintegrasi dalam perencanaan pembangunan jangka panjang.
Keduanya juga menekankan bahwa pembangunan kependudukan bukan isu yang jauh dari kehidupan sehari-hari. Pemenuhan gizi keluarga, perencanaan masa depan, hingga peningkatan keterampilan adalah bagian penting dari keberhasilan PJPK.
Irvan Roberto dan Asmi Citra Malina mengajak generasi muda Sulawesi Selatan menjadi agen perubahan dengan memperkuat kompetensi, kesehatan, dan karakter. Mereka juga berpesan agar pemerintah daerah serta organisasi masyarakat menjadikan PJPK bukan hanya dokumen perencanaan, tetapi gerakan nyata yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Program Pojok Publik edisi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya pembangunan kependudukan serta mendorong kolaborasi berbagai pihak dalam mewujudkan generasi Sulsel yang berkualitas dan berdaya saing.