Hilangkan Kearifan Lokal & Sematkan Jargon Politik, Perubahan Nama Bandara Sorowako Tuai Penolakan
Rabu, 30 Agu 2023 13:24
Rencana perubahan nama Bandara Sorowako menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang menuai penolakan. Foto/Istimewa
LUWU TIMUR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) mengagendakan perubahan nama Bandara Sorowako, Kabupaten Luwu Timur menjadi menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang. Seremoni perubahan nama bandara itu dijadwalkan berlangsung pada Jumat (1/9/2023) mendatang.
Hal ini mengemuka setelah beredarnya surat dengan kop Sekretariat Daerah Pemprov Sulsel tertanggal 28 Agustus 2023 yang diteken oleh Pj Sekda Andi Muhammad Arsjad atas nama Gubernur Sulsel. Dalam surat itu, tertera perihal agenda peresmian Bandar Udara Andalan Datuk Patimang di Sorowako.
Perubahan nama Bandara Sorowako spontan menuai penolakan dari berbagai kalangan di Luwu Timur. Langkah Pemprov Sulsel dianggap sepihak dan mengabaikan regulasi yang tertuang dalam beleid Menteri Perhubungan Nomor 39/2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.
Pada beleid tersebut, terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk menetapkan atau mengubah nama bandar udara di Tanah Air. Secara sepesifik, ada 12 syarat utama untuk mengajukan nama bandara ke Kementerian Perhubungan, dan tidak hanya persetujuan dari Gubernur tetap juga harus ada surat persetujuan berbagai pihak seperti legislatif provinsi/kabupaten/kota, bupati/wali kota, hingga wajib melampirkan surat pernyataan tidak adanya keberatan dari masyarakat atas perubahan nama bandara.
Perubahan nama Bandara Sorowako yang cacat prosedural itu juga dinilai menciderai muatan kearifan lokal yang sejak awal telah melekat pada bandara tersebut.
Ketua Kerukunan Wawainia Asli Sorowako (KWAS), Andi Baso Makmur, dengan tegas menolak keputusan tersebut. Baginya, pergantian nama menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang akan menghilangkan unsur kearifan lokal.
Ia juga mencurigai adanya ego tersendiri dalam pemberian nama baru ini yang mengarah ke tujuan politik, seperti penyematan kata 'Andalan' yang merupakan jargon atau slogan politik Gubernur Sulsel saat ini.
"Harusnya Pemprov Sulsel bijaksana memberikan nama bandara ini. Nama yang diusulkan tidak memperlihatkan kearifan lokal. Ini keinginannya sendiri pak gubernur, makanya kami tolak," ungkap Baso.
Ia pun menyarankan Pemprov Sulsel melibatkan masyarakat Sorowako dalam pemberian nama bandara dan tidak menghilangkan identitas asli daerah. "Kan sudah ada sebenarnya usulan sebelumnya dari Bupati Luwu Timur seperti penyematan nama Batara Guru Sorowako atau Matano Sorowako. Jika itu yang digunakan kan artinya kearifan lokalnya tidak hilang, dengan masih ada nama Sorowako," terang dia.
Baso menambahkan, jika pemerintah provinsi tetap meresmikan nama baru untuk bandara tersebut pada 1 September 2023 mendatang, maka pihaknya dan semua elemen masyarakat Sorowako akan melakukan pembentangan spanduk penolakan di sepanjang bandara.
Anggota DPRD Sulsel, Andi Hatta Marakarma, ikut menyoroti perubahan nama Bandara Sorowako. Penamaan Datuk Patimang sebagai nama baru Bandara Sorowako dinilai kurang tepat karena bukan tokoh masyarakat dari Sorowako, Luwu Timur. Datuk Patimang lebih lekat dengan masyarakat dari Malangke, Kabupaten Luwu Utara.
Selain itu, penyematan nama Andalan juga nampak tidak elok karena berkaitan erat dengan jargon politik atau kepemimpinan tertentu di Sulsel. Sama sekali tidak menggambarkan ciri khas masyarakat Sorowako.
"Kita menghargai pemprov, tapi itu bandara sudah dari dulu ada sejarahnya, jauh sebelum Andalan memimpin. Jadi mestinya harus ada ciri khas daerah situ, jangan seakan menjadi sebuah klaim atas pencapaian seseorang," ungkap mantan Bupati Luwu Timur itu.
Dia menyarankan kepada pemerintah provinsi, sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu pemberian nama tersebut. Harus ada diskusi dan meminta masukan dari masyarakat setempat jika ingin mengubah namanya.
"Saya kira itu perlu diberi tahu warga juga terlebih dahulu, karena nama Bandara Andalan Datuk Patimang kurang tepat, saya kurang sependapat," pungkasnya.
Hal ini mengemuka setelah beredarnya surat dengan kop Sekretariat Daerah Pemprov Sulsel tertanggal 28 Agustus 2023 yang diteken oleh Pj Sekda Andi Muhammad Arsjad atas nama Gubernur Sulsel. Dalam surat itu, tertera perihal agenda peresmian Bandar Udara Andalan Datuk Patimang di Sorowako.
Perubahan nama Bandara Sorowako spontan menuai penolakan dari berbagai kalangan di Luwu Timur. Langkah Pemprov Sulsel dianggap sepihak dan mengabaikan regulasi yang tertuang dalam beleid Menteri Perhubungan Nomor 39/2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.
Pada beleid tersebut, terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk menetapkan atau mengubah nama bandar udara di Tanah Air. Secara sepesifik, ada 12 syarat utama untuk mengajukan nama bandara ke Kementerian Perhubungan, dan tidak hanya persetujuan dari Gubernur tetap juga harus ada surat persetujuan berbagai pihak seperti legislatif provinsi/kabupaten/kota, bupati/wali kota, hingga wajib melampirkan surat pernyataan tidak adanya keberatan dari masyarakat atas perubahan nama bandara.
Perubahan nama Bandara Sorowako yang cacat prosedural itu juga dinilai menciderai muatan kearifan lokal yang sejak awal telah melekat pada bandara tersebut.
Ketua Kerukunan Wawainia Asli Sorowako (KWAS), Andi Baso Makmur, dengan tegas menolak keputusan tersebut. Baginya, pergantian nama menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang akan menghilangkan unsur kearifan lokal.
Ia juga mencurigai adanya ego tersendiri dalam pemberian nama baru ini yang mengarah ke tujuan politik, seperti penyematan kata 'Andalan' yang merupakan jargon atau slogan politik Gubernur Sulsel saat ini.
"Harusnya Pemprov Sulsel bijaksana memberikan nama bandara ini. Nama yang diusulkan tidak memperlihatkan kearifan lokal. Ini keinginannya sendiri pak gubernur, makanya kami tolak," ungkap Baso.
Ia pun menyarankan Pemprov Sulsel melibatkan masyarakat Sorowako dalam pemberian nama bandara dan tidak menghilangkan identitas asli daerah. "Kan sudah ada sebenarnya usulan sebelumnya dari Bupati Luwu Timur seperti penyematan nama Batara Guru Sorowako atau Matano Sorowako. Jika itu yang digunakan kan artinya kearifan lokalnya tidak hilang, dengan masih ada nama Sorowako," terang dia.
Baso menambahkan, jika pemerintah provinsi tetap meresmikan nama baru untuk bandara tersebut pada 1 September 2023 mendatang, maka pihaknya dan semua elemen masyarakat Sorowako akan melakukan pembentangan spanduk penolakan di sepanjang bandara.
Anggota DPRD Sulsel, Andi Hatta Marakarma, ikut menyoroti perubahan nama Bandara Sorowako. Penamaan Datuk Patimang sebagai nama baru Bandara Sorowako dinilai kurang tepat karena bukan tokoh masyarakat dari Sorowako, Luwu Timur. Datuk Patimang lebih lekat dengan masyarakat dari Malangke, Kabupaten Luwu Utara.
Selain itu, penyematan nama Andalan juga nampak tidak elok karena berkaitan erat dengan jargon politik atau kepemimpinan tertentu di Sulsel. Sama sekali tidak menggambarkan ciri khas masyarakat Sorowako.
"Kita menghargai pemprov, tapi itu bandara sudah dari dulu ada sejarahnya, jauh sebelum Andalan memimpin. Jadi mestinya harus ada ciri khas daerah situ, jangan seakan menjadi sebuah klaim atas pencapaian seseorang," ungkap mantan Bupati Luwu Timur itu.
Dia menyarankan kepada pemerintah provinsi, sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu pemberian nama tersebut. Harus ada diskusi dan meminta masukan dari masyarakat setempat jika ingin mengubah namanya.
"Saya kira itu perlu diberi tahu warga juga terlebih dahulu, karena nama Bandara Andalan Datuk Patimang kurang tepat, saya kurang sependapat," pungkasnya.
(TRI)
Berita Terkait
News
Tim Medis Sulsel dan Andalan Peduli Diberi Apresiasi Usai Misi Kemanusiaan di Aceh
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para Tim Medis Pemprov Sulsel yang menjalan tugas di Sumatera dan Aceh dalam tanggap darurat bencana.
Jum'at, 19 Des 2025 13:07
News
Pemprov Sulsel Siapkan Tujuh Armada Bus Angkutan Gratis Natal dan Tahun Baru
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sulsel menyiapkan layanan angkutan bus gratis bagi masyarakat dalam rangka libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Jum'at, 19 Des 2025 12:57
News
Proyek Jalan Provinsi Sulsel Resmi Dimulai dari Hertasning
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, secara resmi melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama Penanganan Preservasi Jalan Paket 1 melalui skema Multi Years Contract (MYC) Tahun Anggaran 2025-2027, di Jalan Lenjen Hertasning, Kota Makassar, Rabu (17/12/2025).
Rabu, 17 Des 2025 23:06
Sulsel
Konsorsium Sultanbatara dan Bappelitbangda Sulsel Jajaki Peluang Kolaborasi
Tim Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi Sultanbatara dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulsel menggelar pertemuan strategis.
Senin, 15 Des 2025 16:19
News
Jambore Kepala Desa Tekankan Integritas dan Inovasi Pembangunan Desa
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman memimpin Upacara Pembukaan Jambore Kepala Desa se-Sulawesi Selatan, yang digelar di Markas Komando Rindam XIV Hasanuddin
Jum'at, 12 Des 2025 22:44
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Tak Hanya Berburu Penjahat, Pegasus Resmob Jeneponto Juga Berburu Pahala dengan Berbagi
2
Uang Santunan Rp300 Ribu Jadi Pemicu Ricuh Sidang Lakalantas di PN Jeneponto
3
UMI Borong Dua Penghargaan di Anugerah Diktisaintek 2025
4
Bahas Penguatan Kerjasama Keislaman dan Pendidikan dengan Raabithah Islamiyah
5
Bocah Usia 8 Tahun Jadi Korban Petasan, Alami Luka Bakar hingga 65%
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Tak Hanya Berburu Penjahat, Pegasus Resmob Jeneponto Juga Berburu Pahala dengan Berbagi
2
Uang Santunan Rp300 Ribu Jadi Pemicu Ricuh Sidang Lakalantas di PN Jeneponto
3
UMI Borong Dua Penghargaan di Anugerah Diktisaintek 2025
4
Bahas Penguatan Kerjasama Keislaman dan Pendidikan dengan Raabithah Islamiyah
5
Bocah Usia 8 Tahun Jadi Korban Petasan, Alami Luka Bakar hingga 65%