Kepala BKKBN Sebut Program KB Berkontribusi Turunkan Angka Stunting
Jum'at, 01 Des 2023 15:10
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin mengatakan Program Keluarga Berencana (KB), memiliki kontribusi yang besar dalam menurunkan angka Stunting.. Foto: Istimewa
MAKASSAR - Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin mengatakan Program Keluarga Berencana (KB), memiliki kontribusi yang besar dalam menurunkan angka Stunting.
"Stunting bisa dicegah kalau program KB berjalan optimal, stunting terjadi karena adanya kelahiran, jika kehamilan yang ada terencana, diperiksa secara rutin, akan mencegah potensi lahirnya anak stunting," sebut Shodiqin dalam Rapat Koordinasi bersama Penyuluh KB dan Jejaring dalam rangka Peningkatan Capaian KB Pasca Salin dan Percepatan Penurunan Stunting di Aula Lagaligo Kantor Bupati Kabupaten Luwu Utara, Jumat (01/12/23).
"Kami melihat pertemuan ini sangat penting bagaimana kita bekerja agar Program KB bisa berhasil dan bagaimana menurunkan angka stunting, dimana saat ini menurunkan stunting menjadi program prioritas nasional dan Pj. Gubernur Sulsel " sebut Shodiqin.
Disebutkan Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 angka stunting Sulawesi Selatan masih tinggi yaitu 27,2 persen di atas rata-rata nasional yaitu 21,6 persen.
"Terbitnya Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting mengamanatkan BKKBN sebagai BKKBN ketua atau koordinator pelaksana percepatan penurunan stunting, bukan hanya menurunkan tetapi mempercepatan penurunan stunting ini, dimana kita menargetkan di tahun 2024 turun menjadi 14 persen," sebut Shodiqin.
Lebih lanjut, Shodiqin menyebutkan kasus stunting banyak terjadi pada kehamilan yang tidak direncanakan, khususnya yang terjadi pada pernikahan diusia muda.
"Menikah di usia muda berpotensi melahirkan anak stunting, hal ini disebabkan karena ketidaksiapan remaja baik segi kesehatan, fisik dan mentalya belum siap, termasuk kesiapan ekonomi," ungkap Shodiqin
Untuk itu, Shodiqin menekankan pentingnya pendewasaan usia perkawinan, dimana usia ideal menikah bagi perempuan minimal 21 tahun dan pria 24 tahun serta menghindari kehamilan bersiko yaitu 4 terlalu meliputi terlalu muda melahirkan dibawah 20 tahun, terlalu tua melahirkan diatas 35 tahun, terlalu dekat jarak kelahiran di bawah dua tahun dan terlalu banyak melahirkan.
Dijelaskan pula bahwa saat ini BKKBN telah membektuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang berperan sebagai ujung tombak dalam upaya percepatan penurunan Stunting di lini lapangan yang bertugas memberikan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting yaitu remaja sebagia calon ibu, ibu hamil, ibu nifas dan bayi dibawah dua tahun.
"Kalau TPK ini optimal bergerak di lapangan, kami yakin angka stunting di Kabupaten Luwu Utara bisa turunkan bersama dan kami menghaturkan terima kasih dan mengapresiasi dukungan pemerintah daerah Luwu Utara dalam pelaksanaan program Bangga Kencana, ini dibuktikan dengan penghargaaan yang diterima oleh Ibu Bupati yaitu Manggala Karya Kencana (MKK) dari BKKBN serta Satya Lancana Wirakarya (SWK) dari Presiden," sebut Shodiqin.
Sekretaris Daerah Luwu Utara, Armiadi mengatakan, Program KB memiliki nilai manfaat dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan dan anak.
"Dengan program KB, Angka Kematian Ibu dan Bayi dapat kita turunkan, karena fungsi KB adalah mencegah atau tepatnya mengatur kehamilan agar sehat, selain itu laju oertumbuhan penduduk dapat kita kendalikan dan berimplikasi pada meningkatkannya kualitas dan kesejahteraan masyarakat," sebut Armiadi.
Untuk itu, Armiadi menekankan perlunya upaya dalam meningkatkan kualitas dan akses pelayanan KB dengan melibatkan seluruh pihak terkait termasuk penyuluh KB dan petugas kesehatan.
"Pelayanan kontrasepsi dan Keluarga Berencana menjadi pilar penting dalam upaya percepatan menurunkan stunting, untuk itu penting dilakukan edukasi terkait jenis dan metode kontrasepsi dengan segala kekurangan dan kelebihan, sehingga masyarakat dapat memilih kontrasepsi secara tepat dengan melibatkan peran Penyuluh KB dan Petugas Kesehatan khususnya bidan dan dokter," sebut Armiadi.
"Stunting bisa dicegah kalau program KB berjalan optimal, stunting terjadi karena adanya kelahiran, jika kehamilan yang ada terencana, diperiksa secara rutin, akan mencegah potensi lahirnya anak stunting," sebut Shodiqin dalam Rapat Koordinasi bersama Penyuluh KB dan Jejaring dalam rangka Peningkatan Capaian KB Pasca Salin dan Percepatan Penurunan Stunting di Aula Lagaligo Kantor Bupati Kabupaten Luwu Utara, Jumat (01/12/23).
"Kami melihat pertemuan ini sangat penting bagaimana kita bekerja agar Program KB bisa berhasil dan bagaimana menurunkan angka stunting, dimana saat ini menurunkan stunting menjadi program prioritas nasional dan Pj. Gubernur Sulsel " sebut Shodiqin.
Disebutkan Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 angka stunting Sulawesi Selatan masih tinggi yaitu 27,2 persen di atas rata-rata nasional yaitu 21,6 persen.
"Terbitnya Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting mengamanatkan BKKBN sebagai BKKBN ketua atau koordinator pelaksana percepatan penurunan stunting, bukan hanya menurunkan tetapi mempercepatan penurunan stunting ini, dimana kita menargetkan di tahun 2024 turun menjadi 14 persen," sebut Shodiqin.
Lebih lanjut, Shodiqin menyebutkan kasus stunting banyak terjadi pada kehamilan yang tidak direncanakan, khususnya yang terjadi pada pernikahan diusia muda.
"Menikah di usia muda berpotensi melahirkan anak stunting, hal ini disebabkan karena ketidaksiapan remaja baik segi kesehatan, fisik dan mentalya belum siap, termasuk kesiapan ekonomi," ungkap Shodiqin
Untuk itu, Shodiqin menekankan pentingnya pendewasaan usia perkawinan, dimana usia ideal menikah bagi perempuan minimal 21 tahun dan pria 24 tahun serta menghindari kehamilan bersiko yaitu 4 terlalu meliputi terlalu muda melahirkan dibawah 20 tahun, terlalu tua melahirkan diatas 35 tahun, terlalu dekat jarak kelahiran di bawah dua tahun dan terlalu banyak melahirkan.
Dijelaskan pula bahwa saat ini BKKBN telah membektuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang berperan sebagai ujung tombak dalam upaya percepatan penurunan Stunting di lini lapangan yang bertugas memberikan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting yaitu remaja sebagia calon ibu, ibu hamil, ibu nifas dan bayi dibawah dua tahun.
"Kalau TPK ini optimal bergerak di lapangan, kami yakin angka stunting di Kabupaten Luwu Utara bisa turunkan bersama dan kami menghaturkan terima kasih dan mengapresiasi dukungan pemerintah daerah Luwu Utara dalam pelaksanaan program Bangga Kencana, ini dibuktikan dengan penghargaaan yang diterima oleh Ibu Bupati yaitu Manggala Karya Kencana (MKK) dari BKKBN serta Satya Lancana Wirakarya (SWK) dari Presiden," sebut Shodiqin.
Sekretaris Daerah Luwu Utara, Armiadi mengatakan, Program KB memiliki nilai manfaat dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan dan anak.
"Dengan program KB, Angka Kematian Ibu dan Bayi dapat kita turunkan, karena fungsi KB adalah mencegah atau tepatnya mengatur kehamilan agar sehat, selain itu laju oertumbuhan penduduk dapat kita kendalikan dan berimplikasi pada meningkatkannya kualitas dan kesejahteraan masyarakat," sebut Armiadi.
Untuk itu, Armiadi menekankan perlunya upaya dalam meningkatkan kualitas dan akses pelayanan KB dengan melibatkan seluruh pihak terkait termasuk penyuluh KB dan petugas kesehatan.
"Pelayanan kontrasepsi dan Keluarga Berencana menjadi pilar penting dalam upaya percepatan menurunkan stunting, untuk itu penting dilakukan edukasi terkait jenis dan metode kontrasepsi dengan segala kekurangan dan kelebihan, sehingga masyarakat dapat memilih kontrasepsi secara tepat dengan melibatkan peran Penyuluh KB dan Petugas Kesehatan khususnya bidan dan dokter," sebut Armiadi.
(GUS)
Berita Terkait
Sulsel
BKKBN Sulsel Rakor Percepatan Penurunan Stunting dan MBG 3B di Gowa
Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan yang diwakili oleh Ketua Tim Kerja Bina Peran serta Masyarakat, IMP, Humas dan Informasi Publik Sitti Sulfiani menghadiri Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS)
Kamis, 18 Des 2025 12:23
News
Pemprov Sulsel Terima Apresiasi BKKBN Atas Komitmen Pembangunan Kependudukan
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, menerima penghargaan atas dukungan dan komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam pengimplementasian Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana)
Selasa, 16 Des 2025 21:57
News
Peta Jalan Pembangunan Kependudukan sebagai Tangga Menuju Indonesia Emas
Deputi Pengendalian Penduduk Kemendukbangga/BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto dan Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan Prof Tahir Kasnawi hadir sebagai nara sumber pada Talkshow salah satu TV pemerintah
Selasa, 16 Des 2025 15:05
Sulsel
Tekan Angka Stunting, Sidrap Raih Penghargaan dari BKKBN
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, memberikan penghargaan kepada daerah di Sulsel untuk atas capaian angka prevalensi stunting di Sulsel.
Selasa, 16 Des 2025 14:15
News
LAZ Hadji Kalla Raih Predikat GOLD Cegah Stunting Nasional
Lembaga Amil Zakat (LAZ) Hadji Kalla meraih predikat GOLD sebagai Mitra LSM/Komunitas Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) dalam ajang Genting Collaboration Summit 2025.
Senin, 15 Des 2025 11:06
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Akses Internet Kian Merata, Telkomsel Hadirkan 6 BTS 4G di Bone & Soppeng
2
Perkuat Toleransi Jelang Nataru, Polri dan Eks Napiter YRMM Diskusi Kamtibmas
3
Tutup Tahun 2025, DRX Lakukan Burn 10 Persen dari Total Suplai Token
4
Direksi PLN Pastikan Keandalan Listrik Nataru di Gereja Katedral Makassar dan Posko Siaga
5
Bukti Dugaan Perselingkuhan Anggota DPRD Jeneponto Diserahkan ke BK
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Akses Internet Kian Merata, Telkomsel Hadirkan 6 BTS 4G di Bone & Soppeng
2
Perkuat Toleransi Jelang Nataru, Polri dan Eks Napiter YRMM Diskusi Kamtibmas
3
Tutup Tahun 2025, DRX Lakukan Burn 10 Persen dari Total Suplai Token
4
Direksi PLN Pastikan Keandalan Listrik Nataru di Gereja Katedral Makassar dan Posko Siaga
5
Bukti Dugaan Perselingkuhan Anggota DPRD Jeneponto Diserahkan ke BK