Terbongkar Setelah 6 Tahun, Suami di Makassar Bunuh & Timbun Istri di Dalam Rumah
Minggu, 14 Apr 2024 15:55

Tim forensik membawa tulang belulang dari korban yang diduga dibunuh lalu ditimbun oleh suaminya sendiri di wilayah Kandea, Kota Makassar. Foto/Istimewa
MAKASSAR - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar mengungkap kasus dugaan pembunuhan tragis terhadap seorang seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) berinisial J (35). Korban diduga dibunuh oleh suaminya berinisial H (43), lalu ditimbun selama enam tahun di dalam rumahnya di Jalan Kandea II, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Pengungkapan kasus ini menyita perhatian publik. Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi bahkan turun langsung ke lokasi kejadian, Minggu (14/4/2024). Ia pun menceritakan awal mula terbongkarnya kasus dugaan pembunuhan tersebut.
"Awalnya ada korban seorang wanita usia 17 (inisial F) yang datang melapor ke Polrestabes Makassar melaporkan dugaan penganiayaan oleh ayahnya, orangtuanya sendiri. Kemudian pada saat didalami oleh penyidik dilakukan interogasi," kata Andi Rian kepada wartawan di lokasi kejadian.
Selain keterangan korban F dianiaya oleh ayahnya, sang anak juga menceritakan bahwa ibunya bukan lari dengan pria lain. Informasi yang berkembang selama ini, ibunya lari dengan laki-laki lain. Namun belakangan saat pemeriksaan mendalam, terungkap ibunya disinyalir dianiaya suaminya lalu meninggal dan ditimbun di belakang rumahnya.
"Setelah didalami ternyata dari keterangan si anak ini bahwa ibunya bukan lari, tapi dianiaya sampai mati dan kejadiannya itu tahun 2018. Kalau kita hitung berarti sudah enam tahun," jelasnya.
Berdasarkan informasi tersebut, penyidik langsung merespons dengan bergerak cepat mengembangkan kasus tersebut. Selanjutnya menangkap pelaku di Jalan Andi Tonro Makassar tanpa perlawanan berarti.
Kapolda Andi Rian mengatakan saat ini sedang berada di dekat Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sejumlah penyidik didukung dari tim Forensik Polda Sulsel sedang mengidentifikasi dan melakukan olah TKP di lokasi kejadian. Mereka akhirnya menemukan diduga tulang belulang di dalam timbunan tanah.
"Sekilas ada kelihatan tulang belulang, tinggal nanti kita melihat, menguji apakah itu betul itu tulang manusia. Kemudian kita akan lakukan uji DNA karena keluarganya masih ada. Kita juga akan melihat di mana benturan itu, kalau pengakuan sementara almarhumah meninggal karena dipukul, dianiaya," ungkapnya.
Saat ditanyakan apakah korban tersebut ditimbun menggunakan cor semen, Kapolda Andi Rian menegaskan bukan dicor, tetapi ditimbun tanah dengan ukuran satu meter di belakang rumah lokasi kejadian.
"Bukan dicor, jadi sekilas saya lihat di rumah ini, itu ada tanah satu meter dengan halaman belakang, jadi dengan bangunan sebelah itu ada satu meter. Tanah kemudian di taruh di situ, cuman ditimbun begitu saja. Makanya pada saat kita cek ke sana itu sudah nongol (tulang belulang)," ungkapnya.
Ia mengimbuhkan pihaknya masih akan melakukan penyelidikan lebih dalam mengingat pelakunya sudah diamankan aparat kepolisian guna mengungkap apa motif pelaku melakukan perbuatan keji itu.
"Ini yang nanti akan didalami penyidik. Pada saat peristiwa terjadi, tetangga tidak mencium sesuatu. Sekarang umur 17 (anak korban), kita mundur enam tahun berarti 11 tahun (umurnya) saat kejadian. Anaknya (korban) sekarang sudah bersama keluarga almarhumah ibunya," ucap kapolda.
Sejauh ini tim masih mencari saksi-saksi lain selain dari pihak keluarga korban untuk diminta keteranga di TKP terutama tetangganya, sebab usai kejadian tersebut, pelaku meninggalkan rumah tersebut bersama kedua anaknya.
"Selain dari pihak keluarga, tentu kita akan dalami saksi di TKP terutama tetangganya. Setelah kejadian, rumah ini dikosongkan enam bulan kemudian disewakan kurang lebih lima tahun. Berarti sudah banyak barang-barang hilang dan terangkut. Setelah di sewa kosong lagi enam bulan," katanya mengungkapkan.
"Kita mau coba cari mudah-mudahan masih ada mungkin tetangga yang bisa menjadi saksi, mungkin tahu atau mencium bau. Tapi, kejadiannya itu saat 2018 mudah-mudahan dari pendalaman forensik, kita bisa menemukan bukti-bukti fisik lain," pungkas Kapolda Andi Rian mengakhiri.
Pengungkapan kasus ini menyita perhatian publik. Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi bahkan turun langsung ke lokasi kejadian, Minggu (14/4/2024). Ia pun menceritakan awal mula terbongkarnya kasus dugaan pembunuhan tersebut.
"Awalnya ada korban seorang wanita usia 17 (inisial F) yang datang melapor ke Polrestabes Makassar melaporkan dugaan penganiayaan oleh ayahnya, orangtuanya sendiri. Kemudian pada saat didalami oleh penyidik dilakukan interogasi," kata Andi Rian kepada wartawan di lokasi kejadian.
Selain keterangan korban F dianiaya oleh ayahnya, sang anak juga menceritakan bahwa ibunya bukan lari dengan pria lain. Informasi yang berkembang selama ini, ibunya lari dengan laki-laki lain. Namun belakangan saat pemeriksaan mendalam, terungkap ibunya disinyalir dianiaya suaminya lalu meninggal dan ditimbun di belakang rumahnya.
"Setelah didalami ternyata dari keterangan si anak ini bahwa ibunya bukan lari, tapi dianiaya sampai mati dan kejadiannya itu tahun 2018. Kalau kita hitung berarti sudah enam tahun," jelasnya.
Berdasarkan informasi tersebut, penyidik langsung merespons dengan bergerak cepat mengembangkan kasus tersebut. Selanjutnya menangkap pelaku di Jalan Andi Tonro Makassar tanpa perlawanan berarti.
Kapolda Andi Rian mengatakan saat ini sedang berada di dekat Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sejumlah penyidik didukung dari tim Forensik Polda Sulsel sedang mengidentifikasi dan melakukan olah TKP di lokasi kejadian. Mereka akhirnya menemukan diduga tulang belulang di dalam timbunan tanah.
"Sekilas ada kelihatan tulang belulang, tinggal nanti kita melihat, menguji apakah itu betul itu tulang manusia. Kemudian kita akan lakukan uji DNA karena keluarganya masih ada. Kita juga akan melihat di mana benturan itu, kalau pengakuan sementara almarhumah meninggal karena dipukul, dianiaya," ungkapnya.
Saat ditanyakan apakah korban tersebut ditimbun menggunakan cor semen, Kapolda Andi Rian menegaskan bukan dicor, tetapi ditimbun tanah dengan ukuran satu meter di belakang rumah lokasi kejadian.
"Bukan dicor, jadi sekilas saya lihat di rumah ini, itu ada tanah satu meter dengan halaman belakang, jadi dengan bangunan sebelah itu ada satu meter. Tanah kemudian di taruh di situ, cuman ditimbun begitu saja. Makanya pada saat kita cek ke sana itu sudah nongol (tulang belulang)," ungkapnya.
Ia mengimbuhkan pihaknya masih akan melakukan penyelidikan lebih dalam mengingat pelakunya sudah diamankan aparat kepolisian guna mengungkap apa motif pelaku melakukan perbuatan keji itu.
"Ini yang nanti akan didalami penyidik. Pada saat peristiwa terjadi, tetangga tidak mencium sesuatu. Sekarang umur 17 (anak korban), kita mundur enam tahun berarti 11 tahun (umurnya) saat kejadian. Anaknya (korban) sekarang sudah bersama keluarga almarhumah ibunya," ucap kapolda.
Sejauh ini tim masih mencari saksi-saksi lain selain dari pihak keluarga korban untuk diminta keteranga di TKP terutama tetangganya, sebab usai kejadian tersebut, pelaku meninggalkan rumah tersebut bersama kedua anaknya.
"Selain dari pihak keluarga, tentu kita akan dalami saksi di TKP terutama tetangganya. Setelah kejadian, rumah ini dikosongkan enam bulan kemudian disewakan kurang lebih lima tahun. Berarti sudah banyak barang-barang hilang dan terangkut. Setelah di sewa kosong lagi enam bulan," katanya mengungkapkan.
"Kita mau coba cari mudah-mudahan masih ada mungkin tetangga yang bisa menjadi saksi, mungkin tahu atau mencium bau. Tapi, kejadiannya itu saat 2018 mudah-mudahan dari pendalaman forensik, kita bisa menemukan bukti-bukti fisik lain," pungkas Kapolda Andi Rian mengakhiri.
(TRI)
Berita Terkait

News
Polda Sulsel Bakal Tertibkan Kembali Dokter dan Lembaga Psikologi Pemohon SIM
Polda Sulsel akan melakukan penertiban kembali terhadap dokter dan lembaga psikologi yang menerbitkan surat keterangan lulus uji psikologi dan kesehatan bagi pemohon Surat Izin Mengemudi (SIM).
Sabtu, 05 Apr 2025 16:33

Makassar City
Kapolrestabes Makassar Cek Kesiapan Pos Operasi Ketupat 2025 Pasca Lebaran
Pasca Lebaran Idulfitri 1446 H, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, kembali melakukan pengecekan terhadap kesiapan Pos Operasi Ketupat 2025.
Rabu, 02 Apr 2025 17:16

News
Tiga Pelaku Pelemparan Molotov di Pos Polisi Ditangkap
Tiga orang pelaku pelemparan bom molotov pada Pos Lalu Lintas (Poslantas) yang terletak di Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar, berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.
Senin, 31 Mar 2025 21:18

News
Polisi dan Denpom Makassar Tangkap Pria Mengaku Anggota TNI yang Aniaya Kekasihnya
Tim Resmob Polda Sulsel bersama Denpom Makassar, menangkap seorang pria yang diduga mengaku sebagai anggota TNI untuk memikat pacarnya. Parahnya, setelah berhasil dia justru melakukan penganiayaan.
Selasa, 25 Mar 2025 21:32

News
Kedatangan Kapolda Sulsel Baru Irjen Pol Rusdi Hartono Disambut Tradisi Adat
Kapolda Sulsel Irjen Pol Rusdi Hartono didampingi istrinya, Ny Irena Rusdi Hartono tiba di Markas Polda Sulsel di Makassar, Sabtu (22/03/2025).
Sabtu, 22 Mar 2025 17:55
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

LAZ Hadji Kalla Salurkan 10.000 Paket Sembako Idulfitri untuk Duafa
2

Ashabul Kahfi Dorong Kemnaker Jatuhkan Sanksi ke Perusahaan Tak Bayar THR
3

Pegawai Kanwil Kemenkum Sulsel Komitmen Kerja Sesuai SOP
4

Andi Sudirman Hadiri Pencanangan Gedung SDM Muhammadiyah Sulsel
5

Darmawangsyah Muin Ajak Masyarakat Bontonompo Biasakan Hidup Bersih dan Sehat
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

LAZ Hadji Kalla Salurkan 10.000 Paket Sembako Idulfitri untuk Duafa
2

Ashabul Kahfi Dorong Kemnaker Jatuhkan Sanksi ke Perusahaan Tak Bayar THR
3

Pegawai Kanwil Kemenkum Sulsel Komitmen Kerja Sesuai SOP
4

Andi Sudirman Hadiri Pencanangan Gedung SDM Muhammadiyah Sulsel
5

Darmawangsyah Muin Ajak Masyarakat Bontonompo Biasakan Hidup Bersih dan Sehat