BBKP Makassar Gelar Bimtek GACC Produk Pertanian, Diikuti Eksportir dan UPT se-Sulawesi
Kamis, 09 Mar 2023 16:22

Suasana pelaksanaan Bimtek tentang Penyesuaian Prosedur Administrasi Registrasi GACC untuk produk pertanian di Kota Makassar. Foto/Dok Karantina Pertanian Makassar
MAKASSAR - Ekspor komoditas pertanian ke China mengalami perubahan regulasi. Kini, perusahaan eksportir harus terdaftar lewat pemerintah Indonesia untuk selanjutnya diregistrasi ke otoritas berwenang di Negeri Tirai Bambu. Jika tidak, maka komoditas pertanian yang dikirim dipastikan bakal ditolak.
Olehnya itu, Kementerian Pertanian RI melalui Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Makassar menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang Penyesuaian Prosedur Administrasi Registrasi General Administration of Customs of the People's Republic of China (GACC) untuk Produk Pertanian.
Bertempat di Hotel Mercure Makassar, Rabu (9/3/2023), bimtek tersebut diikuti sekitar 100 eksportir dan UPT Karantina Pertanian se-Sulawesi. Hadir langsung memberikan penjelasan yakni Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Pertanian (KTKHN - Barantan), Andi M Adnan.
Menurut Adnan, pembahasan dalam bimtek tentunya sangat spesifik terkait persyaratan bagi eksportir yang ingin melakukan ekspor ke China. Dipaparkannya, sejak aturan baru itu berlaku pada pertengahan tahun lalu, maka semua produk atau komoditas yang dikirim ke China harus teregistrasi di pemerintah Indonesia untuk didaftarkan ke otoritas China.
Terdapat dua otoritas kompeten di Indonesia yang ditunjuk GACC atau pemerintah China untuk menangani registrasi ekspor. Untuk produk olahan jadi ditangani oleh BPOM dan untuk produk segar atau setengah jadi adalah kewenangan Barantan. Semua produk yang akan diekspor harus didaftarkan pemerintah pada aplikasi China Impor Food Enterprise Registration atau CIFER.
"Ini memang ada aturan baru dari China. Jadi, semua perusahaan eksportir mulai produk segar hingga produk olahan jadi harus didaftarkan lewat CIFER. Mulanya perusahaan itu sendiri yang mendaftarkan diri lewat CIFER, tapi belakangan berubah lagi regulasinya. Harus pemerintah Indonesia yang meregistrasi perusahaan eksportir," jelasnya.
Guna memastikan ekspor komoditas pertanian ke China tetap berkesinambungan, pihaknya sengaja menggelar bimtek ini. Pihaknya mengundang eksportir, UPT hingga pihak yang memiliki keterkaitan langsung dengan ekspor ke China semisal fumigator. Pada kesempatan itu, pihaknya memberikan penjelasan mengenai aturan baru dari China itu.
Sejauh ini, sudah ada lebih dari 1.000 perusahaan eksportir di Indonesia yang telah teregistrasi sehingga bisa melakukan ekspor ke China. Meski demikian, masih ada 200-300 perusahaan yang belum tuntas proses registrasinya, karena dokumennya belum lengkap.
Adnan mendorong agar perusahaan eksportir di Indonesia, dimana pun berada segera melakukan registrasi sesuai aturan baru dari China. Prosedurnya simpel dan tanpa biaya. Bagi yang berada di daerah, cukup mendatangi UPT Karantina Pertanian setempat serta melengkapi dokumen dan persyaratan.
Bila semuanya sudah terpenuhi, UPT Karantina Pertanian akan mengirim berkas pengajuan dari perusahaan eksportir ke Barantan. Nanti, Barantan yang mengajukan ke otoritas China. "Ini mesti dipenuhi. Jika tidak yang rugi perusahaan eksportirnya, karena komoditas yang dikirim bakal ditolak kalau belum teregistrasi," ucapnya.
Kepala Karantina Pertanian Makassar, Lutfie Natsir, menyampaikan regulasi baru dari China soal ekspor produk, termasuk komoditas pertanian mesti diikuti. Olehnya itu, pihaknya melaksanakan bimtek yang diikuti eksportir dan UPT se-Sulawesi. Lewat kegiatan ini, pihaknya berharap seluruh pihak dapat memahami regulasi baru tersebut.
Di Sulsel sendiri, diakui Lutfie cukup banyak komoditas pertanian unggulan yang diekspor ke China. Di antaranya yakni porang, kacang mete atau jambu mete, dan cengkeh. Sejauh ini, pihaknya terus memberikan pelayanan prima kepada para eksportir, termasuk tujuan China agar akselerasi ekspor dapat terjaga dari tahun ke tahun.
"Cukup banyak komoditas pertanian kita dari Sulsel yang diekspor ke China. Salah satunya porang, dan sudah ada sekitar lima perusahaan yang teregister sehingga bisa melakukan ekspor," pungkasnya.
Olehnya itu, Kementerian Pertanian RI melalui Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Makassar menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang Penyesuaian Prosedur Administrasi Registrasi General Administration of Customs of the People's Republic of China (GACC) untuk Produk Pertanian.
Bertempat di Hotel Mercure Makassar, Rabu (9/3/2023), bimtek tersebut diikuti sekitar 100 eksportir dan UPT Karantina Pertanian se-Sulawesi. Hadir langsung memberikan penjelasan yakni Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Pertanian (KTKHN - Barantan), Andi M Adnan.
Menurut Adnan, pembahasan dalam bimtek tentunya sangat spesifik terkait persyaratan bagi eksportir yang ingin melakukan ekspor ke China. Dipaparkannya, sejak aturan baru itu berlaku pada pertengahan tahun lalu, maka semua produk atau komoditas yang dikirim ke China harus teregistrasi di pemerintah Indonesia untuk didaftarkan ke otoritas China.
Terdapat dua otoritas kompeten di Indonesia yang ditunjuk GACC atau pemerintah China untuk menangani registrasi ekspor. Untuk produk olahan jadi ditangani oleh BPOM dan untuk produk segar atau setengah jadi adalah kewenangan Barantan. Semua produk yang akan diekspor harus didaftarkan pemerintah pada aplikasi China Impor Food Enterprise Registration atau CIFER.
"Ini memang ada aturan baru dari China. Jadi, semua perusahaan eksportir mulai produk segar hingga produk olahan jadi harus didaftarkan lewat CIFER. Mulanya perusahaan itu sendiri yang mendaftarkan diri lewat CIFER, tapi belakangan berubah lagi regulasinya. Harus pemerintah Indonesia yang meregistrasi perusahaan eksportir," jelasnya.
Guna memastikan ekspor komoditas pertanian ke China tetap berkesinambungan, pihaknya sengaja menggelar bimtek ini. Pihaknya mengundang eksportir, UPT hingga pihak yang memiliki keterkaitan langsung dengan ekspor ke China semisal fumigator. Pada kesempatan itu, pihaknya memberikan penjelasan mengenai aturan baru dari China itu.
Sejauh ini, sudah ada lebih dari 1.000 perusahaan eksportir di Indonesia yang telah teregistrasi sehingga bisa melakukan ekspor ke China. Meski demikian, masih ada 200-300 perusahaan yang belum tuntas proses registrasinya, karena dokumennya belum lengkap.
Adnan mendorong agar perusahaan eksportir di Indonesia, dimana pun berada segera melakukan registrasi sesuai aturan baru dari China. Prosedurnya simpel dan tanpa biaya. Bagi yang berada di daerah, cukup mendatangi UPT Karantina Pertanian setempat serta melengkapi dokumen dan persyaratan.
Bila semuanya sudah terpenuhi, UPT Karantina Pertanian akan mengirim berkas pengajuan dari perusahaan eksportir ke Barantan. Nanti, Barantan yang mengajukan ke otoritas China. "Ini mesti dipenuhi. Jika tidak yang rugi perusahaan eksportirnya, karena komoditas yang dikirim bakal ditolak kalau belum teregistrasi," ucapnya.
Kepala Karantina Pertanian Makassar, Lutfie Natsir, menyampaikan regulasi baru dari China soal ekspor produk, termasuk komoditas pertanian mesti diikuti. Olehnya itu, pihaknya melaksanakan bimtek yang diikuti eksportir dan UPT se-Sulawesi. Lewat kegiatan ini, pihaknya berharap seluruh pihak dapat memahami regulasi baru tersebut.
Di Sulsel sendiri, diakui Lutfie cukup banyak komoditas pertanian unggulan yang diekspor ke China. Di antaranya yakni porang, kacang mete atau jambu mete, dan cengkeh. Sejauh ini, pihaknya terus memberikan pelayanan prima kepada para eksportir, termasuk tujuan China agar akselerasi ekspor dapat terjaga dari tahun ke tahun.
"Cukup banyak komoditas pertanian kita dari Sulsel yang diekspor ke China. Salah satunya porang, dan sudah ada sekitar lima perusahaan yang teregister sehingga bisa melakukan ekspor," pungkasnya.
(TRI)
Berita Terkait

News
Gurita Beku Bantaeng Tembus Pasar Meksiko, Ekspor Perdana Senilai Rp2,3 Miliar
Sebanyak 22 ton gurita beku dari Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, berhasil diekspor untuk pertama kalinya ke Meksiko, dengan nilai mencapai Rp2,3 miliar.
Selasa, 15 Apr 2025 09:46

Sulsel
Bupati Bantaeng Uji Nurdin Lepas Ekspor Perdana Komoditi Gurita Menuju Meksiko
Pelepasan eskpor tujuan Negara Meksiko ini, digelar di Kantor PT Global Fishery Product, Jalan Poros Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Senin, 14 April 2025.
Senin, 14 Apr 2025 20:48

Ekbis
Komoditas Nikel Mendominasi, BPS Sulsel Catat Nilai Ekspor Naik 5,87%
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar konferensi pers dan merilis nilai ekspor dan impor. Tercatat nilai ekspor meengalami kenaikan pada bulan Februari 2025.
Rabu, 09 Apr 2025 15:21

News
Karantina Sulsel Perketat Pengawasan Menjelang Lebaran Lewat Operasi Patuh
Menjelang Idulfitri 1 Syawal 1446 H, Karantina Sulawesi Selatan (Sulsel) melaksanakan operasi patuh dengan melibatkan berbagai instansi terkait di Pelabuhan Utama Makassar.
Kamis, 27 Mar 2025 15:39

News
Sulsel Zona Merah, BBKHIT Gencarkan Sosialisasi Kewaspadaan Penyebaran PMK
Sulawesi Selatan (Sulsel) masuk zona merah penyebaran Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang menyerang hewan ternak, seperti kerbau dan sapi.
Rabu, 22 Jan 2025 19:44
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Dosen Penguji Diduga Lakukan Pembajakan Tesis Alumni PPs UNM
2

Ratusan Siswa SD se-Mamminasata Adu Hebat di 9 Lomba Edukatif INNER, Ini Daftar Juaranya
3

Mahasiswa KIP dan Senat STKIP YPUP Makassar Gelar Aksi Donor Darah
4

Summarecon Mutiara Makassar & Sekolah Petra Jajaki Kerja Sama Bangun Pendidikan Berkualitas
5

Bupati Irwan Tinjau Pelaksanaan Gladi, Matangkan Persiapan HUT ke-22 Lutim
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Dosen Penguji Diduga Lakukan Pembajakan Tesis Alumni PPs UNM
2

Ratusan Siswa SD se-Mamminasata Adu Hebat di 9 Lomba Edukatif INNER, Ini Daftar Juaranya
3

Mahasiswa KIP dan Senat STKIP YPUP Makassar Gelar Aksi Donor Darah
4

Summarecon Mutiara Makassar & Sekolah Petra Jajaki Kerja Sama Bangun Pendidikan Berkualitas
5

Bupati Irwan Tinjau Pelaksanaan Gladi, Matangkan Persiapan HUT ke-22 Lutim