Transformasi BRI Liga 1 jadi Kompetisi yang Menarik dalam Hiburan dan Komersial

Minggu, 06 Okt 2024 11:00
Transformasi BRI Liga 1 jadi Kompetisi yang Menarik dalam Hiburan dan Komersial
BRI Liga 1 bertranformasi menjadi kompetisi yang menarik dari sisi hiburan dan komersil. Foto: Liga Indonesia Bar
Comment
Share
JAKARTA - Iklim sepak bola Indonesia tumbuh menggembirakan. Liga 1 kini bertansformasi jadi kompetisi yang menarik dari sisi hiburan dan komersial. Di balik itu, ada peran nyata Bank BRI yang menjadi sponsor selama 4 musim.

Ketika peluncuran BRI Liga 1 2024/2025 di Jakarta, 6 Agustus lalu, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengingatkan kembali bagaimana BRI menyelamatkan sepak bola Indonesia, menjaganya agar "tidak mati".

Erick bercerita, ketika Covid-19 melanda dunia beberapa tahun lalu, semua lini kehidupan masyarakat ikut merasakan dampaknya. Termasuk sektor olahraga. Bahkan ajang sekelas Olimpiade yang digelar 4 tahun sekali di Jepang waktu itu, harus diundur.

Di Indonesia kondisinya tidak lebih baik. Kompetisi sepak bola Liga 1 musim itu harus dihentikan di tengah jalan. Sebelum itu, operator Liga sempat mencoba beberapa formulasi untuk melanjutkan kompetisi, namun tidak disetujui. Indonesia pada akhirnya jadi satu-satunya negara di Asia Tenggara saat itu yang tidak melanjutkan kompetisi sepak bolanya.

Setahun berlalu, ketika kompetisi hendak dilanjutkan kembali, BRI datang menawarkan menjadi sponsor utama Liga. Pada momen itulah kata Erick Thohir, BRI menjadi penyelamat.



"BRI menjadi sponsor saat Covid-19. Di mana semua pertandingan olahraga berhenti di dunia, liga (sepak bola) banyak berhenti. BRI berani mengambil posisi, bahwa sepak bola Indonesia tidak boleh mati," beber Erick saat peluncuran tersebut.

Yang paling diapresiasi Erick atas keputusan BRI tersebut adalah, mereka datang menawarkan diri menjadi sponsor. Saat itu, Erick belum menjadi Ketua Umum PSSI, melainkan masih sebagai Menteri BUMN.

"Waktu itu BRI datang ke saya meminta izin, saya belum jadi ketua PSSI, saya bilang yah bagus kita bantu sepak bola Indoonesia. Sampai sekarang masih komitmen," aku Mantan Presiden Inter Milan itu.

Musim ini menjadi musim keempat BRI menjadi sponsor Liga 1. Selama tiga musim sebelumnya, BRI berhasil menumbuhkan iklim sepak bola Indonesia menjadi lebih subur.

Erick membocorkan bahwa BRI punya keinginan agar keterlibatan mereka sebagai sponsor bisa mendongkrak ranking Liga Indonesia di level Asia Tenggara hingga Asia. Saat ini, Liga 1 berada di peringkat 6 ASEAN, sementara di Asia peringkat 25.



"BRI punya komitmen luar biasa. Mereka puna harapan kalau bisa, bersama dengan BRI, Liga Indonesia bisa (peringkat) ke-2 Asia Tenggara, sekarang masih nomor 6. Di Asia rank 28, bisa top 15," aku Erick.

Partisipasi BRI sebagai sponsor utama Liga 1 dalam 3 tahun ke belakang telah berdampak positif terhadap peningkatan kesadaran masyarakat terhadap brand korporat BRI dan juga brand produk BRI khususnya BRImo.

Berdasarkan riset yang diselenggarakan BRI Research Institute, terdapat peningkatan awareness dari tahun ke tahun. Pada 2021 lalu, hanya terdapat 79% penonton yang tahu BRI menjadi sponsor utama. Namun pada 2022 meningkat menjadi 96%, dan pada tahun 2023 lalu angkanya sudah 100%.

"Sekarang asal bicara Liga 1, ya BRI. Itu sudah nempel," ucap Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto saat peluncuran BRI Liga 1 2024/2025.

Catur Budi Harto mengungkap, keinginan perseroan tetap menjadi sponsor utama Liga 1 tidak lepas dari faktor ekonomi yang diciptakan dengan bergulirnya kompetisi.



Ia mengungkap, dari survei LPEM Universitas Indonesia 2020, perputaran ekonomi dari kompetisi Liga 1 diproyeksikan dapat menciptakan perputaran uang antara Rp2,7 hingga Rp 3 triliun dalam satu tahun.

Kemudian berdasarkan dari hasil riset terbaru yang dilakukan BRI Research Institute yang dirilis Juli 2024, penyelenggaraan BRI Liga 1 berpotensi menciptakan perputaran uang yang jauh lebih besar bagi perekonomian Indonesia, yakni mencapai sekitar Rp10,42 triliun.

Dari perputaran uang tersebut, dapat tercipta nilai tambah ekonomi (PDB) sebesar Rp5,93 triliun. Selain itu terdapat tambahan pendapatan rumah tangga pekerja sebesar Rp2,27 triliun, potensi pendapatan pajak tidak langsung bagi pemerintah sebesar Rp866 miliar serta penciptaan kesempatan kerja sekitar 45 ribu orang.

“Berdasarkan hasil riset tersebut, kompetisi BRI Liga 1 musim 2024-2025 kami proyeksikan juga akan memberikan dampak positif secara ekonomi bagi stakeholder utamanya untuk menghidupkan mata rantai ekonomi kerakyatan dan meningkatkan pendapatan pelaku UMKM,” jelas Catur.

BRI kata dia berharap berjalannya kompetisi BRI Liga 1 ini dapat memberi dampak positif terhadap iklim kompetisi sepak bola nasional, sehingga liga ini dapat mencetak talenta-talenta muda berbakat yang akan mendorong prestasi sepak bola Indonesia di panggung global.

Catur menambahkan BRI berharap agar perhelatan kompetisi tahun ini dapat berjalan dengan lancar, serta dapat terus meningkat kualitasnya.



“Seperti yang kita rasakan bersama, terus meningkatnya prestasi timnas sepak bola Indonesia yang saat ini dicapai tidak lepas dari bergulirnya kompetisi BRI Liga 1 yang juga semakin baik,” tambahnya.

BRI pun optimistis dengan bergulirnya BRI Liga 1 2024-2025 dapat meneruskan momentum positif kebangkitan sepak bola Indonesia.

“BRI berharap bergulirnya kompetisi dapat menjadi momentum untuk melanjutkan pengembangan ekosistem sepak bola nasional, serta mendorong keberhasilan blue print transformasi sepak bola Indonesia 2023-2045 yang telah dicanangkan oleh PSSI. Oleh karena itu, BRI berkomitmen untuk mendukung sepak bola Indonesia semakin bersinar di pentas global,” pungkas Catur.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru Ferry Paulus menyampaikan, kerja sama ini menciptakan manfaat exposure dan efek positif kepada para pengusaha di daerah.

"Ke depan, kita akan meningkatkan kerja sama melalui ticketing dan semua klub sudah setuju bahwa ticketing akan melalui BRI,” imbuh Ferry.

Liga 1 Makin Berkualitas

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mendorong Liga 1 agar kualitasnya semakin baik dan bisa bersaing di kancah internasional, terutama di Asia. Dorongan tersebut disertai dengan berbagai upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dan operator.



Upaya tersebut seperti perbaikan kualitas pengadil lapangan. Salah satunya dengan memberikan kursus berupa penyeragaman persepsi tentang amandemen low of the game yang baru. Termasuk pengetahuan terkait video assistent referee (VAR).

"Inilah saatnya PSSI memperbaiki Liga. Ketika saya diangkat Ketua Umum, saya ingin punya liga yang bersih dan berprestasi, makanya saya ingin memastikan bagaimana kualitas wasit bisa terus ditingkatkan," aku Erick.

Contohnya kata Erick, soal gaji dan penghargaan terhadap wasit. Musim ini, PSSI menaruh perhatian besar terhadap pengadil. Ia tidak ingin peristiwa wasit yang harus menjual 'kembang tahu' demi mencukupi kebutuhan keluarganya, terulang.

"Bagaimana agar mereka mendapat penghargaan dengan baik, seperti hadiah wasit terbaik, gaji bisa top 5 di Asia. Kita memastikan ada asuransi yang menjaga mereka. Tidak mungkin kita punya wasit yang ekonominya terpuruk, ada yang jual kembang tahu. Wasit itu komponen mahal, sama seperti pemain dan pelatih," ucap Erik.

Erick menegaskan bahwa PSSI tidak akan membiarkan klub merugi dengan investasi miliaran. Sebab, pemerintah juga terus melakukan pembenahan. Termasuk menghadirkan teknologi VAR untuk satu musim ke depan.

Di sisi lain, PSSI dan PT LIB juga sepakat mendatangkan wasit asing tiap sebulan sekali. Kehadiran wasit asing ini diharap bisa mendongkrak kualitas wasit lokal.



Selain itu, PSSI dan PT LIB juga berharap, dengan semua perbaikan ini BRI Liga 1 menjadi kompetisi yang menarik dari sisi hiburan dan komersial. Sebab, perbaikan juga dilakukan dari sisi jadwal pertandingan yang kini hanya bermain dari Jumat-Senin.

"Secara TV, ratingnya baik, jamnya baik, klub bisa mendapat penghasilan yang baik, semua week-end. Ini kita dorong bagian komersialisasi dan rating, jangan sampai para sponsor kapok bekerja sama dengan liga, kapok meningkatkan kualitas liga, yang akhirnya kita sebagai bangsa dirugikan, tidak punya timnas yang baik, liga yang baik," sebut Menteri BUMN ini.

Di sisi lain, operator juga menghadirkan LED board di masing-masing stadion agar penampilan lapangan lebih menarik. Hal ini juga membantu klub mendapatkan sponsor-sponsor besar.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru