Ngobrol Politik Bersama Ajiep, Kolom Kosong Tidak Sehat untuk Demokrasi
Ahmad Muhaimin
Rabu, 31 Jul 2024 21:22
Anggota DPD RI, Ajiep Padindang menggelar dialog Ngobrol Politik Untuk Pilkada 2024 (Ngopida) di Cafe Kanrejawa, Makassar pada Rabu (31/07/2024). Foto: Muhaimin
MAKASSAR - Anggota DPD RI, Ajiep Padindang menggelar dialog Ngobrol Politik Untuk Pilkada 2024 (Ngopida) di Cafe Kanrejawa, Makassar pada Rabu (31/07/2024). Agenda ini juga sebagai kunjungan kerja terakhir bagi Ajiep sebagai senator.
Peserta diskusi ini ialah para wartawan senior di Makassar yang telah pensiun. Hadir juga jurnalis politik Sulsel yang memberikan tanggapan dalam kegiatan ini.
Jurnalis Ujung Pandang Ekspres, Mahatir Mahbub menilai fenomena kolom kosong memang tidak wajar di Pilgub Sulsel 2024. Sebab banyak sekali calon yang mau maju, dibuktikan dengan bertebarannya baliho di jalan-jalan.
"Tapi kenapa hanya satu calon yang mencuat dan diusung oleh partai, sehingga berpotensi kolom kosong. Ini yang menjadi pertanyaan bagi kita semua," kata Mahatir memberikan tanggapannya.
Mahatir memandang, perlu ada regulasi untuk membatasi Cakada memborong partai. Kebijakan ini tentu akan menghindari Pilkada terjadinya kolom kosong.
"Bagus jika ada aturan bahwa kalau calon tersebut sudah memiliki 20 persen kursi, maka tidak boleh lagi mencari partai. Sehingga calon lain punya kesempatan untuk membentuk juga koalisi," sarannya.
Salah satu wartawan senior menambahkan, kolom kosong sangat berbahaya bagi demokrasi. Apalagi operasi pemaksaan satu calon itu memiliki unsur dinasti politik.
"Biasanya pemimpin yang lahir dari kolom kosong itu, zalim. Appaka ero-ero' (semau-maunya). Karena dia merasa tidak ada lawan, jadi bisa seenaknya," ujarnya.
Sementara itu, Ajiep mengungkapkan bahwa fenomena kolom kosong tidaklah haram. Sebab hal itu diatur dalam konstitusi, dan termasuk demokratis.
Kolom kosong bukan barang haram, tapi memang tidak sehat. Karena tidak memberi contoh demokrasi yang baik, tidak memberi ruang bagi calon lain,” ungkapnya.
Ajiep menuturkan, penentuan partai politik secara sentralistik membuat demokrasi menjadi tidak sehat, hingga memunculkan kolom kosong. Padahal menurutnya, Cakada kabupaten/kota mestinya ditentukan oleh pengurus partai di provinsi saja, tidak harus di pusat.
"penetapan calon kepala daerah kita di partai politik, sentralistik. Sehingga semua apa-apa ada di pusat. Parpol kadang kala melakukan bargaining politik daerah, saya dukung di Sulsel, tapi dukung saya di Jawa Timur. Ini berpotensi mematikan demokrasi di daerah," kuncinya.
Peserta diskusi ini ialah para wartawan senior di Makassar yang telah pensiun. Hadir juga jurnalis politik Sulsel yang memberikan tanggapan dalam kegiatan ini.
Jurnalis Ujung Pandang Ekspres, Mahatir Mahbub menilai fenomena kolom kosong memang tidak wajar di Pilgub Sulsel 2024. Sebab banyak sekali calon yang mau maju, dibuktikan dengan bertebarannya baliho di jalan-jalan.
"Tapi kenapa hanya satu calon yang mencuat dan diusung oleh partai, sehingga berpotensi kolom kosong. Ini yang menjadi pertanyaan bagi kita semua," kata Mahatir memberikan tanggapannya.
Mahatir memandang, perlu ada regulasi untuk membatasi Cakada memborong partai. Kebijakan ini tentu akan menghindari Pilkada terjadinya kolom kosong.
"Bagus jika ada aturan bahwa kalau calon tersebut sudah memiliki 20 persen kursi, maka tidak boleh lagi mencari partai. Sehingga calon lain punya kesempatan untuk membentuk juga koalisi," sarannya.
Salah satu wartawan senior menambahkan, kolom kosong sangat berbahaya bagi demokrasi. Apalagi operasi pemaksaan satu calon itu memiliki unsur dinasti politik.
"Biasanya pemimpin yang lahir dari kolom kosong itu, zalim. Appaka ero-ero' (semau-maunya). Karena dia merasa tidak ada lawan, jadi bisa seenaknya," ujarnya.
Sementara itu, Ajiep mengungkapkan bahwa fenomena kolom kosong tidaklah haram. Sebab hal itu diatur dalam konstitusi, dan termasuk demokratis.
Kolom kosong bukan barang haram, tapi memang tidak sehat. Karena tidak memberi contoh demokrasi yang baik, tidak memberi ruang bagi calon lain,” ungkapnya.
Ajiep menuturkan, penentuan partai politik secara sentralistik membuat demokrasi menjadi tidak sehat, hingga memunculkan kolom kosong. Padahal menurutnya, Cakada kabupaten/kota mestinya ditentukan oleh pengurus partai di provinsi saja, tidak harus di pusat.
"penetapan calon kepala daerah kita di partai politik, sentralistik. Sehingga semua apa-apa ada di pusat. Parpol kadang kala melakukan bargaining politik daerah, saya dukung di Sulsel, tapi dukung saya di Jawa Timur. Ini berpotensi mematikan demokrasi di daerah," kuncinya.
(UMI)
Berita Terkait
News
Andalan Hati Berkomitmen Wujudkan Pilkada Damai 2024
Dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) yang berlaga di Pilkada 2024 menegaskan komitmen mereka untuk menciptakan Pilkada Damai.
Kamis, 21 Nov 2024 20:03
Sulsel
Cagub Sulsel Andi Sudirman Sulaiman Blusukan di Pasar Cekkeng Bulukumba
Calon Gubernur Sulsel 02, Andi Sudirman Sulaiman melakukan blusukan di Pasar Cekkeng, di Kabupaten Bulukumba, Kamis (21/11/2024) 2024.
Kamis, 21 Nov 2024 12:08
Sulsel
Didampingi Anggota DPRD Hj Megawati, Abang Fauzi Gerebek Pasar Terbesar di Lutra
Calon Bupati nomor urut 4, Muhammad Fauzi kembali melakukan gerebek pasar, Kamis (21/11/2024) pagi. Didampingi Anggota DPRD Lutra Hj Megawati Jamal, Abang Fauzi mendatangi Pasar Sentral Masamba.
Kamis, 21 Nov 2024 09:57
News
KPU Sulsel Pastikan Kampanye Akbar Sesuai Jadwal dan Lokasi
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Selatan, telah menetapkan jadwal dan lokasi kampanye akbar dua Pasangan Calon (Paslon) Pemilih Gubernur (Pilgub) Sulsel 2024.
Rabu, 20 Nov 2024 23:42
Sulsel
Sekda Maros Pastikan Paket Sembako Ajak Pilih Kotak Kosong Bukan dari Pemerintah
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros memastikan paket sembako berisi brosur ajakan memilih kotak kosong di Pilkada 2024 bukan dari pemerintah.
Rabu, 20 Nov 2024 19:23
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Pengamat Sebut Survei Rendah Ilham-Kanita karena Ada Janji Politik yang Tak Terealisasi
2
Sarif-Qalby Gelar Kampanye Akbar, 93 Ribu Massa Tumpah Ruah di Lapangan Pastur
3
Tim Hukum Resmi Laporkan Pendukung Lawan yang Rusak Mobil Uji Nurdin ke Polisi
4
Survei Pamungkas Pilwalkot Makassar Jelang Pencoblosan: MULIA 41,9%, INIMI 25,1%, SEHATI 21,1%
5
Tanggapi Hasil Survei LSI, Pegiat Data Ragukan Sehati Bisa Salip Mulia Jelang Pencoblosan
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Pengamat Sebut Survei Rendah Ilham-Kanita karena Ada Janji Politik yang Tak Terealisasi
2
Sarif-Qalby Gelar Kampanye Akbar, 93 Ribu Massa Tumpah Ruah di Lapangan Pastur
3
Tim Hukum Resmi Laporkan Pendukung Lawan yang Rusak Mobil Uji Nurdin ke Polisi
4
Survei Pamungkas Pilwalkot Makassar Jelang Pencoblosan: MULIA 41,9%, INIMI 25,1%, SEHATI 21,1%
5
Tanggapi Hasil Survei LSI, Pegiat Data Ragukan Sehati Bisa Salip Mulia Jelang Pencoblosan