Anggotanya Meninggal Usai Ditangkap BNNP, Ini Tanggapan Kapolres Sinjai

Rabu, 05 Feb 2025 11:09
Anggotanya Meninggal Usai Ditangkap BNNP, Ini Tanggapan Kapolres Sinjai
Ilustrasi. Foto: Istimewa
Comment
Share
SINJAI - Kapolres Sinjai, AKBP Harry Azhar memberikan tanggapan soal anggotanya yaitu Aipda Arham yang meninggal dunia usai ditangkap petugas BNNP Sulsel.

Harry menyebut pihaknya sampai saat ini masih terus melakukan koordinasi dengan pihak BNNP Sulsel sehingga belum bisa memberikan banyak keterangan terkait kejadian tersebut.

"Ini masih kami koordinasikan dengan BNN ya," singkatnya saat dihubungi SINDO Makassar, Selasa (4/2/2025).

Diberitakan sebelumnya, seorang anggota Polres Sinjai bernama AIPDA Arham dikabarkan meninggal dunia usai ditangkap petugas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulsel. Saat ini jenazahnya berada di Rumah Sakit Bhayangkara.

Arham sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Daeng Raja Kabupaten Sinjai, pada Selasa (3/2/2025) malam, namun nahas nyawanya tidak tertolong lagi.

Arham disebut meninggal dunia saat dalam perjalanan dari RSUD Sultan Dg Raja menuju ke RS Bhayangkara Makassar.

Kabid Pemberantasan dan Intelijen BNNP Sulsel, Kombes Pol Ardiansyah yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, awalnya petugas BNN ke Sinjai setelah mendapat informasi adanya transaksi narkoba.

“Kita kembangkan dapatlah nama anggota itu. Ketika dilakukan penggeledahan ada beberapa disita dari rumahnya. Kemudian diamankan ke Polres," kata Kombes Pol Ardiansyah, Selasa (4/2/2025).

Singkat cerita, lanjut Ardiansyah, dari Polres dilakukan pengembangan. Setelahnya, anggota tersebut akan dibawa ke Makassar menggunakan mobil anggota BNN.

“Ternyata di dalam mobil anggota BNN itu, ada tersimpan cairan pembersih kaca di belakang. Jadi selama perjalanan, anggota itu langsung teguk cairan pembersih kaca tersebut dan langsung muntah-muntah," terangnya.

“Kemudian anggota itu menyampaikan ke anggota BNN, kalau dia habis minum ini (cairan). Jadi kita langsung larikan ke rumah sakit di Bulukumba dan ternyata cairan itu dari hasil pemeriksaan merupakan cairan keras. Mengandung unsur kimia," sambungnya.

Namun lanjut mantan Wadir Narkoba Polda Sulsel ini, sesampainya di rumah sakit Bulukumba, nyawanya tak terselamatkan.

“Kita akan transparan dalam proses penyelidikan. Jadi kita autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara. Kami lakukan untuk memastikan jangan sampai ada pihak yang menilai terjadi sesuatu atas kejadian itu. Jadi kita autopsi mulai tadi malam tembus pagi. Saya mendampingi terus. Tapi hasilnya belum keluar," ucapnya.

Di sisi lain, Ardiansyah memastikan bahwa tertangkapnya AIPDA Arham karena terkait dengan kasus narkoba.

"Kalau tidak terlibat kita tidak akan amankan, jadi ada seseorang yang kita amankan sebelumnya, termasuk juga ini anggota yang disebut, jadi kita lakukan pengembangan dan juga menyita beberapa barang bukti," ujarnya.

Ardiansyah pun mengaku akan menjelaskan lebih detail terakait kasus yang menyeret AIPDA Arham setelah mendapatkan hasil otopsi.

"Tapi nanti kita bersama-sama dengan Forensik pada saat menyampaikan hasil, karena menunggu hasil otopsi," akunya.

"Kita mau penyebab (kematian) kejadiannya jelas. Jangan sampai saya sama anggota dipersalahkan terkait hal ini, walaupun ada juga peristiwa itu menghadap pada kita. Tapi paling tidak, penyebab kematiannya jelas," pungkas dia.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru