Anggota DPRD Makassar Dukung Rencana Festival Budaya Satu Bulan Penuh

Sabtu, 16 Agu 2025 15:35
Anggota DPRD Makassar Dukung Rencana Festival Budaya Satu Bulan Penuh
Pagelaran Festival Budaya yang diselenggarakan Pemkot Makassar, di Jalan Balai Kota. Foto: Dok SINDO Makassar
Comment
Share
MAKASSAR - Menyambut Hari Kebudayaan Nasional, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar berencana akan menyelenggarakan kegiatan budaya selama satu bulan penuh, dari 17 September hingga 17 Oktober mendatang.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin saat memberikan sambutan di pembukaan Festival Bulan Budaya pada (14/8/2025) kemarin.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi A DPRD Kota Makassar, Andi Makmur Burhanuddin, menilai bahwa usulan tersebut bisa mengembangkan kebudayaan di Kota Anging Mamiri.

"Apa yang disampaikan Pak Wali adalah sebuah langkah atau kemajuan, karena penting kiranya masyarakat mengetahui budaya lokal kita yang terekspos secara maksimal. Kalau dilaksanakan hanya sehari atau dua hari, lalu kemudian itu pun hanya ditonton para pejabat, saya pikir itu terkesan hanya acara seremoni," ucapnya.

Legislator fraksi PKB itu juga menambahkan, dengan hadirnya event festival kebudayaan selama sebulan penuh, masyarakat bisa menyaksikan kebudayaan lokal.

"Sehingga dengan adanya itu (rencana festival budaya selama satu bulan penuh) bisa menjadi sebuah harapan baik, yang di mana kebudayaan kita sudah bisa disaksikan oleh masyarakat, khususnya anak muda kita di masa yang akan datang. Secara pribadi, saya setuju dengan usulan itu," ujarnya kepada SINDO Makassar.

Anggota DPRD Kota Makassar dari Daerah Pemilihan (Dapil) V ini mengatakan susunan acara kegiatan budaya tersebut harus memiliki formula yang tepat, seperti item-item apa saja yang akan ditampilkan setiap hari selama satu bulan penuh.

"Tinggal mungkin kalau sarannya tentu bersekuensi pada anggaran, dan alokasi anggarannya di mana. Maka dari itu, dengan adanya niatan pemerintah kota untuk memasukkan di anggaran APBD pokok di 2026, saya pikir tinggal didiskusikan dengan DPRD," pungkasnya.

Dari sisi penganggaran, menurut anggota Komisi B DPRD Kota Makassar, Zulhajar, sepakat dengan usulan atau ide dari Munafri Arifuddin, untuk dimasukkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pokok Kota Makassar.

"Saya kira kebutuhan anggarannya berapa pun, kalau tupoksinya tepat, itu tidak masalah. Karena memang Makassar salah satu potensinya untuk pengembangan itu. Saya setuju masuk di anggaran pokok, karena sudah mau masuk di anggaran perubahan. Saya kira kami mendukung sepenuhnya soal itu. Karena Makassar harus punya event kebudayaan kesenian nasional," tuturnya.

Icul sapaan karibnya itu menyebut bahwa perencanaan kegiatan budaya bisa menjadi opsi agenda tahunan yang digelar di Kota Makassar.

"Menurut saya selain identitas sebagai daerah dengan wisata kuliner yang baik. Menurut saya, Kota Makassar ini juga strategis untuk menjadi pusat pengembangan daerah yang punya agenda nasional, baik agenda kesenian maupun kebudayaan. Menurut saya, gagasan Pak Wali bagus untuk itu," terangnya usai Rapat Paripurna.

Kata legislator fraksi PKB itu bahwa selain destinasi kuliner, Kota Makassar diharapkan bisa menghadirkan event kebudayaan di masa depan.

"Jadi ada nilai tambah untuk orang datang ke Makassar lagi. Jadi tidak hanya kulinernya saja tapi ada event-event tahunan yang dibuatkan itu harus terekam di politik anggarannya bahwa ada agendanya visinya Pak Wali untuk perkembangan seni dan budaya di Kota Makassar," jelas Zulhajar kepada SINDO Makassar.

Senada dengan hal tersebut, anggota Komisi D DPRD Kota Makassar, Muchlis Misbah, mendukung penuh pagelaran Festival Budaya usulan dari Pemkot Makassar.

Menurutnya, wacana agenda tahunan itu tidak hanya menjadi ajang pelestarian tradisi, tetapi juga bisa memberi manfaat nyata bagi kepada masyarakat, seperti kesehatan dan kesejahteraan ke depan.

"Saya setuju dengan usulan Pak Wali, pertunjukan budaya ini dapat menjadi ruang interaksi sosial yang sehat bagi warga. Kegiatan budaya bukan sekadar hiburan, tapi juga sarana memperkuat kebersamaan, mengurangi stres, dan mendorong gaya hidup aktif. Semua itu berdampak positif pada kesehatan mental dan fisik masyarakat,” ungkapnya.

Legislator dari fraksi MULIA ini juga menekankan kepada calon kepanitiaan festival tersebut. Kata Muchlis rangkaian acara harus mengawasi protokol kesehatan, ketersediaan fasilitas umum, lapak pedagang UMKM, serta promosi kuliner yang nyaman dan bersih.

“Festival ini akan mengundang banyak orang. Karena itu, aspek kesehatan harus menjadi perhatian utama agar masyarakat bisa menikmati acara dengan nyaman dan aman,” tambahnya.

Legislator partai Hanura itu juga mengundang dan mengimbau kepada masyarakat Kota Makassar agar memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyaksikan langsung berbagai budaya-budaya dari Makassar, dan sebagainya.

“Semakin banyak orang datang, semakin besar peluang peningkatan ekonomi kreatif kita. Tapi ingat, semua itu akan lebih bernilai jika masyarakat kita tetap sehat,” tegasnya.

Sebelum diberitakan, Wali Kota Makassar menginstruksikan langsung Dinas Kebudayaan Kota Makassar untuk menggelar kegiatan kebudayaan selama sebulan menuju Hari Kebudayaan Nasional. selama satu bulan penuh. Serta dimasukkan di anggaran pokok APBD.

"Saya mau dari 17 September sampai 17 Oktober yaitu satu bulan penuh kegiatan budaya harus terus ada di Kota Makassar dan menjadi event tetap, untuk bisa menghadirkan seluruh masyarakat untuk bisa turut hadir menyaksiskan dalam berbagai macam acara tambahnya," usulnya.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru