Perdana Digelar di Sorowako, Festival Literasi Dorong Segala Usia Berani Berkarya
Tri Yari Kurniawan
Minggu, 14 Mei 2023 16:12
Sorowako Readers & Writers Festival (SRWF), festival literasi pertama di Sorowako ini sukses terselenggara. Berlangsung dua hari di Kopi Api Coffee Roasters 4.0 Dato Tamara. Foto/Istimewa
SOROWAKO - Sorowako Readers & Writers Festival (SRWF) berhasil terselenggara berkat inisiatif Duta Literasi Sorowako, Hazura Indar Faradiba. Diba-sapaan akrabnya, memanfaatkan Proyek Belajar Mandiri Sekolah Murid Merdeka (SMM), untuk merangkul segala usia terlibat dalam gerakan menghidupkan literasi.
Festival literasi ini berlangsung dua hari di Kopi Api Coffee Roasters 4.0 Dato Tamara, Jumat-Sabtu (12-13/05/2023). Masyarakat dan pemerintah desa menyambut baik, bahkan menginginkan SRWF bisa jadi ajang tahunan di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur.
Kepala Desa Sorowako, Jihadin Peruge, mengatakan bangga ada anak muda yang bisa menggagas festival literasi pertama di Sorowako dan menghadirkan pemateri dari luar. Salah satunya adalah penulis serta seniman musik dan puisi, Reda Gaudiamo.
“Perubahan peradaban dimulai dari gerakan-gerakan kecil. Program seperti ini sering dilupakan karena desa fokus pada pembangunan prasarana. Melalui Diba, saya diingatkan pentingnya membangun SDM berkualitas lewat literasi. Saya berharap ada Diba-Diba baru yang hadir di Sorowako dan berani berkarya,” ujar dia.
Acara ini sukses menghimpun guru, pelajar, orang tua, anak-anak, komunitas lokal, dan masyarakat dari berbagai profesi duduk bersama belajar pentingnya melek literasi dalam kehidupan sehari-hari.
SRWF diisi dengan Workshop Kepenulisan dan Talkshow. Hari pertama, 20 peserta mengikuti materi "Write Your Own Story" yang dibawakan oleh Reda Gaudiamo. Sesi ini fokus melatih peserta belajar merangkai dan mengembangkan cerita hingga jadi sebuah karya.
Reda menekankan dalam materinya bahwa untuk menulis, seseorang perlu memberi kebebasan diri berimajinasi dan menuangkan apa saja yang terlintas di kepala, atau terlihat di sekitar. Baginya semua cerita layak ditulis karena memiliki teman di luar sana.
“Setiap manusia terhubung dengan cerita. Seringkali kita merasa curhatan tidak layak dijadikan bahan tulisan, padahal di luar sana banyak orang yang butuh belajar dari apa yang kita alami. Semua cerita akan bertemu temannya," ucapnya.
Penulis buku anak berjudul Na Willa tersebut berpesan, menulis harus dijadikan rutinitas, “Begitu kembali ke rumah menulislah. Menulis itu perlu banyak latihan, sama seperti berenang. Maka menulislah setiap hari, lima menit saja cukup,” tuturnya.
Pemateri sukses mendorong peserta menghasilkan karya. Terbukti di sesi kelas menulis yang dibawakan Ibu Reda, anak usia SD mampu menuangkan imajinasinya jadi sebuah cerita utuh dan membuat peserta lain tercengang mendengarnya.
Tak hanya tulisan, sebuah lagu juga tercipta di sesi Workshop 'Beginners Guide on Writing a Song' yang dibawakan Musisi dan Komposer Sorowako, Agus Puka. Sesuai harapan Diba, SRWF hadir untuk mengenalkan bahwa literasi luas cakupannya. Tak hanya sebatas membaca, menulis, tapi juga ada literasi musik dan film.
Selain penulis, seniman, dan komposer, SRWF juga memberi ruang kepada Pengembang Program Matematika SMM Nadia Cassinie, dan Guru SD Yayasan Pendidikan Sorowako Lawewu Hesti Wulandari untuk berbagi kaitan literasi dengan soft skill, serta apa saja miskonsepsi literasi yang mengakar di masyarakat.
Keseruan SRWF mengundang animo masyarakat, hingga ada peserta yang rela menempuh perjalanan selama tiga jam untuk bisa terlibat dalam festival literasi perdana di Kabupaten Luwu Timur.
Diba selaku Founder dan Event Director SRWF merasa senang karena banyak pihak yang ikut berkolaborasi menyebarkan semangat literasi.
“Saya bersyukur bisa mengikuti PBM (Proyek Belajar Mandiri) dari SMA SMM (Sekolah Murid Merdeka), yang membuat saya bisa menyalurkan kecintaan terhadap literasi. PBM adalah kelas elektif (semacam esktrakurikuler) yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah dan atau menampung minat dan bakat dari murid-murid SMM. Acara ini sukses berkat lingkungan yang suportif, mulai dari orang tua, teman-teman, serta orang dewasa yang mau menciptakan ruang berkarya,” ungkap Ketua OSIS SMA SMM tersebut.
Festival literasi ini berlangsung dua hari di Kopi Api Coffee Roasters 4.0 Dato Tamara, Jumat-Sabtu (12-13/05/2023). Masyarakat dan pemerintah desa menyambut baik, bahkan menginginkan SRWF bisa jadi ajang tahunan di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur.
Kepala Desa Sorowako, Jihadin Peruge, mengatakan bangga ada anak muda yang bisa menggagas festival literasi pertama di Sorowako dan menghadirkan pemateri dari luar. Salah satunya adalah penulis serta seniman musik dan puisi, Reda Gaudiamo.
“Perubahan peradaban dimulai dari gerakan-gerakan kecil. Program seperti ini sering dilupakan karena desa fokus pada pembangunan prasarana. Melalui Diba, saya diingatkan pentingnya membangun SDM berkualitas lewat literasi. Saya berharap ada Diba-Diba baru yang hadir di Sorowako dan berani berkarya,” ujar dia.
Acara ini sukses menghimpun guru, pelajar, orang tua, anak-anak, komunitas lokal, dan masyarakat dari berbagai profesi duduk bersama belajar pentingnya melek literasi dalam kehidupan sehari-hari.
SRWF diisi dengan Workshop Kepenulisan dan Talkshow. Hari pertama, 20 peserta mengikuti materi "Write Your Own Story" yang dibawakan oleh Reda Gaudiamo. Sesi ini fokus melatih peserta belajar merangkai dan mengembangkan cerita hingga jadi sebuah karya.
Reda menekankan dalam materinya bahwa untuk menulis, seseorang perlu memberi kebebasan diri berimajinasi dan menuangkan apa saja yang terlintas di kepala, atau terlihat di sekitar. Baginya semua cerita layak ditulis karena memiliki teman di luar sana.
“Setiap manusia terhubung dengan cerita. Seringkali kita merasa curhatan tidak layak dijadikan bahan tulisan, padahal di luar sana banyak orang yang butuh belajar dari apa yang kita alami. Semua cerita akan bertemu temannya," ucapnya.
Penulis buku anak berjudul Na Willa tersebut berpesan, menulis harus dijadikan rutinitas, “Begitu kembali ke rumah menulislah. Menulis itu perlu banyak latihan, sama seperti berenang. Maka menulislah setiap hari, lima menit saja cukup,” tuturnya.
Pemateri sukses mendorong peserta menghasilkan karya. Terbukti di sesi kelas menulis yang dibawakan Ibu Reda, anak usia SD mampu menuangkan imajinasinya jadi sebuah cerita utuh dan membuat peserta lain tercengang mendengarnya.
Tak hanya tulisan, sebuah lagu juga tercipta di sesi Workshop 'Beginners Guide on Writing a Song' yang dibawakan Musisi dan Komposer Sorowako, Agus Puka. Sesuai harapan Diba, SRWF hadir untuk mengenalkan bahwa literasi luas cakupannya. Tak hanya sebatas membaca, menulis, tapi juga ada literasi musik dan film.
Selain penulis, seniman, dan komposer, SRWF juga memberi ruang kepada Pengembang Program Matematika SMM Nadia Cassinie, dan Guru SD Yayasan Pendidikan Sorowako Lawewu Hesti Wulandari untuk berbagi kaitan literasi dengan soft skill, serta apa saja miskonsepsi literasi yang mengakar di masyarakat.
Keseruan SRWF mengundang animo masyarakat, hingga ada peserta yang rela menempuh perjalanan selama tiga jam untuk bisa terlibat dalam festival literasi perdana di Kabupaten Luwu Timur.
Diba selaku Founder dan Event Director SRWF merasa senang karena banyak pihak yang ikut berkolaborasi menyebarkan semangat literasi.
“Saya bersyukur bisa mengikuti PBM (Proyek Belajar Mandiri) dari SMA SMM (Sekolah Murid Merdeka), yang membuat saya bisa menyalurkan kecintaan terhadap literasi. PBM adalah kelas elektif (semacam esktrakurikuler) yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah dan atau menampung minat dan bakat dari murid-murid SMM. Acara ini sukses berkat lingkungan yang suportif, mulai dari orang tua, teman-teman, serta orang dewasa yang mau menciptakan ruang berkarya,” ungkap Ketua OSIS SMA SMM tersebut.
(TRI)
Berita Terkait
News
Kolaborasi KPU Maros dan KJS Sukses Gelar Sekolah Kebangsaan di SMA Angkasa
Program Sekolah Kebangsaan hasil kolaborasi antara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Maros bersama Koalisi Jurnalis Sulsel (KJS), sukses dilaksankam di SMU Angkasa Maros. Rabu, (18/7/24)
Kamis, 18 Jul 2024 20:55
News
World Book Day, BI Sulsel Dorong Adaptasi Literasi Digital
Perpustakaan Lontara Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memperingati Hari Buku Sedunia atau World Book Day dengan ragam kegiatan positif.
Jum'at, 31 Mei 2024 23:01
News
Jurus DJPPR Kemenkeu Tingkatkan Literasi Keuangan & APBN bagi Milenial Makassar
Lewat kegiatan ini, diharapkan akan tercipta pemahaman yang lebih luas tentang pengelolaan APBN, literasi keuangan, serta partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan APBN.
Rabu, 08 Mei 2024 00:31
News
Inspiratif! Pelajar Asal Luwu Timur Sabet Anugerah Kebudayaan Indonesia 2023
Diba, sapaan akrab Hazura berhasil menyabet penghargaan Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2023 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Minggu, 29 Okt 2023 18:51
Sulsel
Dua tahun Beruntun, Kabupaten Maros Raih Penghargaan Tertinggi di Bidang Literasi
Penghargaan tertinggi di bidang perpustakaan ini, juga telah diraih oleh Bupati Maros di acara yang sama pada 2022 lalu.
Kamis, 12 Okt 2023 20:26
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Survei Pamungkas Pilwalkot Makassar Jelang Pencoblosan: MULIA 41,9%, INIMI 25,1%, SEHATI 21,1%
2
Pengamat Sebut Survei Rendah Ilham-Kanita karena Ada Janji Politik yang Tak Terealisasi
3
Sarif-Qalby Gelar Kampanye Akbar, 93 Ribu Massa Tumpah Ruah di Lapangan Pastur
4
Tanggapi Hasil Survei LSI, Pegiat Data Ragukan Sehati Bisa Salip Mulia Jelang Pencoblosan
5
Bawaslu Soppeng Ingatkan KPU dan Paslon untuk Patuhi Aturan Masa Tenang Pilkada
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Survei Pamungkas Pilwalkot Makassar Jelang Pencoblosan: MULIA 41,9%, INIMI 25,1%, SEHATI 21,1%
2
Pengamat Sebut Survei Rendah Ilham-Kanita karena Ada Janji Politik yang Tak Terealisasi
3
Sarif-Qalby Gelar Kampanye Akbar, 93 Ribu Massa Tumpah Ruah di Lapangan Pastur
4
Tanggapi Hasil Survei LSI, Pegiat Data Ragukan Sehati Bisa Salip Mulia Jelang Pencoblosan
5
Bawaslu Soppeng Ingatkan KPU dan Paslon untuk Patuhi Aturan Masa Tenang Pilkada