BASASulsel Wiki Dorong Pelestarian Bahasa Daerah di Tengah Gempuran Globalisasi

Tim Sindomakassar
Selasa, 30 Mei 2023 14:40
BASASulsel Wiki Dorong Pelestarian Bahasa Daerah di Tengah Gempuran Globalisasi
Gelar wicara yang digelar BASASulsel Wiki di Ground Floor Phinisi Point Mall pada Rabu 23 Mei 2023. Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - BASASulsel Wiki melaksanakan gelar wicara menyambut bulan pendidikan pada Selasa 23 Mei 2023 lalu. Kegiatan yang berlangsung di Ground Floor Phinisi Point Mall itu mengangkat tema “Pemertahanan dan Pelestarian Bahasa Daerah di Era Milenial".

Gelar wicara menggandeng Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Balai Bahasa Provinsi Sulsel, dan Duta Bahasa SulselBar sebagai pembicara.

Kepala Bidang PKLK Bahasa dan Sastra Daerah Disdik Sulsel Andi Mashari menyampaikan, bahasa daerah sebagai bahasa ibu saat ini sudah terpinggirkan sebagai dampak dari pengaruh globalisasi.

"Kita tahu bahwa bahasa dan budaya adalah ciri khas suatu daerah dan dalam skala yang lebih luas itu, bahasa dan budaya menjadi ciri khas suatu bangsa," ujar Mashari dalam siaran pers yang diterima.



Lewat Peraturan Gubernur Sulsel diperkuat untuk pembelajaran bahasa daerah di setiap satuan pendidikan, yang diatur dalam Pergub No 79 Tahun 2018 diwajibkan menggunakan bahasa daerah di setiap hari Rabu dan Jumat.

Di Sulsel saja ada banyak suku, yakni Makassar, Bugis, dan Toraja. Selain itu tiap Kamis, Dinas Pendidikan memberikan terobosan baru untuk mempertahankan bahasa daerah melalui “smart school”.

"Melalui kerja sama dengan BASASulsel dan dinas pendidikan program Wikithon menjadi salah satu bentuk pemertahanan dan pelestarian bahasa daerah," beber Andi Mashari.

Balai Bahasa Sulsel diwakili Widyabasa Ahli Madya menyampaikan, slogan Balai Bahasa Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, Kuasai Bahasa Asing.

Baca juga: Pemkab Gowa Gandeng FH Unhas Siapkan Beasiswa Pendidikan

"Artinya, kita tetap menjadikan bahasa Indonesia sebagai pemersatu, bahasa negara kita sesuai sumpah pemuda yang menjunjung tinggi bahasa Indonesia, akan tetapi kita tidak boleh melupakan bahasa daerah kita. Oleh karena itu, kita selalu melestarikan dan bukan berarti juga tidak boleh belajar bahasa asing karena untuk kebutuhan perkembangan zaman ke depannya,” beber dia.

Melestarikan bahasa daerah bukan cuma tugas Balai Bahasa, badan pembinaan bahasa di Jakarta, tetapi juga membutuhkan dukungan pemerintah setempat, dalam hal ini Dinas Pendidikan Sulsel.

Balai Bahasa sudah tiga tahun melaksanakan revitalisasi bahasa daerah dengan menyasar secara khusus penutur muda. Balai Bahasa dan Kemenristek yang tidak ragu menggolontorkan anggaran yang banyak untuk menyelenggarakan kegiatan melestarikan bahasa.

Duta Bahasa Sulselbar Anggi Azizah Maz menggambarkan bahwa saat ini milenial menggunakan bahasa daerah hanya sebagai bahasa ibu yang dipakai di rumah saja. Sebagian besar milenial di kota menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi sehari-hari. Tapi, kalau mereka kembali ke kampung barulah mereka memakai bahasa daerahnya.



"Di balai bahasa sangat menggaungkan revitalisasi bahasa dan itu kami sangat rasakan bagi kaum milenial dan kami duta bahasa,” ujar Anggi.

Menurut dia, fenomena sekarang apalagi di Kota Makassar banyak sekali anak muda yang menggunakan bahasa Indonesia yang campur-campur baik dalam posisi formal maupun non formal.

"Kegiatan yang kami lakukan setiap tahunnya untuk melestarikan bahasa daerah yakni mencari duta-duta bahasa baru. Lanjutnya.

Ia berharap, gelar wicara ini mampu memberikan motivasi dan menumbuhkan rasa kecintaan anak milenial untuk menggunakan bahasa daerahnya di setiap aktivitas kesehariannya, agar bahasa daerah tidak tergeser oleh bahasa serapan asing.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru