Masyarakat Berharap Jembatan Mangkrak di Matano Bisa Dilanjutkan

fitra budin
Minggu, 04 Jun 2023 16:58
Masyarakat Berharap Jembatan Mangkrak di Matano Bisa Dilanjutkan
Warga Desa Matano berharap agar jembatan yang mangkrak sejak tahun 2020 lalu bisa pengerjaannya kembali dilakukan. Foto: Dok/Sindomakassar
Comment
Share
LUWU TIMUR - Masyarakat Desa Matano, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan berharap embatan yang mangkrak bisa diperbaiki oleh pihak pemerintah provinsi.

Diketahui Proyek pembangunan jembatan di Desa Matano, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan mangkrak sejak 3 tahun lalu. Proyek pembangunan jembatan tersebut merupakan jalan penghubung antar provinsi yakni Provinsi Sulawesi Selatan menuju Sulawesi Tengah maupun sebaliknya.



Dan proyek jembatan yang ada di Desa Matano tersebut menggunakan anggaran APBN tahun 2020 sebesar Rp 3,5 Miliar. Apalagi Pemprov Sulsel dalam hal ini Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (DBMBK) Sulsel juga telah menyatakan akan membahas untuk penyiapan anggaran tahun selanjutnya untuk melanjutkan pembangunan jembatan tersebut.

Namun untuk tahun 2023 penganggarannya belum ada. Sehingga Pemprov SulSel akan membenahi terlebih dahulu temuan-temuan yang ada pada pekerjaan jembatan tersebut.

Masyarakat Matano, Zainal Ramadan mengatakan bahwa masyarakat di Matano sangat mengharapkan agar jembatan tersebut bisa diperbaiki.

"Masyarakat sangat berharap itu bisa di perbaiki," jelas dia kepada Sindomakassar.com Minggu, (04/06/23).

Lanjut Zainal Ramadan yang juga sebagai Kasi Pelayanan Desa Matano mengatakan, masyarakat Matano sangat berharap jembatan itu diperbaiki lantaran kondisinya saat ini hanya ada jembatan kayu yang sifatnya sementara.

"Jembatan kayu itu yah kemungkinan satu atau dua tahun harus kita benahi kembali, dan untuk membangun jembatan kayu itu masyarakat harus kumpul kumpul uang untuk membeli bahan," kata dia.



Selain itu, jembatan yang dikerjakan pada April 2020 lalu dan seharusnya diselesaikan pada bulan delapan 2020 itu adalah akses produksi hasil pertanian terutama lada masyarakat Desa Matano.

"Untuk sementara ini memang warga masih menggunakan mobil kelas pick up dan membutuhkan akses jembatan," kata dia.
(GUS)
Berita Terkait
Berita Terbaru