BKKBN Sulsel dan DPR RI Edukasi Bahaya Stunting ke Warga Pegunungan Barru

Tim Sindomakassar
Senin, 11 Sep 2023 12:37
BKKBN Sulsel dan DPR RI Edukasi Bahaya Stunting ke Warga Pegunungan Barru
Bupati Barru Suardi Saleh, anggota DPR RI Hasnah Syam serta perwakilan BKKBN Sulsel usai sossialisasi bahaya stunting kepada masyarakat pegunungan di Barru. Foto: Istimewa
Comment
Share
BARRU - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulsel bersama Komisi IX DPR RI memberikan edukasi bahaya stunting kepada warga pengunungan di Desa Gantareng, Kecamatan Pujanantin, Kabupaten Barru, Minggu (10/9/2023).

Bupati Barru Suardi Saleh dalam kesempatan itu menyampaikan, Desa Gantareng merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Barru yang berada di daerah pengunungan dan terpencil, berbatasan dengan Kabupaten Bone dan Pangkep.

Hadir dalam kesempatan itu anggota Komisi IX DPR RI Hasnah Syam, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Shodiqin, Sekretaris Daerah dan Kepala OPD lingkup Pemkab Barru, Camat Pujananting dan Kepala Desa Gantareng.

Suardi mengatakan stunting menjadi ancaman dalam mewujudkan Generasi Emas Indonesia di tahun 2045, sebab stunting bukan hanya masalah tinggi badan, namun juga berpengaruh pada intelektual anak yang rendah.

Baca juga: BKKBN Sulsel Kolaborasi Komisi IX DPR Edukasi Bahaya Stunting

"Saat ini, kita akan memasuki masa bonus demografi, tetapi kalau anak-anak kita yang lahir banyak stunting akan menurunkan daya saing kita, bangsa kita akan sulit bersaing di masa mendatang, yang terjadi bukan bonus demografi tetapi bencana demografi," ujar Suardi.

Suardi menambahkan, kegiatan ini merupakan wujud perhatian pemerintah kepada wilayah khusus yang perlu mendapatkan perhatian baik dalam pembagunan infrastruktur maupun pembangunan kualitas masyarakat.

"Tugas pemerintah adalah melayani masyarakat, bagaimana pemerintah hadir mempermudah masyarakat mendapatkan layanan, khususnya pada hari ini seperti apa itu stunting sehingga kita bisa mengcegahnya," ujar Suardi.

Dikatakan pula bahwa saat ini Kabupaten Barru menjadi salah satu kabupaten dengan penurunan angka stunting tertinggi di Sulsel.



"Target pemerintah bagaimana menurunkan stunting menjadi 14 persen di tahun 2024, dan saat ini kita sudah hampir mencapai target nasional, angka stunting Barru yaitu 14,1 persen dan menjadi terendah di Sulawesi Selatan. Namun kita jangan berpuas diri dengan capaian ini, tetapi harus berhati-hati jangan sampai angka stunting ini naik kemudian hari," tutup Suardi Saleh.

Dalam kesempatan ini, Kepala BKKBN Sulsel, Shodiqin mengatakan tugas utama BKKBN adalah penyelenggaraan keluarga berencana (KB), di mana dalam pelaksanaanya tidak untuk membatasi kelahiran melainkan untuk mengatur kelahiran secara sehat.

"Terbitnya Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 mengamanatkan BKKBN sebagai Koordinator Percepatan Penurunan Stunting Nasional, dimana pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan keluarga lewat pencegahan lahirnya bayi stunting baru, karena stunting terjadi karena adanya kelahiran sehingga perlu di atur dengan menggunakan alat kontrasepsi agar kelahiran bisa lebih sehat," ujar Shodiqin.

Shodiqin mengutarakan jika angka prevalensi stunting di Sulawesi Selatan masih tinggi, dimana data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yaitu 27,2 turun 0,2 persen dari tahun 2021 yaitu 27,4 persen.



"Menurunkan stunting BKKBN tidak dapat bekerja sendiri namun membutuhkan kerja kolaboratif bersama seluruh pihak diseluruh tingkatan wilayah, dengan keterlibatan pemerintah dan masyarakat kita berharap target 14 persen di tahun 2024 dapat kita capai bersama," ujar Shodiqin.

Shodiqin menyebutkan dalam mendukung upaya percepatan penurunan stunting, BKKBN mendorong setiap pasangan usia subur mengatur kelahhiran anak dengan dengan menggunakan alat kontrasepsi.

"BKKBN tidak melarang melahirkan tetapi bagaimana keluarga dapat mengatur kelahiran, dengan cara menggunakan alat kontrasepsi yang mana telah disiap pemerintah melalui BKKBN secara gratis, ada yang jangka pendek dan ada jangka panjang, begitupun yang hormonal dan non hormonal," ujar Shodiqin

Selain itu, Shodiqin juga menekankan untuk menghindari kehamilan berisko 4 terlalu yaitu terlalu muda melahirkan di bawah 20 tahun, terlalu tua melahirkan diatas 35 tahun, terlalu rapat melahirkan di bawah 2 tahun, dan terlalu sering melahirkan.



"Salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi adalah faktor 4 terlalu, selain itu pernikahan di usia dini juga berpotensi melahirkan anak stunting," tutup Shodiqin.

Dalam kesempatan itu, Shodiqin menyampaikan apresiasi atas dukungan Bupati Barru dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting

"Pemerintah Kabupaten Barru melalui Bapak Bupati telah banyak memberikan banyak dukungan dan bantuan dalam pelaksaan program BKKBN, salah satunya dengan mengangkat Penyuluh KB Non PNS yang pembiayaannya melalui APBD. Dan paling membanggakan Barru merupakan Kabupaten yang angka stuntingnya paling rendah dengan penurunan tertinggi di Sulsel, yaitu 14, 1 persen," ujar Shodiqin.

Anggota Komisi IX DPR RI, Hasnah Syam mengatakan ruang lingkup bidang tugas Komisi IX DPR RI meliputi kesehatan dan ketenagakerjaan sehingga terdapat 7 mitra ditingkat pusat diantaranya BKKBN sebagai mitra strategis.



"BKKBN merupakan mitra strategis kami, dimana Komisi IX selain tugas penganggaran juga berperan melakukan kegiatan berbasis kemasyrakatan lewat edukasi dan sosialisasi kepada masyrakat bersama mitra BKKBN, salah satunya yang saat ini menjadi program prioritas nasional yaitu stunting," ujar Hasnah Syam.

Lewat kegiatan ini, Hasnah Syam berharap dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada masyarakat sehingga lebih paham seperti apa itu stunting, apa penyebabnya dan bagaimana mencegahnya.

"Perlu kita ketahui bersama, stunting merupakan kondisi gagal tumbul pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi penyakit dalam jangka cukup lama dan berulang, menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya," sebut Hasnah Syam.

Ditambahkan jika stunting tidak hanya menyebabkan anak gagal tumbuh, tetapi organ-organ tubuh dan otaknya juga tidak berkembang secara maksimal, kondisi ini menyebabkan anak jadi sulit konsentrasi dan belajar, selain itu akan mudah terkena penyakit.



"Stunting menjadi ancaman kualitas generasi bangsa di masa mendatang, target pemerintah mewujudkan generasi emas 2045, akan sulit diwujudkan jika angka stunting masih tinggi," kata dia lagi.

Dalam kesempatan itu, Hasnah Syam mengajak seluruh pihak yang hadir untuk bersama-sama berperan menurunkan stunting.

"Saya berharap informasi yang didapatkan hari ini agar disampaikan kepada keluarga dan masyarakat disekitar, seperti apa itu stunting dan bagaimana mencegahnya" himbau Hasnah Syam.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru