QRIS Jelajah Budaya 2025 Wilayah Sulampua: Digitalisasi Berbasis Kearifan Lokal
Selasa, 14 Okt 2025 14:16

Peserta QRIS Jelajah Budaya Indonesia alias QJI 2025 Wilayah Sulampua tengah berupaya menyelesaikan misi dari penyelenggara yakni Bank Indonesia alias BI. Foto/Istimewa
MAROS - Bank Indonesia (BI) melalui Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) secara resmi meluncurkan kegiatan QRIS Jelajah Budaya Indonesia (QJI) 2025 Wilayah Sulampua. Acara ini diselenggarakan di kawasan bersejarah Leang-Leang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. QJI merupakan kampanye nasional tahunan yang menggabungkan edukasi digitalisasi sistem pembayaran dengan pengenalan potensi budaya dan pariwisata daerah.
Suasana pembukaan berlangsung hangat dan penuh semangat kebersamaan. Para peserta terbaik dari seluruh wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) hadir bersama sejumlah tokoh penting, termasuk Bupati Maros, AS Chaidir Syam, dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda.
Dalam sambutannya, Rizki Ernadi Wimanda menekankan bahwa kegiatan ini mencerminkan sinergi lintas sektor dalam mempercepat inklusi keuangan berbasis digital yang tetap berpijak pada budaya lokal.
“Melalui QRIS Jelajah Budaya Indonesia, kita ingin memperlihatkan bahwa transformasi digital tidak sekadar soal teknologi, tetapi juga tentang bagaimana inovasi dapat tumbuh tanpa meninggalkan identitas dan kearifan budaya kita. Digitalisasi adalah keniscayaan, dan Sulampua siap menjadi garda depan gerakan ini,” ujarnya.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan QJI 2025 dilakukan dalam dua tahap: tingkat provinsi dan tingkat wilayah. Setelah sukses di seluruh provinsi pada Agustus lalu, kegiatan kini berlanjut ke tahap wilayah dengan tema “Jelajah Budaya Sulampua, Digitalisasi Tanpa Batas.”
Selama lima hari, dari 7 hingga 11 Oktober 2025, peserta menjalankan berbagai misi digital dan budaya di tiga daerah dengan karakter unik. Kabupaten Maros di Sulawesi Selatan mengusung misi QRIS, Elektronifikasi, dan Kebudayaan.
Selanjutnya, Kota Ternate di Maluku Utara fokus pada Manajemen Risiko, Keamanan dan Ketahanan Siber, serta Perlindungan Konsumen. Sementara itu, Kota Baubau di Sulawesi Tenggara membawa misi Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah dan pelestarian budaya.
Pemilihan Maros sebagai lokasi pembukaan bukan tanpa alasan. Wilayah ini mewakili kolaborasi harmonis antara pariwisata kelas dunia dan penguatan ekosistem ekonomi digital. Di destinasi unggulan seperti Rammang-Rammang, Bantimurung, dan Leang-Leang, penerapan QRIS digunakan untuk transaksi tiket, parkir, hingga UMKM, memberikan pengalaman langsung kepada wisatawan akan kemudahan transaksi digital.
Setelah Maros, kegiatan berlanjut ke Kota Ternate, yang dikenal sebagai Kota Rempah Dunia. Dengan sejarah panjang sebagai pusat perdagangan cengkeh dan keindahan alamnya, Ternate menjadi lokasi strategis untuk membahas isu keamanan transaksi digital, manajemen risiko, dan perlindungan konsumen.
Kegiatan ditutup di Kota Baubau, bekas pusat Kesultanan Buton, di mana peserta diajak menyelami perjalanan uang lokal Kampua hingga menjadi bagian dari Rupiah—simbol kedaulatan dan persatuan bangsa.
Dalam sambutan penutupnya, Kepala Perwakilan BI Sulsel menegaskan pentingnya tiga hal dalam pelaksanaan QJI Sulampua 2025. Digitalisasi sistem pembayaran disebut sebagai keniscayaan dan bagian integral dari transformasi ekonomi daerah.
Berikutnya, literasi keuangan digital, menurutnya, perlu berjalan seiring dengan pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata agar manfaat teknologi dapat dirasakan secara nyata. Terakhir, kolaborasi lintas sektor disebut sebagai kunci keberhasilan dalam mempercepat inklusi keuangan.
Bank Indonesia melalui kegiatan ini menegaskan komitmennya untuk menjadikan digitalisasi sebagai gerakan bersama yang inklusif, berkelanjutan, dan berpijak pada kekayaan budaya daerah.
“Mari kita jadikan QJI Wilayah Sulampua sebagai momentum untuk membuktikan bahwa Kawasan Timur Indonesia tidak hanya kaya akan alam dan budaya, tetapi juga siap menjadi garda depan ekonomi digital Indonesia. Semoga kegiatan ini menjadi perjalanan yang bermakna, bukan hanya menjelajah budaya, tetapi juga membawa dampak nyata bagi masyarakat,” tutup dia.
Suasana pembukaan berlangsung hangat dan penuh semangat kebersamaan. Para peserta terbaik dari seluruh wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) hadir bersama sejumlah tokoh penting, termasuk Bupati Maros, AS Chaidir Syam, dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda.
Dalam sambutannya, Rizki Ernadi Wimanda menekankan bahwa kegiatan ini mencerminkan sinergi lintas sektor dalam mempercepat inklusi keuangan berbasis digital yang tetap berpijak pada budaya lokal.
“Melalui QRIS Jelajah Budaya Indonesia, kita ingin memperlihatkan bahwa transformasi digital tidak sekadar soal teknologi, tetapi juga tentang bagaimana inovasi dapat tumbuh tanpa meninggalkan identitas dan kearifan budaya kita. Digitalisasi adalah keniscayaan, dan Sulampua siap menjadi garda depan gerakan ini,” ujarnya.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan QJI 2025 dilakukan dalam dua tahap: tingkat provinsi dan tingkat wilayah. Setelah sukses di seluruh provinsi pada Agustus lalu, kegiatan kini berlanjut ke tahap wilayah dengan tema “Jelajah Budaya Sulampua, Digitalisasi Tanpa Batas.”
Selama lima hari, dari 7 hingga 11 Oktober 2025, peserta menjalankan berbagai misi digital dan budaya di tiga daerah dengan karakter unik. Kabupaten Maros di Sulawesi Selatan mengusung misi QRIS, Elektronifikasi, dan Kebudayaan.
Selanjutnya, Kota Ternate di Maluku Utara fokus pada Manajemen Risiko, Keamanan dan Ketahanan Siber, serta Perlindungan Konsumen. Sementara itu, Kota Baubau di Sulawesi Tenggara membawa misi Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah dan pelestarian budaya.
Pemilihan Maros sebagai lokasi pembukaan bukan tanpa alasan. Wilayah ini mewakili kolaborasi harmonis antara pariwisata kelas dunia dan penguatan ekosistem ekonomi digital. Di destinasi unggulan seperti Rammang-Rammang, Bantimurung, dan Leang-Leang, penerapan QRIS digunakan untuk transaksi tiket, parkir, hingga UMKM, memberikan pengalaman langsung kepada wisatawan akan kemudahan transaksi digital.
Setelah Maros, kegiatan berlanjut ke Kota Ternate, yang dikenal sebagai Kota Rempah Dunia. Dengan sejarah panjang sebagai pusat perdagangan cengkeh dan keindahan alamnya, Ternate menjadi lokasi strategis untuk membahas isu keamanan transaksi digital, manajemen risiko, dan perlindungan konsumen.
Kegiatan ditutup di Kota Baubau, bekas pusat Kesultanan Buton, di mana peserta diajak menyelami perjalanan uang lokal Kampua hingga menjadi bagian dari Rupiah—simbol kedaulatan dan persatuan bangsa.
Dalam sambutan penutupnya, Kepala Perwakilan BI Sulsel menegaskan pentingnya tiga hal dalam pelaksanaan QJI Sulampua 2025. Digitalisasi sistem pembayaran disebut sebagai keniscayaan dan bagian integral dari transformasi ekonomi daerah.
Berikutnya, literasi keuangan digital, menurutnya, perlu berjalan seiring dengan pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata agar manfaat teknologi dapat dirasakan secara nyata. Terakhir, kolaborasi lintas sektor disebut sebagai kunci keberhasilan dalam mempercepat inklusi keuangan.
Bank Indonesia melalui kegiatan ini menegaskan komitmennya untuk menjadikan digitalisasi sebagai gerakan bersama yang inklusif, berkelanjutan, dan berpijak pada kekayaan budaya daerah.
“Mari kita jadikan QJI Wilayah Sulampua sebagai momentum untuk membuktikan bahwa Kawasan Timur Indonesia tidak hanya kaya akan alam dan budaya, tetapi juga siap menjadi garda depan ekonomi digital Indonesia. Semoga kegiatan ini menjadi perjalanan yang bermakna, bukan hanya menjelajah budaya, tetapi juga membawa dampak nyata bagi masyarakat,” tutup dia.
(TRI)
Berita Terkait

Ekbis
10 Tim Perwakilan Provinsi Ramaikan QRIS Jelajah Budaya Sulampua
Bank Indonesia (BI) secara resmi memulai pelaksanaan QRIS Jelajah Budaya Indonesia (QJl) 2025 wilayah Sulampua di Taman Arkeologi Leang-leang, Kabupaten Maros.
Selasa, 07 Okt 2025 11:38

Makassar City
BI Sulsel Musnahkan 23 Ribu Lembar Uang Palsu, Temuan 7 Tahun Terakhir
Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama anggota Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal) Sulsel memusnahkan 23.185 lembar uang palsu
Senin, 06 Okt 2025 18:40

Ekbis
Sulsel Siap Jadi Lokomotif Ekonomi Syariah di Indonesia Timur
Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) resmi membuka rangkaian kegiatan Bulan Ekonomi dan Keuangan Syariah (BEKS) 2025 pada 1 Oktober.
Rabu, 01 Okt 2025 19:27

News
Sekolah Islam Athirah Jadi Pelopor Zona Khas Halal di Sulsel
Sekolah Islam Athirah menorehkan prestasi baru dengan menerima Sertifikat Zona Khas (Kuliner Aman, Halal, dan Sehat) dari Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Rabu (1/10/2025).
Rabu, 01 Okt 2025 18:21

Ekbis
BI Libatkan 24 Dinas Pendidikan se-Sulsel Masifkan Sosialisasi CBP Rupiah
Bank Indonesia bersama mitra menggelar Penandatanganan Pernyataan bersama Perluasan Edukasi CBP Rupiah Program, bertema "Non-Stop Education (NSE)" di Pinisi Ballroom, Hotel Claro, Kamis (25/9/2025).
Jum'at, 26 Sep 2025 14:01
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

37 Jemaah Umrah Asal Sulawesi Disebut Terlantar di Jeddah, Jadwal Kepulangan Belum Pasti
2

Warga Monro Monro Jeneponto Keluhkan Air PDAM yang Keruh
3

Legislator Zulhajar Siap Perjuangkan Aspirasi Warga Perumahan Dewi Karmila Sari
4

Chaidir Syam Resmikan SPPG ke-28 di Maros, Dominan Layani PAUD dan TK
5

Angkasa Pura Indonesia Tanam 600 Pohon di Area Bandara Sultan Hasanuddin
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

37 Jemaah Umrah Asal Sulawesi Disebut Terlantar di Jeddah, Jadwal Kepulangan Belum Pasti
2

Warga Monro Monro Jeneponto Keluhkan Air PDAM yang Keruh
3

Legislator Zulhajar Siap Perjuangkan Aspirasi Warga Perumahan Dewi Karmila Sari
4

Chaidir Syam Resmikan SPPG ke-28 di Maros, Dominan Layani PAUD dan TK
5

Angkasa Pura Indonesia Tanam 600 Pohon di Area Bandara Sultan Hasanuddin