Karantina Pertanian Makassar Catat Ekspor Sulsel hingga Juli 2023 Tembus Rp3,3 Triliun

Tri Yari Kurniawan
Rabu, 02 Agu 2023 18:40
Karantina Pertanian Makassar Catat Ekspor Sulsel hingga Juli 2023 Tembus Rp3,3 Triliun
Kepala Karantina Pertanian Makassar, Lutfie Natsir, saat diwawancarai oleh awak media, Rabu (2/8/2023). Foto/Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Makassar mencatat kinerja positif untuk ekspor komoditas pertanian dan lainnya dari wilayah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Rentang Januari-Juli 2023 menembus angka Rp3,3 triliun.

"Total nilai ekspor sepanjang Januari-Juli 2023 mencapai Rp3,3 triliun dan diproyeksi dapat menembus angka Rp5-6 triliun dalam setahun," kata Kepala Karantina Pertanian Makassar, Lutfie Natsir, kepada awak media, Rabu (2/8/2023).

Berdasarkan data Karantina Pertanian Makassar, total nilai ekspor komoditas unggulan mencapai Rp881,26 miliar. Terdiri dari sektor perkebunan Rp721 miliar, sektor hortikultura Rp805 juta, dan Rp159,44 miliar.



Komoditas pertanian paling menonjol untuk ekspor ialah produk kakao dan turunannya. Di antaranya yakni kakao biji Rp237,68 miliar dan kakao cair Rp236,73 miliar. Nilai ekspor komoditas lain yang juga cukup besar ialah kacang mede Rp174,19 miliar.

Lutfie menyebut komoditas potensial lain dari Sulsel untuk ekspor ialah sarang burung walet. Hanya saja, untuk saat ini belum ada ekspor langsung, baru sebatas antar-area. "Untuk sarang burung walet, masih didominasi antar area sebesar 85,98 ton dengan frekuensi sebanyak 1.133 kali," tuturnya.

"Komoditas unggulan Sulsel lain yakni cabai, manggis, jagung, talas, porang, kacang mede dan turunannya, kopi biji, kakao dan turunannya, cengkeh dan lada biji," sambung mantan Kepala Disdukcapil Sulsel itu.

Selain komoditas pertanian, ekspor komoditas lainnya asal Sulsel yang berhubungan dengan Karantina Pertanian yakni sektor kehutanan dan sektor perikanan. Totalnya mencapai Rp2,19 triliun. Komoditas paling menonjol ialah rumput laut yang nilai ekspornya mencapai angka Rp2,10 triliun.



Pada kesempatan itu, Lutfie menjelaskan pihaknya juga memetakan ada tiga komoditas pertanian asal Sulsel yang masuk kategori emerging. Masing-masing yakni manggis, sarang burung walet dan nanas. Untuk itu, pihaknya mengupayakan agar komoditas itu kelak dapat diekspor langsung.

Khusus untuk nanas, ia menyebut Karantina Pertanian Makassar turut membina petani nanas asal Kabupaten Barru untuk dapat menembus pasar ekspor. Saat ini, petani nanas Barru sudah berkembang di sedikitnya tujuh desa di bawah binaan Hasman, salah seorang petani nanas yang memang dibina pihaknya.

"Nanas asal Barru ini memasok beberapa daerah di Sulsel seperti Maros, Pangkep, Pinrang, Parepare dan Makassar. Bahkan juga sudah mengisi pasokan di Sulawesi dan Kalimantan," pungkasnya.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru