Bambang Haryo Minta Pemerintah Prioritaskan Pembangunan Rel Kereta Trans Sumatera

Luqman Zainuddin
Kamis, 10 Agu 2023 17:15
Bambang Haryo Minta Pemerintah Prioritaskan Pembangunan Rel Kereta Trans Sumatera
Bambang Haryo (tiga dari kiri) meninjau operasional kereta api Stasiun Kertapati, Kota Palembang, Sabtu 5 Agustus 2023 malam. Foto: Istimewa
Comment
Share
JAKARTA - Kereta api reguler berbasis rel dinilai mampu menghidupkan perekonomian dengan mengangkut penumpang dan logistik dengan jumlah besar. Sehingga mampu menumbuhkan dan menghidupkan perekonomian di Sumatera.

Hal tersebut diungkapkan Pengamat Kebijakan Publik Bambang Haryo Soekartono (BHS) usai meninjau operasional kereta api Stasiun Kertapati, Kota Palembang, Sabtu 5 Agustus 2023 malam.

Saat ini Trans Sumatera sudah terhubung separuh dari panjang rel yang dibangun di zaman Hindia Belanda. Masih ada sekitar 1.300 kilometer rel yang belum terhubung dari sekitar 3.500 kilometer panjang rel trans Sumatera.



"Harusnya menjadi prioritas utama bagi pembangunan yang ada di wilayah Sumatera, bukan kereta cepat atau LRT," kata Bambang dalam siaran pers yang diterima SINDO Makassar.

Untuk membangun 1.300 kilometer tersebut kata dia, membutuhkan biaya sekitar Rp40 triliun dengan harga perkilometer rel rata-rata sekitar Rp30 sampai Rp40 miliar.

"Harga tersebut setara dengan tiga kalilipat biaya pembangunan LRT di Palembang yang hanya menghasilkan pendapatan untuk saat ini sebesar Rp15 miliar pertahun," imbuh Bambang.



Alumni ITS Surabaya ini memberi contoh angkutan kereta api di jalur Palembang-Lampung dengan jarak sekitar 230 kilometer, dengan mengoperasikan 3 rangkaian kereta penumpang. Setiap rangkaian terdiri dari 10 gerbong penumpang dengan kapasitas 60 tempat duduk pergerbong. Total yang dihasilkan pertahun sekitar Rp50 miliar dengan asumsi setiap keberangkatan load factor sekitar 70 persen.

Pada lintasan tersebut juga mengoperasikan 60 rangkaian kereta barang perhari, yang setiap rangkaian kereta terdiri dari 61 gerbong barang yang bermuatan 50 ton setiap gerbong, sehingga perharinya terangkut sekitar 186 ribu ton barang (data KAI Pusat dan KAI Sumatera Selatan) yang nilainya jauh lebih besar daripada pendapatan LRT pertahunnya.

Apalagi keberangkatan dari Palembang juga ada yang menuju ke Lubuklinggau arah utara Palembang yang berjarak sekitar 300 kilometer dengan jumlah rangkaian kereta penumpang dan barang jauh lebih besar daripada yang menuju ke Lampung.



Load factor kepadatan rangkaian ini masih bisa dimaksimalkan dengan penambahan rangkaian kereta api di jalur tersebut dan ini jelas bisa berfungsi untuk memindahkan kepadatan jalan raya di angkutan penumpang dan logistik.

Infrastruktur ini kata dia juga bisa menghemat biaya kerusakan jalan akibat angkutan over dimensi, serta mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas, juga menumbuhkan ekonomi secara cepat karena transportasi penumpang super massal dan logistik.

"Apalagi kalau kita merealisasikan pembangunan rel Sumatera, maka tidak hanya PT KAI bisa membiayai investasi relnya tetapi juga bisa menumbuhkan ekonomi wilayah-wilayah yang saat ini belum terhubungkan dengan rel kereta api disepanjang rel trans Sumatera," kata anggota DPR RI 2014-2019 ini.



"Ini tentu jauh lebih efektif dibandingkan membangun kereta api cepat atau LRT yang hanya mengangkut penumpang saja dalam jumlah kecil yang kurang bermanfaat untuk pembangunan ekonomi dan malah menggerus APBN," pungkasnya.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru