Vale, Huayou dan Huali Target 60 Ribu Ton Nikel Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik

Tri Yari Kurniawan
Jum'at, 25 Agu 2023 20:29
Vale, Huayou dan Huali Target 60 Ribu Ton Nikel Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik
Vale, Huayou dan Huali meneken perjanjian kerja sama definitif dengan Huayou dan Huali terkait pembangunan fasilitas pengolahan nikel dengan teknologi HPAL. Foto/Dok PT Vale
Comment
Share
MAKASSAR - PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale atau Perseroan, IDX Ticker: INCO) menandatangani Perjanjian Kerja Sama Definitif dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd (Huayou) dan PT Huali Nickel Indonesia (Huali). Kerja sama itu mencakup pembangunan fasilitas pengolahan nikel dengan teknologi High-Pressure Acid Leaching (HPAL), dengan target produksi 60 ribu ton nikel dan 5 ribu ton kobalt per tahun dalam bentuk produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang dapat diolah lebih lanjut menjadi baterai kendaraan listrik.

Proyek ini akan mengolah bijih nikel berjenis limonit dari blok Sorowako, sementara pabrik HPAL akan berlokasi di Malili, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Proyek ini, bersama dengan progres terbaru dari proyek HPAL Pomalaa dan proyek Morowali adalah bagian dari perwujudan komitmen pertumbuhan dan pemenuhan dari komitmen investasi PT Vale.



CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, menyampaikan kerja sama ini selaras dengan visi Indonesia untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik domestik. Juga sejalan dengan komitmen PT Vale untuk menjadi kontributor utama dalam menjawab tantangan dekarbonisasi dunia, dengan investasi yang mampu menghadirkan peningkatan ekonomi lokal, dan memastikan pemberdayaan yang optimal untuk sumber daya nikel Indonesia.

"Komitmen rendah karbon dan mitra kami, beserta konsistensi praktik pertambangan berkelanjutan PT Vale, akan membuat proyek ini berkelas dunia," ungkap Febriany, dalam keterangan persnya, Jumat (25/8/2023).

Presiden Komisaris PT Vale Indonesia, Desnee Naidoo, menambahkan perjanjian kerja sama ini merupakan capaian strategis untuk PT Vale, sebagai bagian dari pelaksanaan program investasi perusahaan senilai 8,6 juta dolar AS di Indonesia.

Deshnee menyebut dengan lebih dari setengah abad beroperasi di Indonesia, PT Vale memiliki posisi yang unik dan berkomitmen untuk mendukung percepatan target Indonesia untuk hilirisasi yang lebih maju. "Serta untuk menghadirkan rantai pasok kendaraan listrik (EV) yang menarik dari pertambangan mineral menuju produksi baterai dan kendaraan," ungkapnya.

Chairman Huayou, Chen Xuehua, pada kesempatan itu mengatakan merja sama untuk membangun masa depan industri lithium yang setara adalah konsep pengembangan yang komitmen pelaksanaannya dipegang teguh oleh Huayou.



"Kerja sama ini adalah satu lagi kombinasi sempurna dari praktik terdepan berkelas dunia dari Huayou Cobalt, untuk teknologi pengolahan berbasis HPAL yang hijau dan rendah karbon, keunggulan sumber daya yang dimiliki Indonesia dan konsistensi pertambangan berkelanjutan PT Vale," katanya.

Melalui kerja sama ini, Huayou akan melaksanakan pengembangan sumber daya yang rendah karbon, hijau, dan berkelanjutan, melaksanakan konsep ESG secara mendalam, untuk meningkatkan kekuatan dari industri energi baru. Selain itu, dipastikan ikut berkontribusi untuk pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia, serta untuk industri dan rantai pasok EV secara global.

Proyek HPAL ini akan memulai konstruksi segera setelah mendapatkan perizinan yang dibutuhkan.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru