Cinema Visit Pencarian Terakhir di Makassar 'Pecah', Ashel dkk Puji Antusiasme Penonton

Rabu, 10 Sep 2025 23:03
Cinema Visit Pencarian Terakhir di Makassar 'Pecah', Ashel dkk Puji Antusiasme Penonton
Para pemeran film Pencarian Terakhir berfoto bersama seusai melakukan door stop alias wawancara dengan awak media seusai Cinema Visit di Makassar. Foto/Tri Yari Kurniawan
Comment
Share
MAKASSAR - Cinema Visit dari film Pencarian Terakhir berlanjut di Kota Makassar, tepatnya di Panakkukang 21, pada Rabu (10/9/2025). Antusiasme tinggi menyambut kedatangan para pemain film produksi Starvision tersebut.

Suasana studio mendadak 'pecah' tatkala pemeran utama, Adzana Ashel (Drupadi), dan Razan Zu (Raka), hadir menyapa penonton. Mereka didampingi tiga pemeran pembantu yakni Alika Jantinia (Nurul), Dinda Mahira (Maya), dan M Iqbal Sulaiman.

Adzana dkk berinteraksi langsung dengan para penonton lewat kuis berhadiah merchandise berupa baju. Suasana pun semakin heboh saat para pemain membuat tantangan: mencari penonton paling ekspresif.

Seketika studio yang dipadati penonton langsung riuh dengan teriakan dan goyangan. Mereka berlomba menarik perhatian para pemain, yang disambut gelak tawa kedua belah pihak.

Ashel dkk memuji antusiasme penonton di Makassar yang sangat heboh tapi tetap santun. Menurut dia, Cinema Visit di Makassar merupakan salah satu yang terbaik dari sisi penerimaan masyarakat. Hal itu tentunya membawa kebanggaan dan kebahagiaan bagi dia dan koleganya.

"Pecah banget. Saya sendiri sudah lima kali ke Makassar (promo film), ya tetap antusiasmenya seperti ini. Jadi, kami para pemain merasa sangat dihargai," kata dia.

Nurul menambahkan Cinema Visit di Makassar merupakan salah satu yang paling heboh. Ia senang melihat antusiasme tinggi penonton di Kota Daeng. "Penonton di Makassar pecah. Mereka sangat antusias, sangat ekspresif, jadinya kami sangat dihargai. Ini salah satu yang terbaik," tuturnya.

Pada kesempatan itu, Ashel dkk juga berbagi kisah terkait pembuatan film Pencarian Terakhir. Juga mengenai pesan moral dari film yang disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman. Film ini diketahui merupakan sekuel atau lanjutan dari film dengan judul yang sama pada tahun 2008.

Menurut Ashel, selama proses syuting selama 24 hari, dirinya bersyukur karena semuanya berjalan lancar. Meski bergenre horor, tapi dirinya dan koleganya malah menikmati keseruan dan kebersamaan.

"Kami having fun dan enjoy. Hampir tiap hari ada saja keseruan meski ini syuting film horor. Alhamdulillah, nggak ada pengalaman aneh," tuturnya.

Ditanya soal tantangan, Ashel menyebut tentunya lebih kepada medan atau kondisi lapangan yang menantang. Tentunya harus ada penyesuaian, misal jika ingin buang air besar.

Adapun soal pesan dari film Pencarian Terakhir, ia bilang sangat banyak. Misalnya terkait pentingnya menghormati tata krama dan menjaga alam. Film ini juga ini juga bercerita tentang persahabatan dan keluarga.

Film Pencarian Terakhir pun didedikasikan kepada jiwa-jiwa yang telah hilang dalam pelukan gunung. Juga kepada mereka yang tanpa pamrih melakukan operasi pencarian dan penyelamatan.

Sinopsis Pencarian Terakhir
Film Pencarian Terakhir 2025 menceritakan petualangan seorang gadis berusia 17 tahun yang menelusuri sebuah gunung untuk mencari orang tuanya yang hilang. Gadis tersebut bernama Drupadi atau akrab disapa Dru.

Ibu Drupadi, Sita, sebelumnya dinyatakan menghilang di Gunung Sarangan saat Dru berulang tahun yang ke-10. Peristiwa tersebut menyebabkan hubungan Dru dengan sang ayah yakni Tito merenggang dan menjadi dingin.

Tujuh tahun kemudian, tepatnya ketika menginjak umur yang ke-17 tahun, Dru memutuskan untuk kembali ke Gunung Sarangan demi mencari keberadaan ibunya. Keputusannya itu pun didukung orang terdekatnya.

Dru melakukan pendakian ke gunung tersebut bersama kekasihnya, Raka, serta teman-teman dekat seperti Maya, Ucok, Jamal, dan sahabatnya Nurul. Keputusan itu membawa petaka, yang membuat Tito dan sahabatnya, Oji dan Bagus serta Gancar akhirnya menyusul.

Perjalanan mereka bukanlah hal yang mudah. Medan yang sulit dan cuaca yang tak menentu menjadi tantangan besar. Namun, ikatan kekeluargaan yang erat serta canda tawa di antara mereka membuat petualangan itu tetap hangat dan penuh makna.

Namun segalanya berubah ketika mereka melanggar larangan yang berlaku di Gunung Sarangan, yaitu menerima makanan dari warga setempat. Sejak saat itu, gangguan supranatural mulai bermunculan. Satu per satu anggota rombongan Dru mengalami kejadian misterius dan menegangkan yang sarat nuansa horor.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru