Prof Budu Berencana Naikkan Tukin Dosen-Pegawai Unhas Jika Terpilih Rektor

Rabu, 08 Okt 2025 10:00
Prof Budu Berencana Naikkan Tukin Dosen-Pegawai Unhas Jika Terpilih Rektor
Bacalon Rektor Unhas nomor urut 3, Prof Budu, saat ditemui wartawan, di Gedung Fakultas Kehutanan Unhas, Selasa (7/10/2025). Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Pertarungan Bakal Calon (bacalon) Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Periode 2026–2030 memasuki tahap penyampaian gagasan dan penjaringan aspirasi yang diikuti enam kandidat.

Salah satu bacalon Rektor Unhas nomor urut 3, Prof Budu, optimistis memperebutkan kursi Rektor. Ia memiliki keinginan untuk membawa Unhas menjadi kampus unggul di tingkat nasional hingga internasional.

"Sebenarnya kita semua memiliki optimisme yang namanya bacalon Rektor, pasti memiliki rasa optimis dan saya termasuk optimis. Pertama saya punya riwayat kepemimpinan di Unhas ini seperti pernah menjadi wakil dekan, wakil rektor, dekan pascasarjana. Sehingga saya bercita-cita di akhir Unhas ini menjadi pucuk pimpinan tertinggi di kampus ini," ujarnya saat ditemui di lantai 2 Gedung Fakultas Kehutanan Unhas, Selasa (7/10/2025).

Mantan Wakil Rektor I Unhas periode 2014-2018 ini menyebut, Unhas telah menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) yang memiliki kewenangan dan otonomi untuk mencari pendapatan sendiri. Sehingga, kata dia, kampus Unhas bisa membuat produk agar bisa dikembangkan dan dijual kepada masyarakat.

"Tentu saja kan ini fakultas agro kompleks yang memiliki banyak sekali produk-produk inovasi program. Khusus program saya itu mau menghilirisasi dan dan mengkomersialisasi produk-produk itu menjadi sebuah produk yang dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat. Jadi produk-produk itu dikembangkan. Walaupun kita membuat pusat keunggulan riset dan akhirnya kita akan mencari satu kawasan yang namanya Science Tekhno Park untuk mengembangkan lebih jauh lagi," sebutnya.

Di sisi lain, Prof Budu dalam program kerjanya, mengaku sudah mengkalkulasi untuk menaikkan 100 persen Tunjangan Kinerja (tukin) untuk para dosen, pegawai, dan sebagainya di Unhas ketika ia terpilih menjadi Rektor di masa depan.

"Saya sudah hitung. Saya dianggap cukup bersemangat dan berani. Akan tetapi, setelah saya hitung bahwa saya sangat yakin pada poin pertama intensif kinerja wajib yang saat ini ada itu kita bisa naikkan menjadi 100% dan dalam masa saya periode ke periode ketika saya dihendaki menjadi Rektor, maka saya bisa menjadikan setara dengan itu," akunya.

Dokter Spesialis Mata itu menginginkan kesejahteraan pegawai harus merata dan tidak boleh dinikmati oleh kelompok tertentu. Menurutnya, pembangunan dan pengembangan Unhas merupakan hasil jerih payah sivitas akademika mencakup tenaga pendidikan, tenaga administrasi, karyawan, dan mahasiswa.

"Kita akan mencarikan cara untuk agar mereka bisa menikmati jadi istilahnya pasti masing-masing segmen ini berbeda-beda tapi kita harus mencarikan Bagaimana caranya mereka itu bisa menikmati hasil-hasil yang kita bisa buat di Unhas itu kemungkinan pengembangan pendidikan," harap Prof Budu.

Pria kelahiran Kabupaten Maros menekankan bahwa dengan menaikkan tukin pegawai, ia tidak menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa, tetapi mengembangkan lagi penghasilan bisnis kampus ke depan.

"PTNBH salah satu hallmarknya itu adalah mengembangkan bisnis bisnis dan memasukkan income generating yang bukan berasal dari UKT bahkan jika bisnis berkembang UKT kita bisa kasih turun. Bahkan mahasiswa kita untuk memberikan keringanan-keringanan pembayaran dan beasiswa atau kita gratiskan mereka dalam kondisi kondisi tertentu karena kita punya dana jadi jangan sampai berpikiran IKW 100% dan saya ambil dari UKT mahasiswa. Tidak begitu, sudah saya paham dari dulu," pungkasnya.

Diketahui, bacalon Rektor Unhas periode 2026-2030, diikuti enam kandidat, di antaranya Prof Jamaluddin Jompa, dr. Marhaen Hardjo, Prof Budu, Prof Muhammad Iqbal Djawad, Dr Zulfajri Basri Hasanuddin, dan Prof Sukardi Weda.

Para bacalon Rektor Unhas sudah melakukan sesi penyampaian gagasan dan penjaringan aspirasi yang kedua untuk Zona B (Pertanian), melingkupi Fakultas Pertanian; Fakultas Peternakan; Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan; Fakultas Farmasi; serta Fakultas Teknologi Pertanian.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru