Sidak ke SD Inpres IKIP, Wali Kota Munafri Nostalgia Masa Kecil

Selasa, 18 Nov 2025 12:12
Sidak ke SD Inpres IKIP, Wali Kota Munafri Nostalgia Masa Kecil
Wali Kota Munafri Arifuddin di salah satu kelas di SD Inpres IKIP. Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Ada momen yang berbeda ketika Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, melakukan inspeksi mendadak (sidak) di UPT SPF SD Inpres Kampus IKIP, Kompleks Perumahan Dosen IKIP Blok G-II, Jalan Raya Pendidikan Makassar, Selasa (18/11/2025).

Sidak yang biasanya berlangsung formal dan teknis, kali ini justru berubah menjadi perjalanan pulang kampung, kembali ke tempat di mana jejak pendidikan pertama kali ia pijakkan.

Di sela-sela pengecekan fasilitas dan berbagai instrumen penunjang proses belajar mengajar, Appi sapaan akrabnya, tiba-tiba larut dalam nostalgia.

Berjalan menyusuri ruang kelas, lorong sekolah, hingga halaman yang teduh, Munafri seperti kembali ke masa usia dini, ketika ia pertama kali duduk di bangku SD IKIP pada tahun 1981.

Di sekolah inilah ia menimba ilmu dasar hingga menamatkan pendidikan tahun 1987. Kehadirannya di SD tempat ia dibentuk pertama kali bukan sekadar kunjungan silaturahmi.

Di depan guru, Munafri mengungkapkan bahwa kedatangannya merupakan inisiatif pribadi untuk melihat langsung kondisi sekolah yang pernah menjadi tempatnya belajar dan tumbuh.

"Pagi ini, saya berinisiatif mau pergi lihat ini sekolah saya dulu saya tempati belajar menimba ilmu," ujar Appi.

Usai melihat langsung kondisi Sekolah dan berdialog dengan guru. Ada rasa hangat yang muncul ketika ia berdiri di depan ruang kelas yang dulu menjadi saksi masa kecilnya, tempat ia belajar membaca, berhitung, hingga bermain bersama teman-temannya.

Apalagi, ini adalah kunjungan pertamanya sejak ia tamat puluhan tahun lalu. Kini, sebagai Wali Kota Makassar, ia kembali bukan hanya sebagai pejabat publik, tetapi sebagai seorang anak yang menghormati "rumah pertama" pendidikannya.

Lebih dari itu, kedatangannya di SD IKIP juga membawa satu tujuan penting, memastikan keaslian data ijazah dan memastikan bahwa namanya tercatat resmi dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sebagai lulusan sekolah tersebut.

Sebuah langkah yang menunjukkan transparansi dan integritas, bahwa perjalanan pendidikannya jelas, asli, dan terdokumentasi.

"Saya punya ijazah SD Inpres IKIP. Saya di SD ini masuk sekolah, dan tamat tahun 1987," jelas mantan Chief Executive Officer (CEO) PSM itu.

Dari bangku SD tahun 1981–1987, melanjutkan ke SMP dan SMA negeri terbaik di Makassar, hingga berkuliah di Universitas Hasanuddin, Munafri berdiri hari ini sebagai Wali Kota Makassar yang kembali ke titik awal tempat semua mimpi itu bermula.

Sebuah momen sederhana, tetapi sarat makna, pulang, mengenang, dan memastikan rumah pendidikan pertamanya tetap menjadi tempat terbaik bagi generasi berikutnya.

Usai menyambangi Sekolah Dasar tempat ia mengawali perjalanan pendidikannya, UPT SPF SD Inpres Kampus IKIP.

Ia kemudian melanjutkan cerita perjalanan pendidikannya ke jenjang berikutnya, SMP Negeri 3 Makassar (1987–1990), SMA Negeri 2 Makassar (1990–1993), hingga meraih gelar sarjana di Universitas Hasanuddin (1993–1999).

Saat menelusuri halaman dan ruang kelas, kenangan masa kecilnya seolah kembali hidup.

"Saya habiskan bermain di sini. Iya dulu ini cuma sekolah, terus di belakang ini lapangan," tuturnya.

"Ada lapangan bola, lapangan apa. Lalu memang ini kalau tidak salah asetnya punyanya UNM, karena namanya SD Inpres Kampus IKIP," sambung Appi sambil menunjuk area yang dulu menjadi tempat bermain bersama teman-temannya.

Ketika ditanya soal kebutuhan pengembangan sekolah, Munafri tak menampik masih banyak hal yang perlu diperbaiki.

"Ada yang perlu dikembangkan di sini, Pak? Sebenarnya banyak yang harus dibenahi, tapi kita akan lihat pola kepemilikannya seperti apa," jelasnya.

Meskipun sekolah tersebut bukan berada di bawah naungan Pemerintah Kota Makassar, Munafri menegaskan bahwa pihaknya tetap akan melakukan koordinasi agar perbaikan fasilitas dapat direalisasikan.

Komitmen ini ia sampaikan sebagai bagian dari upaya memastikan kualitas lingkungan belajar tetap terjaga.

Soal peluang intervensi pemerintah, Munafri melihat potensi besar pada lahan luas di bagian belakang sekolah.

"Apakah pemerintah bisa intervensi? Karena di belakang lahannya masih cukup luas untuk dikembangkan. Banyak sekali bisa dibikin. Bisa dibikin sentra untuk kesenian atau kegiatan lain untuk anak-anak," ujarnya.

Kunjungan ini bukan hanya menjadi refleksi perjalanan hidup seorang Wali Kota yang kembali ke akar pendidikannya, tetapi juga menegaskan bahwa kepedulian terhadap dunia pendidikan tidak boleh dibatasi oleh status kepemilikan sekolah.

Munafri menegaskan komitmennya untuk mendorong kolaborasi lintas institusi demi memastikan fasilitas pendidikan dapat berkembang dan memberi manfaat bagi generasi penerus Kota Makassar.

Namun begitu, ia juga menuturkan, persoalan banjir yang kerap melanda kawasan tersebut dan butuh perhatian serius.

"Yang paling penting ini naik terus karena banjir. Jadi mungkin perhatian lebih ekstra. Nanti kita akan bicara, saya coba bicara dengan rektor," tutupnya.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru