Sadap Optimis Survei Andi Seto Akan Alami Kenaikan Signifikan

Tim Sindomakassar
Selasa, 02 Jul 2024 19:35
Sadap Optimis Survei Andi Seto Akan Alami Kenaikan Signifikan
Dewan Pertimbangan Tim Inti ASA, Syarifuddin Daeng Punna. Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Tim Inti Andi Seto Asapa (ASA), Syarifuddin Dg Punna menegaskan jagoannya itu masih bergerilya bertarung di Pilwalkot Makassar 2024. Penegasan ini sekaligus untuk membantah kabar miring perihal Andi Seto yang sudah menyerah.

Dg Punna bilang, Andi Seto tak pernah sekalipun memberikan pernyataan bahwa ia buang handuk. Apalagi saat ini, politisi Gerindra itu telah mendapat garansi dari partainya.

"Penilaian bahwa ASA telah buang handuk merupakan sebuah penggiringan opini yang sengaja dilakukan untuk merontokkan citra ASA," kata Sadap sapaannya.



Beberapa bulan terakhir, sejumlah Lembaga survei merilis hasil risetnya untuk Pilwalkot Makassar. Nama Andi Seto masih rendah di Bawah Munafri Arifuddin, Indira Jusuf Ismail dan Rusdin Abdullah.

"Kami sangat menghargai segala bentuk hasil survei. Tapi kami justru tidak menyangka bahwa hasil survei kita cukup signifikasn sebagai pendatang paling baru dibandingkan figur-figur lain," ujarnya.

Sadap bilang, tren survei Andi Seto sejatinya sudah baik. Apalagi mantan Bupati Sinjai itu merupakan pendatang baru di Pilwalkot Makassar 2024.

"Kami secara efektif baru sebulan melakukan sosialisasi di akar rumput, dengan intensitas yang belum begitu besar. InsyaAllah ke depannya ASA akan mengalami percepatan elektabilitas yang signifikan. Dan dalam waktu dekat ini Andi Seto Asapa akan deklarasi paketnya," tuturnya.



Dia juga mengajak kepada semua kandidat agar fokus adu gagasan dan visi soal Kota Makassar ke depan. Saling meruntuhkan citra kandidat satu sama lain, hanya akan membuat demokrasi semakin tidak berkualitas.

"Marilah kita fokus adu gagasan, adu visi. Visi siapa yang paling bisa membuat Kota Makassar semakin maju. Kita ketahui masih banyak persoalan di Kota Makassar yang masih perlu dibenahi serius," terangnya.

"Kita jangan saling menjatuhkan lah apalagi melalui pemberitaan yang tdk sesuai kode etik jurnalistik, karena ini tentu tidak mendidik masyarakat dan membuat demokrasi kita tdk berkualitas" tutup Sadap.
(UMI)
Berita Terkait
Berita Terbaru